2.100 Anak putu keturunan Bonokeling berkumpul sampaikan kesetaraan
Sebanyak 2.100 anak putu keturunan (trah) Bonokeling berkumpul melaksanakan puncak unggahan selamatan jelang bulan puasa di Desa Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jumat (19/5). Mereka berasal dari berbagai wilayah di Cilacap.
Sebanyak 2.100 anak putu keturunan (trah) Bonokeling berkumpul melaksanakan puncak unggahan selamatan jelang bulan puasa di Desa Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jumat (19/5). Mereka berasal dari berbagai wilayah di Cilacap mulai dari Adipala, Kroya, Adiraja, Daun Lumbung sampai Kawunganten.
Kekhasan yang segera nampak, keseragaman busana yakni bagi laki-laki memakai iket (semacam blangkon-red), baju hitam dan kain jarik batik yang digunakan semacam menjadi sarung. Cara berpakaian ini secara adat memiliki makna filosofi tertentu.
Kesepuhan (ketua adat) anak putu Bonokeling, Ki Sumitro mengatakan keseragaman busana adat dimaksudkan untuk mengingatkan kesetaraan manusia. Bagi seluruh trah bonokeling yang memang mengenal hirarki kepemimpinan, mulai dari bedogol (pembantu tugas ketua adat), juru kunci, tunggu bale (penjaga keamanan rumah kyai kunci) sampai tukang beras sejatinya berstatus sama di mata Tuhan. Hirarki hanya dimaksudkan sebagai pemilahan tugas sosial untuk mempermudah pelestarian, penjagaan adat istiadat dan nilai-nilai kepercayaan.
"Di ritual unggahan ini semua anak putu memang diwajibkan seragam. Ini untuk mengingatkan baik mereka yang kaya, punya jabatan atau sebaliknya sekadar buruh tani, ketika berkumpul disini lepas status sosialnya semata sebagai hamba dari sang Pencipta," kata Ki Sumitro pada merdeka.com.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Apa makna tradisi Unduh-unduh yang digelar di GKJW Mojowarno Jombang? Tujuan utama tradisi Unduh-unduh adalah sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah. Meskipun diinisiasi oleh umat kristiani, namun pelaksanaan Unduh-unduh melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
-
Bagaimana cara pelaksanaan tradisi Unduh-unduh di GKJW Mojowarno Jombang? Berbagai hasil bumi seperti padi, sayur-sayuran, dan buah-buahan dihias di atas gerobak besar kemudian diarak keliling kampung. Parade arak-arakan hasil panen itu dimulai dari halaman GKJW Mojowarno Jombang.
-
Kenapa tradisi ruwatan dilakukan di Jawa? Masyarakat Jawa masih rutin melaksanakan tradisi tersebut sebagai bentuk penyucian diri. Masyarakat Jawa memiliki beragam jenis ritual yang sampai sekarang masih rutin dilakukan. Salah satunya adalah tradisi ruwatan yang merupakan ritual penyucian untuk membebaskan seseorang dari hukuman yang berbahaya.
-
Apa yang dimaksud dengan "jodoh kembar" dalam tradisi Jawa? Menurut kepercayaan Jawa, anak kedua dan anak ketiga disebut sebagai "jodoh kembar" atau "lurah wracikan". Mereka diyakini dibawa oleh takdir sebagai pasangan yang sempurna satu sama lain.
-
Kapan tradisi Unduh-unduh di GKJW Mojowarno Jombang biasanya dilaksanakan? Tradisi Unduh-unduh dilaksanakan setiap kali menjelang musim panen
Khusus untuk ikat kepala sendiri, dikatakan Ki Sumitro punya makna menahan nafsu. Dengan mampu menahan nafsu maka manusia hidup seimbang tak semata digerakkan keingginan memenuhi kebutuhan duniawi juga tetap menjaga interaksi sosial tak semata religi.
"Memakai iket jadi bagian keseharian trah bonokeling. Terutama bagi mereka yang tinggal di pekuncen wilayah makam tokoh spiritual Bonokeling," terang Ki Sumitro.
Ditambahkan oleh Bedogol (pemimpin kelompok) anak putu Bonokeling desa Adiraja, Candra Jaya (64), dalam hirarki kepemimpinan trah bonokeling yang diwajibkan terus memakai busana adat sehar-hari adalah para juru kunci. Tugas dari juru kunci ini sebagai 'Nyaosaken' atau penyambung lidah setiap anak putu bonokeling untuk panjatkan doa pada leluhur.
"Para juru kunci simbol dari religiusitas kami," kata Adiraja.