22.985 Babi di Sumut Mati Akibat Virus Hog Cholera
Babi yang mati tersebut menyebar di 16 kabupaten, yakni di Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing Tinggi, Siantar dan Langkat.
Babi tenak yang mati akibat hog cholera atau kolera babi di Sumut bertambah. Angkanya sudah mencapai 22.985 ekor.
Jumlah babi mati yang terdata hingga Jumat (6/12) ini berlipat dibandingkan data dua pekan lalu. Pada 22 November 2019 jumlahnya masih 10.289 ekor.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Apa itu Bingka khas Banjar? Kue tersebut disebut dengan Bingka yang secara kasat mata mirip seperti kue lumpur.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
Angka ini disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumut, Mulkan Harahap, Sabtu (7/12).
"Sampai saat ini kematian babi itu positif karena hog cholera. Kalau terindikasi African Swine Fever (ASF) kita masih tunggu dari Menteri Pertanian," kata Mulkan.
Babi yang mati itu tersebar di 16 kabupaten/kota di Sumut, yakni Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Tebing TInggi, Pematang Siantar dan Langkat.
"Angka kematian di Deli Serdang yang tertinggi yakni 6.997 ekor. Paling sedikit l di Pematang Siantar hanya 12 ekor," jelas Mulkan.
Saat ini DKPP Sumut bekerja sama dengan Pemkab/Pemkot terus melakukan sosialisasi agar masyarakat menyemprot desinfektan, membuka posko, mengubur bangkai babi, dan mencegah pembuangan bangkai babi secara sembarangan.
Kematian babi di Sumut berdampak luas terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Banyak bangkai hewan kaki empat itu dibuang sembarangan. Ratusan bangkai didapati mencemari sungai-sungai di sejumlah daerah, seperti Medan dan Deli Serdang.
Baca juga:
Periksa Peternak Babi, Polisi Pertanyakan Lokasi Penguburan Bangkai
Wabah Hog Cholera Meluas di Sumut, 10.298 Ekor Babi Mati
Aksi Buang Bangkai Babi Masih Terjadi di Sumatera Utara
Satu Lagi Pembawa Bangkai Babi di Deli Serdang Ditangkap Polisi
Babi Mati Akibat Virus Hog Cholera di Sumatera Utara Capai 9.421
Pembuang Bangkai Babi Ditangkap di Deli Serdang, Berdalih Diupah untuk Menguburkan