Penangkaran buaya Blanakan memprihatinkan
"Ini kondisi kayak begini, sudah sejak lama, belum pernah ada perbaikan," kata seorang pengunjung.
Semilir angin menerpa kulit terasa kian sejuk. Deretan pohon mangrove menyapa pengunjung yang masuk ke Penangkaran Buaya di Blanakan, Subang, Jawa Barat. Lokasi penangkaran memang terlihat asri dan teduh. Namun, di antara pemandangan alamiah itu justru nampak kondisi miris fasilitas kandang buaya itu.
Terdapat tiga kolam buaya yang semuanya dikategorikan sesuai umur. Untuk kolam pertunjukan terdapat buaya Jack dan Baron. Di kolamnya terdapat tribun penonton yang sudah usang dan rusak. Lantai juga sudah mulai mengelupas, di pojokan tembok sudah mulai hancur. Di tribun tersebut mampu menampung puluhan pengunjung setiap akhir pekan.
Buat kolam pembiakan atau rearing, kondisinya lebih miris. Dengan ukuran 15 meter kandang terbagi menjadi tiga bagian. Di dalamnya air sudah berubah menjadi ungu, atapnya terbuat dari asbes dengan kondisi rusak parah cenderung hampir roboh. Kandangnya dilapisi kawat sudah berkarat seluruhnya. Penangkaran buaya yang dibangun sejak 1983 itu memang nampak tak terurus.
"Ini kondisi kayak begini, sudah sejak lama, belum pernah ada perbaikan," kata salah satu pengunjung, Maman kepada merdeka.com di lokasi, Subang, Jawa Barat, pekan lalu. Dia selalu membawa putrinya saban akhir pekan datang.
Di tengah kandang sekaligus kolam buaya tersebut berdiri kantor pengurus penangkaran. Namun, jarum jam masih menunjukkan pukul 14.00 WIB, sementara para petugas tak terlihat satupun. Pintu kantor juga tertutup rapat. Kondisi gedung kantor tak berbeda jauh, langit-langit pada pintu masuk sudah mulai bolong dan hilang satu per satu. Hanya terlihat dari luar sebuah foto dokumentasi buaya-buaya asli penangkaran.
Pada sekitaran kantor tersebut terdapat kolam-kolam yang ditumbuhi pohon-pohon bakau. Aksesnya terbuka bagi para warga sekitar. Sebab bagi warga sekitar biasanya pantang membayar tiket masuk. Mereka lebih suka masuk melalui jalan perkampungan melalui pintu keluar kawasan wisata.
Padahal, buat masuk ke kawasan satu-satunya penangkaran buaya di wilayah Jawa Barat ini juga tak menunjang. Akses masuknya sendiri sulit dilalui kendaraan roda empat ataupun roda dua. Jalannya berkubang di mana-mana. Untuk bisa masuk dari jalan utama harus menempuh delapan kilometer.
Di tempat lain, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar mengaku prihatin dengan pengelolaan satwa liar dan penangkaran hewan dilindungi tersebut. "Sebetulnya kita juga akan melakukan cek dan periksa ke lapangan kondisinya seperti apa, karena buat semua itu memang ada persyaratan khusus bagi masyarakat," ujarnya usai menghadiri diskusi di Jakarta, Kemarin.
Baca juga:
Terpesona daging, kulit dan penis buaya
Buaya juga pencinta wanita
Rahasia ajian penakluk buaya
Mengenal Jack dan Baron, jawara buaya dari Blanakan
-
Di mana Pantai Balekambang berada? Pantai ini terletak di Desa Srigonco, Kec. Bantur, Kab. Malang, Jawa Timur.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Dimana lokasi Jembatan Talang Bululawang? Jembatan Talang Bululawang (Waterbrug te Boeloelawang Malang) terletak di dua desa, yaitu Desa Bululawang dan Desa Krebet Senggrong, Kabupaten Malang.
-
Di mana Situs Patapan Serang berada? Desa Nagara yang terletak di Kecamatan Kibin, Kabupaten Serang memiliki bukti peninggalan sejarah yang menyerupai tumpukan batu.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.