12 Tahun jadi Kades, Dukun di Riau tak bisa baca tulis
Warga Desa Talang Sei Limau tak pernah mendapatkan bantuan beras miskin.
Batin Tiau, sudah 12 tahun atau 2 periode menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Talang Sei Lima, Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau. Padahal dia tak bisa membaca dan menulis.
Diston dan Suheri, warga setempat, mengatakan, meski sudah dua periode menjabat, Batin Riau tak rela melepaskan jabatan Kades. Karena masa jabatan di Desa Sei Lima maksimal hanya dua priode, Batin Tiau berupaya memekarkan desanya. Alhasil terbentuklah Desa Talang Sukamaju, dan Batin Tiau kembali memangku jabatan Kades di desa yang baru dimekarkannya itu.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada merupakan singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah. Pilkada dilakukan untuk memilih calon kepala daerah oleh penduduk di daerah administratif setempat yang memenuhi persyaratan.
"Selama kurun waktu kepemimpinan Batin Tiau menjadi Kepala Desa Talang Sei Limau, keberadaan masyarakat desa tersebut seperti merasa pada zaman penjajahan Belanda," ujar Suheri, Minggu (17/8).
Dia mengatakan, warga juga merasa tidak adanya bantuan pemerintah yang mengalir ke mereka. Warga juga takut kepada Batin Tiau yang dikenal sebagai 'orang pintar' atau dukun itu.
Menurut Suheri, warga Desa Talang Sei Limau tak pernah mendapatkan bantuan beras miskin. Namun, warga tak berani menanyakan hal itu kepada Batin Tiau.
"Batin Tiau masih menginginkan menjadi Kades Talang Sukamaju untuk yang ke dua periodenya, namun dibatasi dengan tidak lengkapnya administrasi berupa ijazah dan tidak bisa tulis baca," terang Suheri.
Dia mengatakan, tak ingin jabatan Kades direbut orang lain, Batin Tiau mengajukan cucunya bernama Kicok yang tamatan SMP untuk menggantikannya. Alasannya, jabatan Kades harus dari suku Talang Mamak meski mendapat tentangan dari sejumlah warga.
"Mau bagaimana lagi, meski protes masyarakat tidak berani memberontak," pungkasnya.
(mdk/dan)