Salahi aturan adat
"Kita ini monarki demokratis bukan monarki absolut," kata Nuzuliddin Mudaffar Sjah.
"Kita ini monarki demokratis bukan monarki absolut," Nuzuliddin Mudaffar Sjah menegaskan, saat ditemui merdeka.com semalam di Rumah sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, tempat Sultan Mudaffar Sjah kini dirawat. Nuzuliddin adalah anak Sultan Mudaffar dari istri kedua bernama Talha al-Mahri.
Dia berani memastikan kisruh mengenai takhta di Kesultanan Ternate tidak bakal memicu perang saudara. Alasannya, Kesultanan Islam telah berdiri selama delapan abad ini telah memiliki sistem berjalan dengan semestinya.
Kesultanan Ternate berbeda dengan kerajaan-kerajaan lain di Indonesia. Mereka tidak mengenal putera mahkota, pangeran, atau gelar-gelar bangsawan lainnya.
Untuk menjadi sultan Ternate bukan lewat penunjukan putera mahkota. Semua dipilih melalui Bobato 18, dewan adat beranggotakan 18 orang. Dan hanya anak lelaki sah sultan bisa ikut dalam kontes itu. Nuzuliddin mencontohkan Sultan Mudaffar Sjah bukan putra sulung, tapi dia terpilih menjadi raja setelah mengikuti prosesi adat.
Untuk proses pemilihan mendatang bakal melibatkan tujuh putra sultan dari tiga istri. Semua akan dinilai, termasuk diuji membaca Alquran tulisan tangan tanpa baris atau Arab gundul," ujarnya. "Tapi yang paling penting akhlaknya."
Prosesi ini tidak berhenti sampai di situ. Ada ritual magis melibatkan ruh para leluhur. "Sejak lahir calon sultan ternate itu sudah ada tanda dan hanya bisa diketahui saat pemasangan mahkota," tuturnya.
Itulah puncak dari pemilihan penguasa Ternate. Sultan terpilih adalah orang merasakan aura tertentu dari mahkota. "Dia bisa melihat masa depan dan masa lalu. Dia bisa menyaksikan semua isi keraton baik nyata atau gaib," katanya.
Kalau calon tidak cocok, Nuzuliddin menjelaskan, bisa saja ketika dipasangi mahkota terasa berat atau seperti memakai topi, atau bahkan pingsan.
Untuk melaksanakan prosesi pemilihan sultan tidak bisa sembarangan waktunya. Bobato 18 baru bakal menggelar hajatan itu dengan syarat ada perintah sultan masih berkuasa atau setelah sultan meninggal. "Karena itu penobatan anak kembar Nita menyalahi aturan adat," ujarnya.
Tapi Boki Ratu Nita Budhi Susanti berkelit. Dia mengaku telah mendapat surat wasiat memerintahkan penobatan putra kembarnya, Ali Tajul Muluk dan Gajah Mada. Dia malah menuding anak-anak dari tiga istri tua sultan iri dan dengki atas keputusan itu.
"Mereka memang pikirannya mash duniawi, rekam jejak mereka nggak bagus perilakunya," tutur Nita melalui WhatsApp pertengahan Oktober tahun lalu. "Mereka selalu memalukan sultan."
Kisruh ini tidak berhenti di situ. Keluarga besar sultan mencurigai Ali Tajul Muluk dan Gajah Mada bukan anak sah dari hasil pernikahan Nita dan Sultan Mudaffar.
Nuzuliddin menegaskan pihaknya sudah mengantongi bukti rekaman Sultan Mudaffar soal kebohongan dilakoni Nita. "Dia telah menggali kuburnya sendiri."
Baca juga:
Berebut takhta Ternate
Istri Sultan Ternate: Sedih kalau lihat kamar enggak ada suami
Ratu Nita desak polisi proses kasus 'penculikan' Sultan Ternate
Boki Ratu: Saya permaisuri, bukan istri keempat Sultan Ternate
5 Fakta 'penculikan' Sultan Ternate di rumah istri keempat
Harta, tahta dan wanita di balik 'penculikan' Sultan Ternate
-
Kapan Sri Sultan Hamengkubuwono II memerintah? Ia memerintah pada kurun waktu tahun 1792-1828.
-
Kapan Sultan Iskandar Muda berkuasa? Ia berkuasa dari tahun 1607 sampai 1636.
-
Di mana Tari Topeng Kemindu menjadi bagian dari tata krama Kesultanan Kutai Kartanegara? Tari ini juga menjadi bagian dari tata krama protokoler penyambutan tamu kehormatan di lingkungan Kesultanan Kutai Kartanegara.
-
Kapan Sultan Syarif Kasim II resmi menjadi Sultan Siak? Karena usianya yang masih cukup muda dan sedang menempuh pendidikan di Batavia, Syarif Kasim II resmi menjadi Sultan Kerajaan Siak pada 13 Maret 1915 dengan gelar Sultan Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin.
-
Bagaimana Sultan Agung mempertahankan kekuasaannya? Pada masa awal pemerintahannya, Sultan Agung menghadapi tantangan dari pemberontakan dan konflik internal. Ia mengambil tindakan tegas untuk mengamankan tahtanya dan menghilangkan potensi pesaing.
-
Apa yang dirancang Sri Sultan Hamengku Buwono I di Keraton Yogyakarta? Arsitektur dari Keraton Yogyakarta juga sepenuhnya dirancang oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I. Bahkan, semua hiasan dan juga tumbuh-tumbuhan yang ditanam di kompleks keraton dirancang sedemikian rupa sehingga memiliki nilai filosofis dan spiritual yang tinggi.