Wayang Atut dalang Wawan
Wawan menguasai 80 persen proyek di Banten.
Nama Tubagus Chaeri Wardhana alias Wawan akan sulit ditemui dalam administrasi pemerintahan terkait proyek mercusuar di Provinsi Banten. Namun adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ini telah lama menjadi buah bibir di seantero Banten. Wawan dikenal sebagai gubernur bayangan.
Dia memegang kendali proyek berjumlah hingga ratusan miliar di Banten. Dia mengepalai Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Swasta. Sehingga bisa menunjuk langsung siapa pegawai negeri berhak menduduki posisi penting di Provinsi Banten.
"Wawan itu gubernurnya, ibaratnya gubernur bayangan. Atut cuma boneka," kata seorang pemuka masyarakat Banten terhitung masih kerabat dengan Chasan Sochib, ayah kandung Atut.
Atut kerap meminta masukan kepada Wawan untuk menempatkan pejabat. Wawan juga penyandang dana bagi Atut. Dia disebut-sebut sebagai pencari fulus untuk memperpanjang dinasti Chasan di Banten.
"Ibaratnya dia itu bank. Jadi setiap saudaranya maju pemilihan kepala daerah, uangnya digunakan untuk pemenangan," kata seorang sumber merdeka.com. Kabarnya untuk memenangkan istrinya sebagai wali kota Tangerang Selatan, Wawan menggelontorkan Rp 72 miliar.
Sumber lain dari Kamar Dagang dan Industri Provinsi Banten mengatakan seluruh proyek di sana harus melalui Wawan. "Iya, 80 persen proyek provinsi dikerjakan dia," ujarnya. Dia mengungkapkan wawan jarang turun buat menggarap proyek-proyek kecil. Dia baru terjun langsung jika nilai proyek di atas Rp 20 miliar.
Wawan memang disegani di kalangan Kadin Provinsi Banten hingga kabupaten. Dia juga dinilai sangat baik terhadap teman-temannya di Kadin. Untuk mengindikasi adanya dugaan permainan dalam proyek memang sulit diungkap. Sebab, Wawan bermain begitu rapih dalam setiap tender proyek skala besar.
Seorang pengusaha konstruksi membisikkan Wawan bakal segera memasukkan lima perusahaannya dalam tiap tender digelar lewat Layanan Pengadaan Secara Elektronik. Dia kerap bermain dalam proyek milik Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pendidikan. "Dia kenal dekat dengan panitia lelang di beberapa Kementerian," tuturnya.
Meski begitu, Wawan tidak berkutik di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Masalahnya, di dua daerah itu dinastinya tidak menjabat kepala pemerintahan.
Selain dikenal pintar mensiasati pemenangan proyek pengadaan, Wawan juga serakah untuk menguasai semua proyek besar. Contohnya di Tangerang Selatan. Kadin wilayah ini hanya menjadi penonton proyek dimenangi oleh Wawan.
Dia leluasa mencoret kertas pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh masing-masing dinas. Jika nilainya di atas Rp 5 miliar, Wawan menguasai proyek itu. "Kalau di bawah itu, itu yang dilelang," katanya. Pengusaha konstruksi anggota Kadin hanya diberikan proyek sisa dan bukan proyek besar seperti dimakan Wawan.
Anggota Kadin di Tangerang mengatakan Wawan kerap bermain dalam proyek didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Biasanya yang diborong oleh Wawan ialah proyek infrastruktur di wilayah tempat keluarganya menjabat.
Juru bicara Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Denny Rosna, membantah jika Wawan disebut gubernur bayangan dan kerap menunjuk pejabat penting dalam pemerintahan kakaknya. Dia menegaskan jika salah satu keluarga Atut maju dalam pemilihan kepala daerah memakai dana sendiri. "Enggak benar, karena setiap keluarga punya kapasitas masing-masing," kata Denny.
Airin Rahmy Diany memilih bungkam saat ditanya soal tudingan suaminya, Wawan, merupakan makelar proyek di seantero Banten. “Sudah ya, makasih,” kata Airin di gedung KPK Kamis pekan kemarin.
Dia datang bersama kakak iparnya, Ratu Tatu Chasanah, menjenguk Wawan. "Kondisinya alhamdulillah baik. Saya hormati proses hukum ini, mari kita ikuti proses hukum ini."
Atut juga menolak berkomentar. "Saya diperiksa untuk STA. Saya pulang, terima kasih," kata Atut seraya melambaikan tangan dan masuk ke dalam Mitsubishi Pajero hitam berpelat nomor B 22 AAH. Dia tidak menghiraukan pertanyaan-pertanyaan dilontarkan puluhan wartawan sudah menunggu sejak pagi.