220 Warga Banten Menderita DBD, 3 Orang Meninggal
Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat ratusan warga menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penderita DBD mencapai sebanyak 220 orang dan tiga di antaranya meninggal dunia.
Dinas Kesehatan Provinsi Banten mencatat ratusan warga menderita penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penderita DBD mencapai sebanyak 220 orang dan tiga di antaranya meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Banten Wahyu Santoso mengatakan, kasus DBD mengalami peningkatan di semua Kabupaten/Kota di Provinsi Banten. Kasus terbanyak penderita DBD ada di Kota Tangerang Selatan sebanyak 200 kasus.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Di mana DBD menjadi masalah utama? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Apa saja gejala DBD pada anak? Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut: Demam tinggi. Anak akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40°C selama 2-7 hari. Demam ini bisa memiliki pola pelana kuda, yaitu demam naik turun dengan fase kritis di saat suhu menurun.
"Demam berdarah di Provinsi Banten memang ada peningkatan di semua kabupaten kota. Saat ini kasus paling banyak di Tangerang selatan sekitar 200. Sisanya semua kabupaten kota dan semua meningkat kalau di banding bulan Desember," kata Wahyu kepada wartawan, Kota Serang, Rabu (30/1).
Dikatakan Wahyu, sebetulnya kalau melihat siklus kewaspadaan penyakit DBD adalah di Bulan Januari, Februari sampai Maret periode paling rentan penyebaran DBD. Hal ini karena kondisi cuaca dan lingkungan. "Desember itu periode kewaspadaan dini," lanjutnya.
Oleh karenanya, lanjut Wahyu, Dinas Kesehatan di Kabupaten/Kota se Banten perlu melakukan kegiatan diteksi dini dan kemudian melakukan penanggulangan kasus.
"Kalau fokus ke orang sakit ini periode terlambat. Kalau berantas harus secepat mungkin dengan program pembersihan sarang nyamuk. Bukan yang dewasa saja tapi yang baru menetas juga," tuturnya.
Disampaikan Wahyu, Provinsi Banten pernah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait kasus penyakit DBD pada tahun 2016 lalu. "Sempat menurun pada tahun 2018 dan 2019, sekarang mulai meningkat lagi," pungkasnya.
Baca juga:
Cegah DBD, Wapres JK Minta Masyarakat Cegah Genangan Air di Selokan
Kasus DBD di Berbagai Daerah Indonesia Diprediksi Bakal Turun Pada Februari
16 Pasien Penderita DBD Dirawat di RSUD Tangerang Selatan
Selain Fogging, Cara Apa yang Efektif untuk Memberantas DBD?
5 Cara Agar Rumah Tak Dimasuki Nyamuk Demam Berdarah
Pasien DBD di RSUD Kota Bekasi Meningkat Tajam