35 Anak Tewas di Kolam Eks Tambang di Kaltim, Komnas HAM Sebut Rekomendasi Diabaikan
Lubang eks tambang batubara yang menganga di Kalimantan Timur, telah menewaskan 35 nyawa anak. Komnas HAM menilai, rekomendasi yang mereka keluarkan di tahun 2016 untuk penanganan kasus lubang tambang, tidak dijalankan sebagaimana mestinya.
Lubang eks tambang batubara yang menganga di Kalimantan Timur, telah menewaskan 35 nyawa anak. Komnas HAM menilai, rekomendasi yang mereka keluarkan di tahun 2016 untuk penanganan kasus lubang tambang, tidak dijalankan sebagaimana mestinya.
"Kita lihat, dengan banyaknya korban ya (rekomendasi) tidak pernah dijalankan. Pertama soal penegakan hukum, kedua soal pencegahan. Semacam tidak ada tanggungjawab dari negara, khususnya pemerintah," kata Wakil Ketua Komnas HAM Bidang Internal Hairansyah, kepada merdeka.com, di sela tinjauan dia di kolam eks tambang di Samarinda, Senin (29/7).
-
Apa yang dilakukan Kemensos di Kabupaten Tulungagung? Kementerian Sosial berkolaborasi memberikan pelayanan operasi katarak bagi PPKS lanjut usia (lansia) di Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur, menggandeng Pemkab Tulungagung, RSUD Dr. Iskak, YPP, SCTV, Indosiar serta Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI).
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa yang menjadi ciri khas kerajinan tembaga di Desa Tumang? Ciri khas dari kerajinan tembaga di Tumang adalah teksturnya yang khas. Tekstur itu tidak bisa ditemukan pada kerajinan logam manapun. Selain itu, alat-alat yang digunakan untuk membuat kerajinan itu juga hanya ada di Tumang dan tak dijual di toko-toko manapun.
-
Di mana desa Tegal Wangi terletak? Desa Tegal Wangi di Jimbaran, Badung, Bali, kini menjadi hidden gem yang menawarkan keindahan pantai dengan suasana tenang.
-
Kapan pemukiman Atlit Yam tenggelam? Tentang penyebab tenggelamnya pemukiman ini, terdapat perdebatan. Ada yang menyebut tsunami akibat runtuhnya gunung berapi, sementara yang lain mengaitkannya dengan perubahan iklim yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Hairansyah menerangkan, problem masalah tambang dan bekas lubang yang menganga, adalah lokasinya berdekatan dengan permukiman. "Itu masalah sebenarnya. Lalu, jadi tidak aman bagi masyarakat, utamanya anak-anak," ujar Hairansyah.
"Itu mesti jadi perhatian serius, tanpa saling lempar tanggung jawab antara Pemkab, Pemkot dan Pemprov, dan pusat. Kalau ini (lubang eks tambang menganga), sudah jadi bagian di pemerintahan di daerah," sebut Hairansyah.
Fakta di lapangan, lanjut Hairansyah, lokasi tambang dan eks tambang dekat permukiman menjadi tidak aman. Kondisi ini tidak aman. Tidak mungkin orangtua awasi anaknya 24 jam, karena kondisi lingkungan tidak ramah terhadap anak,"
"Kalau misal yang melaksanakan pertambangan perusahaan ilegal, tentu ada tindakan hukum dong. Jangan biarkan lubang besar, lalu tidak ada tindakan apa-apa. Mesti ada tindakan negara dari persoalan krusial ini.
Sementara, Wakil Ketua Komnas HAM Bidang Eksternal Sandra Moniaga menambahkan, Komnas HAM memantau kasus nyawa anak melayang di lubang bekas tambang sejak 2015. "Ada ibu dari anak korban tambang ke Komnas dan ada pengaduan resmi. Sejak itu kami terus memantau, memanggil beberapa pihak dan keluarkan rekomendasi. Tapi yang memprihatinkan, korban terus bertambah dan belum ada langkah konkrit yang jelas untuk menyelesaikan masalah ini," tegas Sandra.
"Kenapa masalah ini tidak selesai? Kenapa negara membiarkan kerusakan lingkungan seperti ini, dan memakan korban gitu banyak. Kami besok ingin dengar langsung apa langkah Gubernur menyelesaikan masalah ini," demikian Sandra.
Dari buku dengan format digital yang diperoleh merdeka.com, Komnas HAM mengeluarkan pertimbangan dan rekomendasi ke dalam buku 'Pelanggaran HAM dalam Kasus Lubang Tambang Batu Bara di Kalimantan Timur'. Buku yang diterbitkan 27 Juni 2016 itu, setebal 55 halaman.
Diantaranya, Komnas HAM mengeluarkan rekomendasi hukum kepada Gubernur Kaltim, Kapolda Kaltim dan jajaran, Wali Kota dan Bupati, Menteri ESDM, KPK, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan korporasi, yang tertera pada halaman 49 hingga halaman 53.
Baca juga:
Jenazah WN Jordania Ditemukan Mengapung di Sekitar Pantai Legian Bali
Mahasiswi Hilang di Pantai Batu Lepek Ditemukan Tewas di Pantai Wonogoro
Hanyut 1 Km, Jasad Balita Ditemukan di Sungai Sunggal
Pergi Bawa Bibit Udang ke Tambak, Yahuddin Hilang di Sungai Jelarai Tarakan
Diduga Idap Gangguan Jiwa, Pria asal Padang Ceburkan Diri ke Laut
Ingin Ikut Swafoto, Sephia Malah Terbawa Ombak Pantai Watu Lepek