Bela negara bukan wajib militer
Bela negara dipersiapkan untuk perang, karena perang ke depan adalah perang cuci otak.
Akhir Oktober lalu, Kementerian Pertahanan meluncurkan program baru, yaitu bela negara. Program yang resmi di buka tanggal 22 Oktober itu pun menuai kontroversi dari berbagai kalangan. Bukan tanpa sebab, banyak yang menilai jika program bela negara sama seperti wajib militer. Lalu ada juga yang menilai jika bela negara sudah tak lagi sesuai dengan relevansi kondisi Indonesia saat ini.
Kemudian ada juga pandangan jika program bela negara justru mengembalikan kejayaan Orde Baru, yang dikenal dengan militernya. Sebagai orang yang meluncurkan ide itu, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mencoba menjelaskan pro kontra program bela negara. Kepada merdeka.com, mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat era Presiden Abdurrahman Wahid mengatakan jika program bela negara bukan wajib militer.
"Jadi saya ulangi, bela negara ini bukan wajib militer. Karena kalau wajib militer orang alergi, padahal di mana-mana wajib militer orang tidak alergi," ujar Ryamizard saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, Rabu kemarin.
Lalu bagaimana ide program bela negara ini muncul? Ryamizard menjelaskan jika ide awal program ini karena dia merasa prihatin rasa nasionalisme rakyat Indonesia saat ini dilihat sudah mulai berkurang. Apalagi menurut dia, ancaman terhadap Indonesia ke depan menjadi alasan untuk meluncurkan program bela negara. Salah satunya ialah perang ideologi.
"Perang ke depan adalah mengubah pemikiran atau kita sebut cuci otak, kekuatan kita persatuan dan kesatuan. Bela negara itu adalah roh suatu bangsa," ujarnya menjelaskan.
Berikut petikan wawancara Ryamizard Ryacudu kepada Laurel Benny Saron Silalahi dan Arbi Sumandoyo dari merdeka.com soal program bela negara.
Bisa di jelaskan konsep seperti apa yang dijalankan dari program bela negara ?
Bela negara itu sebetulnya sudah berjalan lama, tetapi ya berjalan begitu saja. Bela negara kalau kita membuat, suatu kegiatan itu harus ada tujuan, harus ada batas waktunya, kapan dan apa yang harus dicapai. Jadi saya ulangi, bela negara ini bukan wajib militer. Karena kalau wajib militer orang alergi, padahal di mana-mana wajib militer orang tidak alergi. Apalagi ini bukan. Jadi tidak ada alasannya tidak diterima.
Seperti pramuka itu saja bela negara, apakah ditolak. Ini kan proses yang panjang sekali. Ujung-ujungnya bagaimana bangsa itu bangga dengan negaranya, dengan bangganya dia cinta. Bagaimana orang mau cinta bangga juga tidak. Nah kalau sudah bangga dan cinta pada negara disuruh apa pun pada negaranya pasti berbuat yang terbaik. Kalau dulu dia siap mengorbankan nyawa, perang dulu, kalau ini terlalu serem. Kalau sekarang dia bekerja keras untuk negaranya, memberantas korupsi, memberantas teroris apa segala macam untuk negaranya. Cuma itu. Tetapi kalau cuma gitu saja tidak usah pakai pelatihan, lima menit selesai, tetapi kan ada prosesnya. Bagaimana kebersamaan, bagaimana harus dilakukan.
Jadi bela negara itu memang ada yang agak panjang, itu kader. Nanti dia melatih, melatih, melatih, melatih, melatih, dan lain-lain. Tetapi kan ada pendamping tentara, begitu. Sekarang yang pemikirannya perang ke depan tidak kelihatan, tahu-tahu hancur. Perang ke depan adalah perang cuci otak. Jadi kita ke depan perang tidak usah pakai bom-bom nuklir segala macam, dengan cuci otak sudah bisa di taklukan, jadikan tidak perlu menghancurkan. Maksudnya di taklukan, ya sumber daya dikuras mungkin dikuasai, tidak berdaulat ya. Cukup itu, mengapa harus capek-capek.
Apa ide awal Anda membentuk program bela negara ?
Jadi ide awalnya bela negara muncul karena orang Indonesia rasa nasionalismenya berkurang Salah satunya itu. Saya melihat, kalau anak-anak mau 17 agustus tanya, enggak tahu toh. Padahal sudah SMA itu. Dia harus bisa menjabarkan apa itu Pancasila, karena tidak diajarkan itu bukan salah dia. Kita yang salah. Seperti saya ini merasa bersalah, tidak tahu karena saya ini juga termasuk, makanya saya harus mengajarkan itu semua. Jadi diajarkan juga, ngasih tahu, negara kita ini enak lho. Orang bilang tidak enak, siapa bilang tidak enak? Saya sudah keliling negara, Singapura itu dekat. Cina apalagi semuanya bela negara. Dibuatkan perumahan, flat segala macam, kalau disuruh dibongkar lagi, pindah tetap pindah. Tidak terganggu, memang sudah menikmati. Nah kita ini enak, tetapi akhirnya demo.
