Berkat Layanan Ini, Toko Mimin Sukses Gaet Pembeli di Tengah Menjamurnya Pedagang Buah
Mimin bos buah di area Pasar Minggu punya beberapa strategi menarik pembeli.
Mimin Rusmini adalah pengusaha buah yang berlokasi di Jalan Poltangan Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Berkat Layanan Ini, Toko Mimin Sukses Gaet Pembeli di Tengah Menjamurnya Pedagang Buah
Mimin baru saja melayani pelanggan yang membeli 2 kilogram buah jeruk. Tak berselang lama, ponsel Mimin berdering.
Ternyata telepon datang dari salah pelanggan yang memesan buah semangka dan pisang untuk acara hajatan.
"Butuh berapa kilo ci? Oke, nanti siap diantar," kata Mimin menjawab pesanan pelanggan dengan ramah.
- Mengecap Manisnya Bisnis Stroberi dengan Pemberdayaan BRI
- Kisah Mantan Kasir Karyawan Minimarket Sukses Bangun Toko Perlengkapan Bayi, Bagikan Ilmu Berharga Usai 6 Tahun Lebih Jadi Pegawai
- Kisah Bos Buah Pasar Minggu: Berawal Jualan di Tampah hingga Punya 2 Kios Beromzet Ratusan Juta
- Saking Kompaknya, Pasutri Sukses 16 Kali Bobol Laci Kasir Minimarket, Begini Modusnya
Setelah pesanan diterima, Mimin segera meminta pegawai menyiapkan buah-buah yang dipesan. Lima menit setelahnya, pegawai Mimin tancap gas mengantarkan buah-buah tersebut ke rumah pelanggan.
Layanan Pesan Antar
Mimin Rusmini adalah pengusaha buah yang berlokasi di Jalan Poltangan Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Banyaknya toko buah dan ketatnya persaingan antar pedagang di area tersebut, membuat Mimin harus mencari strategi untuk menarik minat pelanggan. Dipilihlah layanan pesan antar untuk pelanggan setia.
Layanan tersebut ditawarkan Mimin sejak 2018. Kebanyakan pelanggan pun puas dengan layanan tersebut. Pembeli tidak harus repot-repot datang ke toko untuk membeli buah. Cukup memesan buah lewat menelepon atau pesan singkat whatsapp, pesanan meluncur ke rumah.
"Jadi dikembangkan lagi kalau buah ibu lewat online, telepon whatsapp pesan ini itu ibu antar," kata Mimin kepada merdeka.com, Selasa (5/3).
merdeka.com
Andalkan Market Place
Selain itu, Mimin mengungkapkan pelanggan bisa order pesan lewat sejumlah market place seperti Gojek, Grab dan Shopee. Mimin membeberkan alasan menjual dagangan lewat platform-platform tersebut lantaran mudah, cepat, praktis dan menjangkau lebih luas pembeli.
Dia menyadari sebagai pebisnis di era digital, mengikuti tren dan kebutuhan masyarakat sangat penting. Sebab, banyak orang lebih memilih untuk berbelanja di marketplace. Mimin mengaku dituntut melek teknologi agar bisnis buahnya eksis dan berkembang.
"Jadi lebih mudah lebih praktis, yang belanja tak perlu repot-repot ke toko, kalau lewat online kan tinggal pesan, buah datang dijamin bagus. Cara pesan dari Whatapp, Grab, Shopee, Gojek,"
tutur Mimin.
merdeka.com
Tawarkan Kemudahan QRIS BRI
Selain itu, toko buah Mimin memakai metode pembayaran QRIS BRI. QRIS ini ternyata menjadi daya tarik pembeli yang tidak bawa uang tunai. Pembeli tinggal memindai QRIS BRI yang dipasang, membayar dan transaksi selesai.
Bagi pedagang, QRIS menawarkan banyak kemudahan. Mimin jadi tidak perlu repot-repot cari kembalian, transaksi aman dan tercatat dengan baik.
"Ibu juga pakai QRIS. Ternyata menarik juga bagi pelanggan, biasanya pegawai kantoran yang baru pulang kerja tanpa bawa uang cash. Bayar pakai QRIS juga mudah, enak, enggak perlu repot cari kembalian," kata Mimin.
