140 Ton gabah asal Maros hendak diselundupkan ke Pinrang dan Sidrap
140 Ton gabah asal Maros hendak diselundupkan ke Pinrang dan Sidrap. Gabah yang akan dibawa keluar daerah ini berasal dari areal persawahan petani di sejumlah kecamatan Kabupaten Maros yang baru saja panen.
Tim Serap Gabah Petani atau Sergap dari Kodim 1422 Maros, Sulsel, menggagalkan rencana pengiriman 140 ton gabah ke luar daerah, Rabu (14/3) kemarin. Ratusan ton gabah yang diangkut truk ini rencananya akan dibawa pedagang pihak ke tiga ke Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Sidrap.
Gabah yang akan dibawa keluar daerah ini berasal dari areal persawahan petani di sejumlah kecamatan Kabupaten Maros yang baru saja panen. Ironisnya, gudang Bulog Batangase, Maros terlihat kosong karena kurangnya serapan gabah petani.
-
Bagaimana bentuk Meron? Meron terbuat dari kayu, dengan ukiran khusus seperti untaian bunga, susunan daun, hingga motif khas Tiongkok yang legendaris.
-
Kenapa pasukan Marsose dibentuk? Tentara Kolonial Belanda menemui berbagai kesulitan dan kendala dalam menguasai setiap wilayah di Nusantara. Hal ini lantaran masyarakat pribumi memberikan perlawanan sengit demi mempertahankan tanah mereka.Untuk memenangi perlawanan terhadap rakyat pribumi di Aceh, pemerintah Hindia Belanda membentuk sebuah pasukan bernama Korps Marechausee te Voet di Aceh atau yang dikenal dengan Marsose.
-
Apa ciri khas dari Beras Rojolele? Beras Rojolele merupakan salah satu jenis beras yang cukup terkenal di Indonesia. Karakteristik beras ini memiliki tekstur yang pulen dan lembut. Aroma yang dihasilkan dari beras Rojolele ini sangat khas, harum, dan menyebar saat beras tersebut dimasak.
-
Kapan Marsekal Suryadarma meninggal? Saking Lurusnya, Rumah Yang Ditempatinya Belum Lunas Saat Suryadarma Meninggal Tahun 1975.
-
Kenapa Tueng Dara Baro penting? Apabila upacara ini tidak dilaksanakan maka keluarga mempelai perempuan akan merasa kecil hati dan tidak diterima dalam lingkungan keluarga mempelai laki-laki.
-
Di mana Nunuk Maryati berkebun? Warga Kelurahan Kuciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang ini memang menyulap rooftopnya menjadi penyedia bahan pokok makanan seperti sayur sampai ikan segar.
Kepala Penerangan Kodam XIV/Hasanuddin, Letkol Inf. Andi Alamsyah menjelaskan, operasi Serap Gabah Petani oleh tim dari Kodim 1422 Maros ini berlangsung Selasa (13/3) malam hingga Rabu (14/3) dini hari. Dalam operasi itu didapati ratusan ton gabah dibawa dengan truk itu.
"Rencananya oleh pedagang besar itu gabah ini akan dibawa ke Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Pinrang. Tidak tertutup kemungkinan akan berlanjut diantarpulaukan atau diekspor karena Kabupaten Sidrap dan Pinrang sendiri juga adalah daerah penghasil beras. Padahal gudang Bulog di Maros itu lagi kosong, kenapa berasnya malah mau dibawa keluar," kata Andi Alamsyah dikonfirmasi, Kamis (15/3).
Dia menambahkan, sudah kebijakan pemerintah bahwa Bulog harus bisa menyerap gabah atau padi petani untuk cadangan beras di setiap daerah sehingga di saat-saat tertentu ketersediaan pangan tetap terjamin.
Lalu mengapa TNI yang terlibat mengurusi arus keluar masuk gabah atau padi ini dalam operasi Sergap, kata Kapendam XIV/Hasanuddin ini, bahwa itu adalah tindak lanjut dari kerjasama antara Kementerian Pertanian dan TNI dalam hal ini TNI AD yang diikat dalam sebuag MoU tentang swasembada pangan dan upaya mensukseskan nawacita presiden.
"Di tataran paling rendah dari kerjasama tersebut, itulah yang dijalankan tim Serap Gabah Petani di Kodim 1422 Maros," kata Andi Alamsyah.
Adapun Suwoto, kepala gudang Bulog Batangase yang ditemui di kawasan gudang itu membenarkan, keterlibatan unsur Kodim 1422 Maros itu karena ada kerjasama dalam operasi Serap Gabah Petani.
"Jadi gabah yang didapati dalam operasi itu kemudian dibeli oleh sejumlah Usaha Dagang atau UD yang selama ini jadi mitra Bulog untuk menyerap gabah petani. Nanti kalau sudah diolah menjadi beras baru diarahkan ke Bulog," kata Suwoto.
Dari pengamatan merdeka.com, di komplek pergudangan Bulog Batangase ini, empat unit gudang yang masing-masing berkapasitas 1.000 ton terlihat kosong. Itu dikarenakan gabah atau padi petani lebih banyak dibawa keluar daerah Maros. Diduga karena petani memburu harga tinggi.
"Kita ditarget untuk menyerap 6.968 ton beras tahun 2018 namun hingga Maret ini baru terserap 50 ton. Makanya gudang masih terlihat kosong," kata Suwoto.
Baca juga:
Dikirim secara ilegal lewat Gilimanuk, 5,5 ton udang segar asal Banyuwangi disita
Ditangkap, penyelundup mobil dari Malaysia coba suap anggota TNI 2.000 ringgit
Polisi Dumai temukan kapal berisi 325 bal pakaian selundupan dari luar negeri
Hasil pengamanan Bea Cukai Banten terhadap potensi kerugian negara Rp 17 M
6 Ton kulit kerang tanpa dokumen diamankan di pintu masuk Bali
Polisi gagalkan penyelundupan 16.000 Baby Lobster di Indragiri Hilir
Selama 2 bulan, Bea Cukai Banten amankan potensi kerugian negara Rp 17 M