200 Anak SD di Denpasar jadi korban tembakan gas air mata
Tembakan gas air mata itu berasal dari senjata petugas Polresta Denpasar yang mengamankan proses eksekusi swalayan.
Sekitar 200 murid SD Negeri 1 Sesetan Denpasar, Bali, menjadi korban semburan gas air mata saat kerusuhan proses eksekusi toko swalayan di Jalan Pulau Saelus Denpasar, Selasa (20/8).
Jeritan histeris dan tangisan meledak begitu anak-anak sekolah mendengar suara tembakan yang disertai semburan gas air mata yang dimuntahkan petugas Polresta Denpasar.
Tanpa dikomando, anak-anak SD itu langsung berlarian begitu merasakan matanya perih, batuk-batuk dan sesak napas. "Tolong...... perihhhhh," jerit mereka sambil berlarian di jalanan.
Ni Nyoman Denun, kepala sekolah SD Negeri 1 Sesetan mengatakan, ada sekitar 200 murid yang saat itu berada di sekolah, yakni murid kelas 2, 5 dan 6. "Beruntung murid kelas 1 sudah pulang lebih awal," ujarnya ketika ditemui.
Menurut Denun, polisi sempat datang ke sekolah dan meminta anak-anak dipulangkan. Namun polisi tidak melakukan evakuasi paksa, meski sekolah itu berada persis di depan lokasi eksekusi. Pihak sekolah juga membiarkan murid-murid melihat kerusuhan itu.
Akibat kejadian itu, Denun berencana akan meliburkan sekolah jika sampai Rabu (21/8) kondisi belum kondusif. "Anak-anak kasihan, banyak yang trauma," imbuh dia.