Jejak Timur Tengah di Kampung Condet
Disebutlah Betawi keturunan Arab.
Menelusuri jalan raya Condet seolah berada di Timur Tengah. Kampung betawi ini memang kental dengan rasa Arab di dalamnya. Toko-toko penjual busana muslim dan produk dari Tanah Suci seperti air zamzam menarik perhatian mata. Wangi shisha bercampur parfum menusuk hidung. Belum lagi aroma makanan dari rumah makan yang menyajikan masakan Timur Tengah seperti nasi kebuli dan nasi mandhi. Tak heran, banyak warga Ibu Kota mengenal Condet dengan perkampungan Arab.
Julukan ini disematkan seiring dicabutnya SK Gubernur Ali Sadikin yang sebelumnya menetapkan Condet sebagai kawasan cagar budaya Betawi. Secara tidak disadari rasa dan nuansa Arab yang dibawa pendatang, masuk dalam kehidupan mereka sebagai orang betawi asli. Kondisi ini tidak aneh mengingat semakin banyak warga pendatang keturunan Arab bermukim di Condet.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Apa usulan Bamus Betawi terkait pemerintahan Jakarta? Kita sudah berembuk di dalam internal majelis adat, ada empat usulan itu. Yang pertama tentang susunan pemerintahan. Kita mengusulkan agar gubernur dan wakil gubernur ditunjuk oleh presiden," kata Oding saat dihubungi merdeka.com, Kamis (7/12).
-
Dimana tempat wisata sejarah di Jakarta yang memiliki penjara bawah tanah? Menariknya, di bawah museum fatahilah ini terdapat berbagai penjara bawah tanah yang bisa kamu kunjungi dan dapat merasakan bagaimana di dalam penjara tersebut.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kenapa Dewi Perssik merantau ke Jakarta? Ia memulai kariernya dari nol setelah mengambil keputusan untuk merantau ke Jakarta demi mewujudkan impiannya sebagai penyanyi.
Hasan Al Masyhur, salah satu warga keturunan Betawi dengan darah Timur Tengah di dalamnya.
"Kakek saya Habib Muhsin bin Muhammad Al Attas dari Yaman, keluarga ibu saya asli Betawi, asli Condet, ya disebutlah Betawi keturunan Arab," cerita Hasan saat berbicang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu.
Kakeknya adalah salah satu ulama besar Condet. Hasan mengisahkan, awal abad ke-19, para imigran dari Yaman Selatan berdatangan ke Tanah Air. Mereka menggunakan kapal uap yang menggantikan kapal layar. Dengan begitu pelayaran lebih cepat dan aman menuju Indonesia.
"Tahun 1934 orang Arab hijrah ke sini, tujuannya buat dagang sambil syiar," kata Hasan.
Warga keturunan Arab yang datang dan bermukim di Condet berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Warga Arab kebanyakan datang seorang diri, kemudian menikahi wanita pribumi. Terlebih, mereka beragama Islam sehingga lebih cepat berbaur dengan penduduk setempat.
Meski budaya Arab kian melekat dengan kawasan Condet, masyarakat Condet enggan menyebut wilayahnya dengan sebutan Kampung Arab. Mereka lebih senang menjunjung tinggi nama Kampung Betawi.
"Bukan cuma dari Arab kok (yang tinggal di Condet), ada juga orang China. Dari dulu Condet itu ya Kampung Betawi," kata Iwan Setiawan, tokoh masyarakat Balekembang, sekaligus pendiri Yayasan Cagar Budaya Condet.
(mdk/noe)