Wanita kelahiran Garut ini bercerita dampak dari layanan ini mulai terasa. Buktinya, driver ojek online pun makin sering datang untuk mengambil pesanan pelanggan. Pelanggan buah Toko Arum Segar juga bertambah karena layanan ini jarang disediakan toko buah lain.
Prinsip Mimin Berjualan
Mimin juga berbagi tips dan prinsip dalam berdagang. Setidaknya ada tiga pakem yang dijalankannya dalam berdagang buah yakni timbangan, kualitas dan ramah. Prinsip yang terus dipegang sejak merantau 1991 silam ini terbilang sukses menggaet pelanggan.
Demi menjaga kualitas dagangan, Mimin mengatakan setiap pengusaha harus turun langsung dalam setiap proses penjualan. Mulai dari memilih, menawar hingga membeli buah di Pasar Induk Kramat Jati. Semua dilakukan demi menjaga kepuasan pelanggan.
"Satu timbangan harus bagus dan jujur, kualitas buah dijaga jangan sampai pelanggan kecewa, misalnya banyak pedagang bilang buah bagus tapi nyatanya jelek, harus ramah. Pedoman saya itu, timbangan, kualitas dan harus ramah," ungkap Mimin.
Mimin bercerita, awal membuka usaha buah di area Pasar Minggu pada 1991. Awalnya dia berjualan memakai tampah, meja hingga punya lapak di pasar tersebut. Setelah punya banyak pelanggan, Mimin memberanikan diri mengajukan modal usaha lewat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).
Mimin dan Marsono pertama kali mengajukan pinjaman modal non-KUR yakni Kupedes Rp10 juta pada 1994. Kebutuhan permodalan makin bertambah seiring banyaknya pembeli. Mimin dan suami memutuskan menambah pinjaman KUR Rp100 juta, Rp250 juta hingga sekarang Rp500 juta. Tambahan modal membuka peluang usahanya naik kelas.
Modal usaha BRI itu dipakai untuk menambah dagangan agar lebih variatif. Mulai dari buah lokal hingga impor dijual di toko Mimin. Mimin memastikan semua buah yang dijual bagus.
Dana tersebut juga dipakai untuk membuah kios baru, membeli mobil pikap untuk operasional dan menggaji 5 orang pegawai. Mimin dan suami saat ini mempunyai 2 toko buah. Satu di Poltangan, satu lagi di Pasar Minggu.
"Buat sewa ruko, tambah dagangan, beli mobil operasional dan gaji pegawai. Semuanya dari BRI" tambah Mimin.
Ramainya pelanggan setia membuat usaha Mimin berkembang pesat.
Dalam sehari, kata Mimin, bisnis buahnya bisa mengantongi omzet Rp15 juta dalam satu hari. Apalagi, Mimin memilih membuka toko buahnya 24 jam.
BRI terus berkomitmen menawarkan dukungan permodalan bagi para pelaku UMKM agar bisnis tetap eksis dan berkembang. Berdasarkan laporan BRI, KUR telah disalurkan sebesar Rp123,51 triliun kepada 2,7 juta debitur pada periode Januari-Oktober 2023. Presentasenya 63% dari alokasi pemerintah kepada BRI sebesar Rp194,4 triliun.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan debitur KUR baru telah mencapai 105,82% dari target tahun penuh 2023. Angka tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan target dari pemerintah yakni 1,36 juta debitur baru.
"Telah mencapai 1,44 juta debitur KUR baru hingga triwulan III 2023," kata Supari dalam keterangan tertulisnya, November 2023.
Untuk tahun 2024, BRI mengebut penyaluran KUR senilai Rp165 triliun hingga bulan September. Jumlah tersebut akan disalurkan kepada lebih dari 3,7 juta nasabah dari pipeline sebanyak 7 juta.
Target itu lebih tinggi dari capaian tahun 2023 yakni 3,4 juta nasabah dengan 2,2 juta di antaranya merupakan nasabah baru.
"Kami juga sudah siapkan nasabah-nasabah lama kami kurang lebih 2 juta kita akan naikkelaskan," ujar Supari.