31 Orang Meninggal Akibat DBD di NTT, Menkes Nilai Sudah Sangat Serius
Dari 2.116 kasus DBD di NTT, 31 orang meninggal. Kasus kematian terbanyak tercatat di Kabupaten Sikka 13 kasus. Menkes akan terbang ke kabupaten tersebut. Dia tak ingin kasus DBD semakin bertambah.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebutkan data kasus demam berdarah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kini jumlahnya telah mencapai 2.116 orang.
"Ini sangat serius," kata Menkes Terwan di Kemenkes, Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin (9/3).
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Di mana DBD menjadi masalah utama? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Apa saja gejala DBD pada anak? Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut: Demam tinggi. Anak akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40°C selama 2-7 hari. Demam ini bisa memiliki pola pelana kuda, yaitu demam naik turun dengan fase kritis di saat suhu menurun.
-
Bagaimana cara DBD ditularkan? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
Menurutnya, selain wabah virus Corona yang banyak menyita perhatian publik, kasus DBD yang semakin merenggut banyak korban juga perlu penanganan.
"Inilah yang justru lebih mematikan. Bayangin, hanya dalam hitungan bulan sama hari," katanya.
Dari 2.116 kasus DBD di NTT, 31 orang meninggal. Kasus kematian terbanyak tercatat di Kabupaten Sikka 13 kasus. Menkes akan terbang ke kabupaten tersebut. Dia tak ingin kasus DBD semakin bertambah.
"Saya harus terbang saat ini ke NTT untuk mengecek supaya jangan ada kematian lagi," katanya.
Terawan belum mengetahui secara pasti faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran DBD di Kabupaten Sikka.
"Nanti saya akan lihat, saya kan belum pernah menginjakkan kaki di Sikka" katanya.
Melihat kasus yang terus meningkat itu, Menkes Terawan mengimbau seluruh masyarakat untuk melaksanakan 3 M, yaitu menguras dan menyikat kamar mandi, menutup tempat-tempat penampungan air atau genangan lain yang dapat dijadikan sebagai tempat bertelur, serta memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas, sehingga tidak terabaikan dan menjadi sumber penularan penyakit.
"3 M itu dilakukan, termasuk membersihkan lingkungan dan sebagainya. Jangan sampai ada air tergenang di sekitar rumah," katanya.
Kasus DBD di Sikka
Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, melaporkan hingga Minggu (8/3) jumlah pasien yang meninggal dunia akibat demam berdarah mencapai 13 orang sejak awal tahun.
Jika dibandingkan dengan data yang dikumpulkan pada Rabu (4/3) lalu, jumlah pasien DBD yang meninggal mencapai 11 orang. Dua korban susulan yang meninggal terjadi pada Kamis (5/3). Tepatnya pada Kamis sore dan Kamis malam.
"Jumlah ini jika dibandingkan dengan beberapa hari terakhir mengalami peningkatan, " kata Plt Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus saat dihubungi ANTARA dari Kupang, Minggu (8/3).
Sementara itu jumlah pasien yang masih dirawat di tiga RS yakni TC Hillers, RS Lela, dan RS Kewapante saat ini mencapai 108 orang baik anak-anak hingga dewasa.
"Dan kalau data pasien DBD sejak Januari hingga Maret jumlahnya sudah mencapai 1.145 kasus dari sebelumnya pada Rabu (4/3) lalu hanya mencapai 1.131 kasus," ujar dia.
Sampai saat ini pemerintah Kabupaten Sikka sudah empat kali memperpanjang status kejadian luar biasa (KLB).
"Status KLB DBD tahap empat sudah diperpanjang lagi karena korban akibat DBD semakin meningkat," tutur dia.
(mdk/noe)