Miskin di kota kaya di desa
"Hampir 50 persen di kampung ini usaha Warteg," ujar Kepala Desa Sidakaton, Haji Untung.
"Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian", Mungkin peribahasa itu cocok untuk menggambarkan bagaimana kehidupan pedagang warung Tegal di perantauan. Kebanyakan, mereka hidup apa adanya. Tempat usaha disewa sekaligus juga dijadikan hunian. Apalagi kebanyakan warteg-warteg seperti di Kota Jakarta buka hingga 24 jam.
Seolah tak percaya ketika menyambangi kampung warteg di Desa Sidakaton, Kelurahan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Jejeran rumah mewah mirip komplek perumahan elite di Jakarta itu begitu mengundang decak kagum. Mayoritas rumah-rumah itu dimiliki oleh para pedagang warteg. "Hampir 50 persen di kampung ini usaha Warteg," ujar Kepala Desa Sidakaton, Haji Untung saat berbincang dengan merdeka.com di kediamannya beberapa waktu lalu.
Memang, hampir semua penduduk di Desa Sidakaton sebagian penghuninya berprofesi sebagai pedagang warteg. Tak terkecuali dengan Haji Untung yang kini menjabat Kepala Desa di Kampung Warteg Sidakaton. Lelaki berbadan tambun itu juga merupakan pedagang warteg. Dia hingga kini masih memiliki usaha Warung Tegal di Jembatan Dua, Jakarta Utara. Usaha itu pun kini diteruskan oleh anaknya. "Alhamdulillah saya masih punya," ujar Haji Untung.
Jejeran rumah mewah berharga miliaran itu memang menjadi bukti jika penduduk asli Desa Sidakaton memang sukses di perantauan. Menurut Haji Untung, pembangunan rumah-rumah mewah di desanya itu memang menjadi motivasi bagi warganya yang lain. Apalagi dengan pembangunan para pedagang warteg itu juga membawa manfaat bagi tempat kelahirannya. "Mereka juga menjadi salah satu penyumbang pajak terbesar," ujarnya. Menurut Haji Untung, para pedagang warteg asal Desa Sidakaton merupakan taat pajak.
Meski banyak menilai sinis soal perilaku pedagang warteg di perantauan karena justru membangun desanya, namun tidak bagi penduduk desa Sidakaton. Menurut Haji Untung, selain memberikan kontribusi pajak dari pembangunan desa, pedagang-pedagang warteg ini juga ringan tangan terhadap para tetangganya. Bahkan setiap setahun sekali saban Lebaran Anak Yatim, warga kurang mampu di Desa Sidakaton juga mendapatkan berkah dari pedagang warteg.
Saban tahun mereka rutin memberikan amal untuk tetangga di desanya yang kurang mampu. Bukan hanya suka beramal, untuk pembangunan jalan dan segala bentuk pembangunan desa, pedagang warteg ini juga memiliki sumbangsih besar. Mereka juga memberikan sumbangan untuk pembangunan tempat kelahiran mereka. "Setahun sekali biasanya sering diadakan acara amal ketika Lebaran Anak Yatim," ujar Haji Untung.
Hal senada juga dikatakan Dastoro, salah seorang pedagang warteg juga menjadi pengurus di Koperasi Warung Tegal. Menurut dia, keberadaan rumah-rumah mewah di kampung warteg Sidakaton sejatinya memang membawa hal positif bagi desanya. Apalagi menurut dia, sumbangsih terhadap pajak bagi Desa Sidakaton juga diperoleh dari para pedagang-pedagang warteg.
Alasan lain kenapa banyak pedagang warteg membangun rumah di kampung dibanding dengan di tempat dia usaha itu terjadi lantaran harga rumah di kota jauh lebih mahal. Jadi menurut Dastoro, pada akhirnya pedagang-pedagang warteg itu justru membangun rumah di kampung halamannya. Apalagi, tanah dimiliki pedagang warteg itu juga luas. Namun demikian pergeseran membangun di desa juga sudah berubah saat ini. Banyak juga kata dia pedagang warteg yang membeli rumah di kota tempa mereka berusaha.
"Kalau sekarang sudah banyak orang-orang warteg yang punya rumah di Jakarta," ujar Dastoro.
Simak video liputan mewahnya kampung warteg berikut.
-
Di mana desa Tegal Wangi terletak? Desa Tegal Wangi di Jimbaran, Badung, Bali, kini menjadi hidden gem yang menawarkan keindahan pantai dengan suasana tenang.
-
Apa keunikan dari Desa Tegal Wangi? Keunikan desa ini juga terletak pada lokasinya yang belum banyak diketahui orang, alias masih hidden gems.
-
Kapan para perantau Tegal mulai membuka Warteg di Jabodetabek? Hingga pada era 1960-an, perantau dari Tegal mulai mencari peruntungan di Jabodetabek dengan membuka warteg.
-
Siapa yang dimakamkan di kampung Tegalsari? Sebagai sesepuh kampung Tegalsari, jenazah Eyang Kudo Kardono dimakamkan di sini.
-
Apa yang dilakukan warga Tegal saat kekeringan? Masyarakat Tegal di pesisir pantai utara meminta hujan dengan tradisi tari yang unik.
-
Dimana lokasi dari kampung Tegalsari di Kota Surabaya? Keberadaan kampung Tegalsari di Kota Surabaya berkaitan erat dengan perjuangan seorang panglima perang Majapahit yang bernama Kudo Kardono.
Baca juga:
Melongok istana megah pedagang warteg
Kisah sukses pedagang warteg
Hikayat tempe di Warung Tegal
Keramat Jumat kliwon di Desa Sidakaton
Praktik mistis pedagang warteg