Kita lihat sekarang di Timur Tengah orang meninggalkan tanah tumpah darahnya dari kakek nenek pindah ke tempat lain karena tidak aman. Kita kan tidak mau pergi ke mana-mana, diusir tidak mau kita, berarti enak di sini nyaman. Mengungsi di perjalanan, dirampok orang, banyak mati, lebih parah menyeberang naik perahu disiapkan kapal 100 orang yang naik 500 tenggelam dia mati. Jadi cari aman itu sulit, mati. Belum tentu sampai. Nah kita ini, enggak ada.
Jadi kita harus bersyukur dikasih Tuhan iklim tropis tidak panas, sejuk. Saya itu heran kita tidak mencintai bangsa ini. Di sini aman masa tidak mencintai sih. Terima kasih dong dengan Tuhan kita dikasih negeri yang begini. Orang ngomong ekonomi, ekonomi, oke hitung-hitungan. Saya ke Bandung kemarin, lima tahun lalu Sabtu-Minggu Jakarta sepi sekarang macet. Ini berarti lalu lintas perekonomian jalan. Enak di sini. Kalau tidak cinta negaranya, keluar saja. Enak begini kok, yang lain-lain negara lain pindah mengungsi karena tidak enak, terancam. Masa tidak terima kasih ke bangsa ini. Terima kasih ini bentuk bela negara dari awal, baru kita kembangkan. Terima kasih ke Tuhan dikasih tempat negeri yang hebat seperti ini. Terima kasih kita ini mengerti pada negara ini. Tidak tiba-tiba memberikan rasa cinta, tetapi dikasih tahu. Kalau tidak dikasih tahu, tidak mengerti dia. Sudah bangga timbul rasa cinta. Mengorbankan bukan nyawa, tetapi pikiran dan semuanya.
Nabi Muhammad saja yang diperintahkan oleh yang menciptakan manusia untuk memberikan kebaikan pada orang saja tidak diterima, bahkan mau dibunuh. Sama juga Nabi Isa , dan lain-lain. Tetapi untuk melaksanakan kegiatan yang benar itu sulit memang, tetapi itu tantangan kita yang penting nama kita bisa bagus.
Bagaimana Anda melihat antusias warga terhadap program ini ?
Kalau antusias bukannya bohong ya, di sini saja banyak yang daftar apalagi di Sumatera Pekanbaru mengantre, bahkan ada yang mau bayar pakai uang sendiri. Antusias sekali. Saya bangga, terharu saya. Ternyata mereka ini bangga, pengen, tetapi kenapa tidak disalurkan gitu lho jadi bulat, satu. Dari ujung ke ujung ini sama membuat kader-kader supaya penyuluhan penjelasan satu. Kalau tidak masing-masing biasanya banyak yang lebihkan.
Siapa saja yang wajib ikut program ini ?
Jadi kita pertama kali dari anak-anak, ada macam-macam ya kan ada yang dari anak-anak, dari kelas 1 saya minta dengan Menteri Dikbud, Menteri Agama, mulai dari kelas 1 sudah diajarkan bangga bagaimana dia bangga kepada bangsanya cinta pada bangsanya. Kamu bangsa Indonesia, besar, kuat, mulai dari zaman Sriwijaya kita berkuasa sampai ke Madagaskar dia bangga dan cinta. Kalau tidak diciptakan ini, enggak tahu apa-apa, bagaimana dia mau bangga. Dikasih tahu sejarah. Sekarang bukan anak-anak SD saja, mahasiswa juga mesti diajar juga begitu.
Sekarang bagaimana itu hak asasi manusia yang disalah-salahkan, di seleweng-selewengkan, digunakan untuk kepentingan tertentu. Taat hukum bagaimana, apa sih korupsi itu. Bagaimana akibatnya. Kemudian kita di tempat bencana, seperti Jepang setiap saat bisa. Bagaimana kalau ada bencana mengamankan diri, menyelamatkan orang lain itu diperhatikan juga. Bela negara ini berhubungan dengan perilaku termasuk bencana. Untuk menghadapi ancaman kita harus siap Bela negara, membela bangsa. Jangan sampai ada bencana, orang hanya merokok saja. Saya melihat itu.
Bagaimana porsi latihan dari anak SD sampai SMA ?
