Dari Bank Persyarikatan ke Digitalisasi Keuangan: Sejarah Ekspansi Muhammadiyah di Sektor Perbankan
Pengelolaan Muhammadiyah di berbagai sektor sudah dilakukan sejak lama.
Organisasi keagamaan Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi yang cukup agresif dalam ekspansi di berbagai sektor, seperti keuangan, inovasi, dan pendidikan. Salah satu ekspansi Muhammadiyah di sektor keuangan yaitu perbankan.
Dilansir dari Suara Muhammadiyah, organisasi ini sejatinya pernah mengelola sebuah perbankan bernama Bank Persyarikatan pada Januari 2002. Hanya saja, karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan, bank ini tidak beroperasi lancar.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Kapan Muhammad Toha ditemukan? Kedatangannya pada 20 April 2024 lalu membawa keharuan pada keluarga.
-
Kapan Persebaya bertanding melawan Persita? Bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada Jumat (23/2/2024), Tim Bajul Ijo, julukan persebaya, berhasil menahan imbang Persita dengan skor 1-1.
-
Kapan Maulid Nabi diperingati? Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW jatuh pada 12 Rabiul Awal setiap tahunnya. Hal ini bersumber dari hadis yang diriwayatkan Imam Ibnu Ishaq dari Ibnu Abbas,وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، لِاثْنَتَيْ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ رَبِيع الْأَوَّلِ، عَام الْفِيلِArtinya: "Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal dua belas di malam yang tenang pada bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah."
-
Kenapa Pondok Pesantren Musthafawiyah dipindahkan ke Purba Baru? Awalnya, ponpes ini berada di Desa Tanobato, Kabupaten Mandailing Natal. Lantaran daerah tersebut dilanda banjir, maka ponpes terpaksa dipindahkan ke Desa Purba Baru sampai sekarang ini.
-
Kapan Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi meninggal? Makam Habib Muhammad meninggal di Kota Surabaya pada tahun 1917 Masehi.
Pada Rabu 6 November 2024, salah satu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Anwar Abbas menjadi pembicara dalam diskusi terbatas dengan tema ‘Muhammadiyah dan Perbankan serta Digitalisasi” hadir dalam diskusi tersebut beberapa ahli ekonomi keuangan dan perbankan, di antara yang banyak menyampaikan ide dan gagasan adalah Bien Subiantoro mantan direktur Bank Mandiri dan Bank Jabar Banten, hadir juga ahli IT yang telah lebih dari dua puluh lima tahun memdevelop core banking system hampir semua bank bank besar nasional, yaitu Handoja Sutjipto,
Diskusi dimulai dari instruksi pemindahan dana persyarikatan dari BSI, dalam ekspose berita nilainya hampir mencapai Rp13-15 triliun.
Dalam perbincangan diskusi juga menyinggung surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada PT BPR Matahari Artha Daya yang isinya, menyinggung anjuran kepada Persyarikatan Muhammadiyah untuk melakukan merger beberapa Bank Perkreditan/Pembiayaan Rakyat (BPR) yang dimiliki oleh Muhammadiyah, sampai pada infomasi perkembangan kegiatan Baitul Tamwil Muhammadiyah di Jawa Tengah dan daerah daerah lainnya.
Sebagian besar peserta yang hadir tidak hanya mendukung secara moril, tetapi juga bersedia mewakafkan ilmu, waktu dan tenaganya untuk mewujudkan keinginan dan aspirasi warga persyarikatan dan umat islam pada umumnya, agar Muhammadiyah dapat merealisasi program dan rencananya dalam bidang pengembangan ekonomi dan keuangan.
Model Pengembangan
Berdasarkan Laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan kajian beberapa ekonom menginformasikan data dan fakta mengenai potensi ekonomi dan perputaran keuangan dalam seluruh aktivitas Amal Usaha Muhammadiyah sangatlah besar, antara lain:
- Perbankan Syariah Dukung Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Siapkan Layanan Lebih Mudah, Bank DKI Dukung Percepatan Digitalisasi Sektor Keuangan
- Resmi, Unit Usaha Syariah Bank DKI Layani Transaksi Perbankan Muhammadiyah Jakarta
- Begini Pentingnya Keterbukaan Informasi di Era Digitalistasi, Khususnya Bisnis Perbankan
172 Perguruan Tinggi,
5.346 Pendidikan Dasar Menengah,
457 Rumah Sakit dan Pelayanan Kesehatan,
17 BPR/S,
132 Baitul Tamwil Muhammadiyah (BTM),
23 Perseoran Terbatas (PT) dengan 221.229 Tenaga Kerja dan lebih dari 500 ribu mahasiswa.
Potensi perputaran uang dapat dijadikan data analisis antara lain adalah aktivitas BTM di Jawa Tengah dengan assetnya lebih dari Rp6 milyar, 67 Perguruan Tinggi dengan Anggaran Pendapatan Belanja (APB) lebih dari Rp10 milyar. Dan 5 BPR/S yang memiliki asset lebih dari Rp10 milyar.
Potensi ekonomi dan perputaran keuangan tersebut menjadi base line dari strategi pendirian Bank Syariah Muhammadiyah melalui model “gradual” yaitu pengembangan yang bersifat bottom - up yang dimulai dari penguatan BTM pada level PDM, kemudian berkonsolidasi melalui system BPR/S pada level PWM, selanjutnya berintegrasi secara digital pada level nasional.
Strategi pengembangan (pendirian) Bank secara Gradual paling tidak menyaratkan 3 aspek penting yaitu:
Pertama, penguatan infrastruktur BTM di level kabupaten/kota, dengan sempel BTM potensial di Jawa Tengah saja akumulasi asset dari 14 BTM nilainya mencapai Rp896, 49 milyar.
Kemudian penguatan infrastruktur dan permodalan pada BPR/S sebagai jangkar finansial di Tingkat provinsi, dari sempel 5 BPR/S yang ada akumulasi assetnya mencapai Rp75 milyar dan akumulasi perputaran dana (APB) di 67 Perguruan Tinggi mencapai Rp6,14 triliun.
Kedua; dukungan konsolidasi keuangan persyarikatan dan penggunaan teknologi IT melalui implementasi Corre Banking System atau digitalisasi akutansi dan keuangan.
Ketiga adalah tatakelola organisasi dan pengelolaan bank yang profesional serta menghindari moral hazard.
Model ini menjelaskan bahwa pendirian Bank Syariah Muhammadiyah dimulai dari penguatan lembaga keuangan micro (BTM) pada level PDM, kemudian meningkat pada penguatan dan konsolidasi asset dan keuangan pada BPR di level PWM, selanjutnya urusan strategi tata kelola (GCG) serta penguatan infrastruktur serta akumulasi permodalan dikelola secara terintegrasi pada level nasional (pimpinan pusat) dengan penguatan dan implementasi Teknologi Digital sebagai Core Banking System.