Tersingkir di negeri sendiri
Pengusaha mal lebih memanjakan merek asing ketimbang lokal.
Dia sudah hampir seperempat abad merintis usaha pakaian. Berawal dari Kota Bandung kini menjelajah ke kota-kota besar lainnya. Di Jakarta koleksi pakaiannya sudah mejeng di pusat belanja mentereng.
Tapi kini riwayatnya hampir punah oleh gempuran merek-merek pakaian asing. Dukungan pengelola pusat belanja terhadap merek luar negeri dibanding lokal walau kualitasnya tak kalah baik menggerus mereka. Sejak awal milenium, usai resesi menimpa Asia termasuk Indonesia, pusat getol dibangun. Merek-merek papan atas dunia pun berlomba menghiasi mal anyar.
Pengusaha lokal berinisal DR mengaku awalnya mempunyai 50 gerai di pusat belanja seluruh Indonesia. Setengahnya di Jakarta. "Saya rintis sejak 1990-an, masih sistem grosir-grosir. Setelah itu baru buat merek lokal," katanya saat ditemui merdeka.com Jumat malam pekan lalu di sebuah kafe di Jakarta Selatan. "Semua produksi di Indonesia tapi sekarang kita dianaktirikan."
Barang dagangnya terusir dari pusat belanja di kawasan elite Jakarta Pusat. Sebab pengelola memberlakukan pemindahan gerai secara sepihak. Gerainya mulanya tepat di muka tangga jalan, namun usai kontrak habis merek asing muncul. Lokasi gerainya ditendang ke pojok-pojok lantai.
"Itu awal-awal baru bangun tahun 2000-an kita masih ditaruh di tempat bagus," ujar lelaki berajah ini. "Habis itu kita tidak mau perpanjang kalau begitu caranya."
Dia mengungkapkan mal-mal besar di Jakarta sangat menganakemaskan merek-merek papan atas dunia. Mereka bisa mendapat gratis sewa selama tujuh bulan meski menempati lahan seribu meter persegi. "Mereka pun dibayari untuk berpromosi."
Setelah itu merek-merek asing ini dikenakan ongkos sewa tempat jauh lebih kecil ketimbang pakaian merek lokal. "Kalau untuk kita harga sewanya tinggi dan naik terus tiap tahun 20 persen," tuturnya dengan nada emosi.
Menurut dia, di pusat-pusat belanja tersohor di seantero Jakarta hampir tidak ada pakaian merek lokal bertengger. Semua dijajah cap asing. "Kalau mau jujur kita siap bersaing kalau soal kualitas, tapi kalau berat sebelah diberlakukan kita pasti mati lokalnya," katanya dengan suara meninggi. Dia menambahkan kini cuma mempunyai 12 gerai di lima pusat belanja di ibu kota.
Ketua Umum Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APBI), Handaka Santasa membenarkan adanya tindakan diskriminasi oleh pemilik mal terhadap pakaian merek lokal. "Dua tahun lalu soal ini juga ada, tapi yang melapor ke kita tidak
memberitahu mal mana, kan nggak jelas," ujarnya. "Kalau memang benar ada main seperti itu adukan ke kita nanti akan kita tegur."
Baca juga:
Dicekik pengelola pusat belanja
Serbu pinggiran Jakarta
-
Kapan Dayana lahir? Dayana lahir pada 22 Februari 2023, sejak masih mungil-mungilnya, ia sudah sering tampil fashionable.
-
Dimanakah Embung Alastuwo berada? Embung Alastuwo yang terletak di Desa Wonolepo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sudah lima bulan ini kering tanpa air.
-
Kenapa Kekeyi sering dicibir? Sayangnya, terkadang momen heboh Kekeyi malah mendapat cibiran.dari sejumlah. Malahan ada beberapa komentar bernada body shaming padanya.
-
Kenapa Dayana sering mendapat pujian? Karena gemas, Dayana menjadi salah satu anak artis yang kerap banjir pujian.
-
Dimana Ayu Ting Ting tinggal? Meski berada di gang sempit yang hanya bisa dilewati satu mobil, rumah Ayu Ting Ting dalamnya justru luas banget!
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.