Melongok warung remaja antitawuran Jakarta
"Semuanya bermula dari pemuda, nanti kena bacok sampai meninggal, pasti otomatis melibatkan orang tua," kata Randi.
Duduk seorang pria muda berkaos biru di depan komputer sambil mengoperasikan sejumlah alat rekaman musik berjejer dalam satu ruangan. Di sebelahnya terlihat seorang remaja wanita tengah bernyanyi memadukan nada diiringi musik tadi.
Anak-anak muda itu ternyata sedang menyalurkan kreativitas bermusik di sebuah markas komunitas sosial kepemudaan di Jalan Matraman, Jakarta Pusat.
Sore itu, matahari sudah mulai terbenam. Saat merdeka.com menyambangi basecamp tadi, spanduk besar bertuliskan Warung Inspirasi (Waris) terpasang di tembok menuju pintu masuk. Mereka merupakan kumpulan pemuda yang secara sosial fokus pada masalah konflik kekerasan di ibu kota.
Penggagas komunitas ini bernama Randi Rachmadi. Dia terlihat asyik bak produser musik sibuk mengarahkan band musik para anggotanya.
Randi menjelaskan, lima tahun terakhir tawuran antar warga kampung di wilayah Jakarta menjadi tontonan lumrah khususnya masyarakat di ibu kota. Awalnya, konflik menyasar pada kalangan pemuda dan remaja. Di situ, lelaki berusia 23 tahun itu meredamnya lewat musik.
Menurut dia, para remaja itu biasanya cenderung menjadi pelaku tawuran, satu per satu aktornya dirangkul menjadi sebuah tim bermusik bekerja sama hingga mengurangi konflik kekerasan. Dari kawasan kampung wilayah rawan konflik Jakarta Pusat, seperti Kampung Tambak, Manggarai, Matraman, sampai Setiabudi, Jakarta Selatan.
"Musik memang bahasa paling universal" katanya kepada merdeka.com di lokasi, Jakarta, kemarin. Di markas komunitas itu terbuka 24 jam saban hari. Sebagian besar anggotanya banyak beraktivitas di rumah besar tepat di seberang Taman Amir Hamzah itu.
Tak mudah bagi lelaki asli Jakarta itu masuk ke lingkungan keras dengan kondisi ekonomi mengenaskan, terutama dengan warga yang hobi tawuran saban malam. Sederet motif alasan tawuran dari mulai kelompok anak-anak sampai melibatkan orang tua.
Tawuran itu, Randi melanjutkan, ternyata tujuannya untuk menunjukkan eksistensi. Berawal dari konflik anak sampai keluarga hingga warga sekampung. "Semuanya bermula dari pemuda, nanti kena bacok sampai meninggal, pasti otomatis melibatkan orang tua dalam tawuran," kata lelaki yang cuma lulusan sekolah menengah atas itu.
Secara tak sadar, Randi bersama tim mulai meneliti dalam jangka tiga tahun terakhir. Perlahan benang merah persoalan tawuran di Jakarta ini mulai terajut.
Randi mengungkapkan, tawuran antar kampung di ibu kota sudah dimulai sejak belasan tahun lalu. Dari periode 90-an tawuran antar warga sudah pernah terjadi. Terakhir, terjadi pada akhir tahun lalu, dua kampung berseberangan antara Tambak dan Manggarai, Jakarta Selatan, meletus gara-gara rebutan lahan parkir.
Latar belakang ekonomi sekaligus uang memang menjadi pemicu utama dari berbagai alasan lainnya. Randi sendiri mengidentifikasi berbagai persoalan terkait dengan tawuran antar warga di wilayah rawan konflik. Mulai dari persoalan lahan parkir, narkoba, sampai persoalan pemilihan presiden (pilpres). Akibatnya, tawuran menggunakan senjata tajam, petasan, sampai perang batu, terjadi.
"Setelah saya lulus sekolah, tahun 2009 akhir, sejak saat itu saya berkonsentrasi coba mengurangi tawuran antar warga. Sebelumnya, hampir tiga tahun sendirian mendalami kehidupan kampung-kampung rawan konflik. Barulah 2011, waris dibuat," ujarnya.
Dia mampu menjadi agen perubahan sosial bagi pemuda-remaja pemukiman kelas bawah tersebut. Dia bersama komunitas ciptaannya mampu mengurangi budaya tawuran melalui penyaluran kreativitas bidang musik dan seni.
Kini, ratusan remaja menjadi anggota Warung Inspirasi (Waris) dengan menghindari tawuran dengan kegiatan positif lainnya. "Semuanya bertemu secara kebetulan dari bermusik, hingga masuk ke tiap stakeholder yang ada," ujarnya.
Peran pemerintah, petugas dan aparat tak mampu lagi menangani masalah secara mengakar, komunitas Waris mempunyai peran penting dalam perhatiannya terhadap konflik budaya kekerasan di ibu kota.
Baca juga:
Meredam tawuran dengan seni musik
Tawuran antar pelajar di Pondok Labu, 2 siswa kena bacok
Ingin berdamai, pelajar SMA beda sekolah di Medan malah tawuran lagi
Tawuran pelajar di Pekanbaru tewaskan seorang ibu rumah tangga
Ahok: Kalau anak sekolah mau jadi jagoan masuk ke sasana tinju
Sering tawuran, 10 pelajar bandel di Semarang digunduli
-
Kapan komunitas Wara-wiri Mengajar dibentuk? Sebelumnya Wara-wiri Mengajar berangkat dari sebuah taman baca masyarakat yang dibentuk sejak 2017 lalu.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Terowongan Sawahlunto dibangun? Dilansir dari beberapa sumber, Terowongan Lubang Kalam atau bisa juga disebut Terowongan Sawahlunto ini didirikan oleh pemerintah Belanda sekira tahun 1892.
-
Apa itu Tekwan? Tekwan merupakan salah satu hidangan khas Sumatera Selatan yang menjadi bukti nyata kekayaan kuliner di daerah tersebut. Hidangan ini menggabungkan berbagai rasa dalam satu mangkuk, mulai dari bakso ikan, udang cincang, dan jamur sebagai bahan utamanya. Sementara bahan pelengkapnya adalah mie, tauge, dan irisan daun bawang. Ditambah lagi kuah kaldu ikan-nya secara langsung memperkaya cita rasa tekwan yang nikmat.
-
Bagaimana TKW tersebut menghibur majikannya? TKW berkerudung yang bernama Fitri itu terlihat duduk di samping majikan yang sedang memegangi kepalanya. Ia kemudian menawarkan diri untuk membacakan sholawat.
-
Apa itu Kulat Pelawan? Heimioporus sp adalah sebuah jenis jamur langka dengan warna dominan merah di batang hingga payungnya. Ia juga berwarna kuning, sedikit putih di sisi bawah. Ukurannya beragam, ada yang kecil, sedang sampai sebesar kepalan tangan anak-anak.