11 Rumah Rusak akibat Pergerakan Tanah di Manggarai Barat, 4 Keluarga Mengungsi
Sebelas unit rumah di Desa Persiapan Benteng Tado, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, terdampak fenomena pergerakan tanah yang terjadi sejak tahun 2018. Empat keluarga bahkan terpaksa mengungsi karena kediaman mereka rusak parah akibat bencana itu.
Sebelas unit rumah di Desa Persiapan Benteng Tado, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, terdampak fenomena pergerakan tanah yang terjadi sejak tahun 2018. Empat keluarga bahkan terpaksa mengungsi karena kediaman mereka rusak parah akibat bencana itu.
Tokoh masyarakat Kampung Wae Munting, Viktor Bitrudis, di Kampung Wae Munting, Desa Persiapan Benteng Tado, Senin (28/3), menuturkan bahwa pergerakan tanah menyebabkan kerusakan tempat tinggal sembilan keluarga di Kampung Wae Munting dan dua keluarga di Kampung Dange. Kerusakan yang terjadi di antaranya penurunan dasar rumah, bangunan menjadi miring, keretakan bagian bangunan, hingga rumah roboh.
-
Kapan tikus tanah berkumpul? Tikus tanah adalah hewan soliter yang cenderung tinggal sendirian di terowongan terpisah, berkumpul hanya selama musim kawin.
-
Kapan tanah laterit terbentuk? Ini karena tanah laterit memiliki banyak kandungan zat besi dan alumunium. Unsur hara dalam tanah ini sudah hilang karena larut oleh curah hujan yang tinggi.
-
Kapan terowongan bawah tanah itu diduga dibangun? Terowongan ini diyakini sudah ada sejak tahun 1531, saat kota ini didirikan.
-
Kapan surat hibah tanah ditandatangani? Surabaya, 10 Oktober 2022
-
Di mana terowongan bawah tanah itu ditemukan? Terowongan ini ditemukan saat pengerjaan proyek konstruksi di kota yang bersejarah ini.
-
Kapan pergerakan tanah di Desa Sukamulya, Garut terjadi? Maska mengatakan bahwa pergerakan tanah sudah terjadi sejak Maret 2024 lalu.
Di Kampung Wae Munting, ada rumah warga yang dinding, tiang, dan lantainya retak. Retakan tanah juga tampak di bagian jalan dan halaman rumah warga. Setidaknya empat rumah yang mengalami kerusakan cukup parah sehingga tidak bisa lagi ditinggali di wilayah itu.
Warga Mengungsi
Benyamin Nenohaifeto (43), Mateus Demin (56), Simplisius Jempu (40), dan Kosmas Mandang (47) membawa anggota keluarga mengungsi ke rumah kerabat dan tetangga karena rumah mereka rusak akibat pergerakan tanah.
Pergerakan tanah juga menyebabkan kerusakan bangunan rumah milik Wilhelmus Gostram, Kristoforus Mantat, Sisi Dawas, Daniel Derin, dan Viktor Bitrudis di Kampung Wae Munting. Di Kampung Dange, rumah milik Karolus Kembung dan Mikael Agung rusak akibat pergerakan tanah.
Viktor mengatakan bahwa masih ada warga yang bertahan di rumah mereka yang rusak akibat pergerakan tanah, berharap pemerintah membantu mereka."Ini bencana, kami sudah lapor. Seperti apa penanganan pemerintah terhadap situasi yang kami alami ini, kami menanti," kata Viktor.
(mdk/yan)