3 Fenomena Alam Diprediksi Bakal Landa Bogor
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, fenomena La Nina yang diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, adanya tiga fenomena alam yang akan terjadi bersamaan di wilayah Bogor dan sekitarnya. Untuk itu, dia meminta semua pihak tetap waspada dan mengantisipasinya.
Dia mengungkapkan, fenomena La Nina yang diprediksi akan menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi curah hujan bulanan di Indonesia.
-
Dimana BMKG memprakirakan cuaca cerah? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
-
Kapan BMKG mengimbau pemudik untuk mewaspadai cuaca ekstrem di Jateng? Pada Minggu (7/4), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau pemudik khususnya yang mengendarai sepeda motor agar mewadahi potensi cuaca ekstrem dengan intensitas sedang-lebat yang disertai petir dan angin kencang di sejumlah wilayag Jateng.
-
Mengapa BMKG mengimbau pemudik untuk waspada terhadap cuaca ekstrem? Pada masa musim pancaroba, hujan masih berpotensi terjadi dengan intensitas ringan hingga sedang yang kadang disertai petir. Waktu terjadinya hujan di wilayah pesisir selatan Jateng cenderung pada malam hari sedangkan wilayah yang lebih ke utara atau jauh dari pesisir cenderung pada siang hingga sore hari,” Teguh mengatakan, beberapa hal yang perlu diwaspadai pada masa peralihan musim antara lain hujan lebat dengan durasi singkat, petir, dan angin kencang atau kombinasi dari ketiga hal tersebut seperti hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang, serta hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
-
Di mana letak Kubur Kalang di Bojonegoro? Kubur Kalang ditemukan di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro.
-
Apa yang dilakukan BMKG terkait Siklon Tropis Yagi? Miming mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh informasi yang kebenarannya masih diragukan terkait dampak siklon tropis itu di wilayah Indonesia dan terus mengikuti informasi perkembangannya yang terus dipantau BMKG.Hasil analisa perkembangan kondisi cuaca dan iklim juga akan selalu diinformasikan kepada masyarakat melalui aplikasi daring infoBMKG, media sosial infoBMKG atau langsung menghubungi kantor BMKG terdekat.
-
Bagaimana BMKG Tuban mencatat jumlah gempa susulan? "Sekarang ini, gempa susulan ke-193 kali yang tercatat sampai 20.28 WIB," kata Kepala BMKG Tuban, Zem Irianto Padama di Tuban, Jawa Timur, Sabtu malam (23/3).
La Nina merupakan anomali sistem iklim global yang terjadi dengan periode ulang berkisar antara 2-7 tahun di Samudra Pasifik dan atmosfer, langit di atasnya berubah dari keadaan netral (normal) serta minimal berlangsung selama 2 bulan.
Berdasarkan prediksi dan data suhu muka air laut yang berada jauh di Samudra Pasifik, lanjut Dwikorita, dampaknya bisa sampai ke Bogor.
"Kebetulan saat ini sedang mengalami peningkatan curah hujan. Artinya, terjadi dobel. Tidak ada La Nina saja, Bogor ini juara, curah hujannya tinggi," ujar Dwikorita saat kegiatan siaga bencana hidrometeorologi di Telaga Saat Puncak, Bogor, Selasa (20/10).
Apalagi terjadi La Lina, kata dia, akumulasi curah hujan akan naik 20-40 persen. Pada fenomena La Nina yang terjadi adalah pendinginan yang tidak biasa, yaitu anomali suhunya melebihi -0.5 derajat celcius di area yang sama.
"Suhu muka air laut di Samudera Pasifik mengalami anomali. Saat ini sudah minus hampir mencapai 1 derajat celcius. Sementara suhu muka air laut di kepulauan maritim Indonesia hangat. Maka terjadilah gap antara suhu muka air laut di Samudera Pasifik bagian tengah ekuator dengan Kepulauan Indonesia," terangnya.
Tidak hanya itu, pada pekan ini akan masuk gelombang awan dari sebelah Timur Afrika Selatan memasuki wilayah Indonesia yang disebut fenomena Madden Julian Oscillation (MJO).
MJO ini merupakan gugusan uap air (awan) yang artinya uap air di wilayah Riau meningkat jumlahnya, sehingga pertumbuhan awan cukup bagus. Diprediksi potensi terjadinya hujan dengan intensitas tinggi, puncaknya di bulan Desember 2020, serta Januari dan Februari 2021.
"Artinya di minggu ini ada 3 fenomena bersinergi. Bersinergi ya itu fenomena La Nina, fenomena MJO, dan fenomena curah hujan aslinya di Bogor," ungkapnya.
Untuk itu, semua pihak diminta menyiapkan diri mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.
"Tetapi khusus minggu ini, meskipun belum memasuki puncaknya, ada tiga faktor yang bersinergi tadi. Semoga penghijauan ini dapat membantu kita semua," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, setiap musim hujan, Jawa Barat tidak lepas dari bencana alam. Baru beberapa hari turun hujan, sudah terjadi bencana.
"Banjir bandang ada 4 kali, ada banjir genangan sampai 11 wilayah dan juga longsor 11 kejadian dan angin puting beliung 5 kejadian," katanya.
Dia menerangkan, bencana yang terjadi selama ini salah satu faktor penyebabnya akibat kerusakan alam yang dilakukan oleh ulah manusia sendiri.
"Sudah jelas kerusakan di muka bumi ini, baik di lautan dan daratan karena tangan-tangan manusia. Maka Alhamdulillah Pak Jenderal hari ini ada kegiatan yang sangat luar biasa sebagai langkah antisipasi," tutupnya.
Reporter: Achmad Sudarno
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
BMKG Prediksi Pengaruh La Nina di Sumsel akan Berlangsung Sampai April 2021
BMKG: Dampak La Nina, Jakarta akan Diguyur Hujan Lebat Seminggu ke Depan
BMKG Prediksi Musim Hujan Dimulai Oktober
BMKG Minta Warga Waspada Potensi Hujan Lebat Dampak Gelombang MJO Fase Awal La Nina
Prediksi BMKG: 27,5 Persen Wilayah Indonesia akan Alami Hujan Tak Wajar
BMKG Catat Peningkatan Aktivitas Gempa Sepanjang September