Nanti diserahkan ke gurunya. Saya melihat gini dari anak-anak SD lain dong dengan anak SMP. Pada suatu saat 20 tahun yang lalu, saya lupa saya baca buku atau menonton TV seorang presiden datang ke sekolah. Anak-anak di kelas kumpul, anak-anak saya ada ini presiden Amerika, kamu tahu Amerika itu hebat, disegani lawan, dihormati semua dunia, sudah bisa ke bulan begini begini. Bangsa Amerika, yang lainnya wah hebat itu sudah bisa tergerak, itu tergerak, harus bisa menggerakkan. Bukan datang ke sekolah terus mengajarkan anak-anak berapa satu tambah satu berapa, dua, itu guru. Bukan begitu pemimpin. Pekerjaan diulang-ulang itu guru. Mulai dari yang kecil dulu kebanggaan. Cerita itu tidak gampang. Harus bangga semuanya. Amerika itu kan kumpulan orang, orang Cina, orang Vietnam, orang Indonesia segala macam itu. Kita bangsa Indonesia harus lebih dari itu.
Anda yakin program ini akan berjalan lancar ?
Saya lihat animo belum apa-apa sudah datang sendiri berbondong-bondong. Kemarin dengan saya datang dari mahasiswa, ormas-ormas, malah ada partai juga, pak kita bela negara nih, begitu. Sekarang kita harus mengatur yang benar. Ada tahapannya. SD kan tidak cukup itu saja naikin bendera, baris. Mana ada orang bela negara disuruh merayap-rayap menembak, mengarang saja itu, wajib militer itu, tidak mengerti itu. Perang ke depan itu cuci otak. Orang masuk ke sini bantu apa cuci otak, masuk ke sini masalah ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, bantu apa segala macam. Bapak lihat ke Cina, wah menguasai dunia, sudah kaya segala macam, lihat Amerika, artinya contoh itu.
Rusia itu satu daratan saja bisa pecah jadi 15. Kita ini banyak suku bisa digesek-gesek tetapi masih ada wawasan, masih ada wawasan jadi hanya segelintir orang yang terpancing. Apalagi kekuatan kita ini, sangat besar. Kita ini punya ratusan juta, jadi bangsa lain jangan macam-macam. Orang bangsa kita kalau bersatu tidak ada yang bisa lawan, negara mana sih yang berani melawan 250 juta orang militansi.
Apa tanggapan Presiden soal bela negara ?
Dari awal dukung. Karena ini menguntungkan juga, karena tugas pemimpin ada dua, satu mensejahterakan rakyatnya. Kedua memberikan rasa aman pada rakyatnya. Kalau tidak seperti itu tidak akan dipilih. Jadi dengan bela negara ya membantu presiden. Apalagi beliau itu revolusi mental. Dia langsung dukung. Cuma program diatur, dasar hukumnya juga sudah ada. Ada tiga. Sebetulnya menurut pakar hukum tidak butuh lagi. Sekolah masa pakai dasar hukum, Pancasila. Lebih baik di lapangan. Bagaimana caranya mudah diterima.
Banyak yang mengkritik program ini, mereka berpendapat "Seharusnya negara dahulu yang membela rakyatnya", bagaimana pendapat Anda ?
Negara sudah membela rakyat. Tidak terasa orang-orang di sini enak, enggak perlu lari-lari, yang lari-lari itu karena negara enggak membela rakyatnya. Disuruh lari kita juga tidak mau. Saya kadang kasihan lihat Pak Jokowi putar-putar, ke sana- ke sini, menteri kerja masing-masing saja tidak usah iring-iringan begitu, itu untuk siapa, buat rakyat. Membuat bendungan, irigasi buat rakyat. Tetapi belum kelihatan. Saya membantu di bidang pertahanan bagaimana mengamankan ini, bagaimana berkoordinasi dengan yang lain. Berjuang untuk negara belum ada, yang ada baru tentara. Kalau lihat ini pasti banyak kekurangan. Pastilah. Tetapi kalau orang yang tahu rasa begitu menghargai, Pak Jokowi baru setahun sudah bekerja maksimal. Mana ada presiden lain mau datang di tengah asap di sana. Pasti banyak ajudan yang melarang tetapi Pak Jokowi mau.
-
Apa yang ditemukan bersama jasad gadis Romawi tersebut? Yang menarik, jasad gadis ini dikubur dengan setumpuk perhiasan berusia 1800 tahun.
-
Kapan Rusunawa Marunda ditinggal penghuninya? Rusunawa Marunda sudah terbengkalai dan tidak berpenghuni lagi sejak September 2023.
-
Apa yang dilakukan Fadil Jaidi bersama Rafathar dan Rayyanza? Fadil Jaidi memandang Rafathar dan Rayyanza seperti adik sendiri, dan momen kebersamaan mereka tak luput dari sorotan penuh kasih netizen.
-
Kenapa Nia Ramadhani ingin Mainaka rajin berolahraga? Nia Ramadhani mengungkapkan bahwa dia ingin anaknya, Mainaka, rajin berolahraga agar stamina Mainaka meningkat untuk kebaikan.
-
Kenapa Raden Adipati Djojoadiningrat berani melamar Kartini? Karena gagasannya ini, pada awal abad ke-20 Kartini mampu mendirikan sekolah perempuan pertama di rumahnya yang berada di Kabupaten Rembang untuk memberdayakan perempuan sehingga bisa membaca, berhitung, dan menulis.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.