4 Alasan Mahathir sebut Indonesia butuh Soeharto
Bagi Mahathir, Pak Harto adalah sosok yang lengkap. Karenanya, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin seperti Pak Harto.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Bin Mohamad dan mantan Presiden Soeharto merupakan dua sahabat dekat. Di masa kepemimpinannya, kedua tokoh tersebut kerap saling mengunjungi satu sama lain.
Saat bertemu, keduanya kerap bertukar pikiran untuk menuntaskan persoalan negara yang tengah dihadapi. Karenanya, sosok Pak Harto begitu membekas bagi Mahathir.
Meski banyak kalangan yang menyalahkan Pak Harto atas keterpurukan Indonesia, tak demikian dengan Mahathir.
Bagi Mahathir, Pak Harto adalah sosok yang lengkap. Karenanya, Mahathir menilai Indonesia membutuhkan sosok pemimpin seperti Pak Harto.
Berikut empat alasan Mahathir sebut Indonesia butuh pemimpin seperti Soeharto.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
-
Siapa yang mengenalkan Soeharto kepada Siti Hartinah? Rupanya mereka sudah punya calon. Wanita itu adalah Siti Hartinah. Teman sekelas adik Soeharto, saat sekolah di Wonogiri.
-
Kapan Soeharto dipanggil 'monyet'? Saat Perang kemerdekaan, Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan Mayor Soeharto untuk bertahan di puncak sebuah bukit yang strategis.
Pak Harto pemimpin yang kuat
Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Bin Mohamad menyebut Indonesia membutuhkan pemimpin seperti Soeharto. Alasannya, Pak Harto merupakan seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.
"Dia adalah seseorang yang memberi kepemimpinan kuat. Sebuah negara seperti Indonesia, kita perlu pemimpin yang kuat. Kalau pemimpin lemah, dia akan ditarik ke arah berbeda dan tidak akan menjadi pemimpin berkesan," kata Mahathir kepada wartawan merdeka.com, Faisal Assegaf, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, Mahathir menyatakan bukan berarti pemimpin Indonesia ke depan harus berasal dari militer seperti Pak Harto.
"Tak harus militer, dari pihak mana pun tak apa. Tetapi militer perlu menjadi profesional. Mereka akan turut perintah pemimpin dipilih oleh rakyat. Kalau mereka campur tangan, mereka bersenjata. Maka akan hilang demokrasi," katanya.
Pak Harto pemimpin bijaksana
Mahathir menilai Soeharto sebagai seorang pemimpin yang tenang. Pak Harto mengambil tindakan dan keputusan dengan sikap dan pikiran yang penuh dengan ketenangan.
"Pak Harto memerintah amat bijaksana dengan memahami masalah-masalah yang rumit dari sebuah negara besar dengan jumlah penduduk dua ratus juta orang, yang berbeda kultur dan bahasa dan tinggal tersebar di kepulauan," kata Mahathir dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories'.
Mahathir menilai Pak Harto dapat mengawal keadaan. Hal itu dibuktikannya dengan mengkondusifkan kondisi Indonesia pasca-peralihan kekuasaan dari Bung Karno kepada dirinya.
"Tidaklah mudah bagi pemerintah mengawal keadaan sebuah negara yang baru dibentuk, seperti Indonesia yang baru merdeka dijajah Belanda, padahal sebelum itu Indonesia memiliki banyak kerajaan yang kadang-kadang saling bermusuhan," katanya.
Pak Harto memahami banyak masalah
Selain kuat dan bijaksana, Pak Harto merupakan pemimpin yang memahami begitu banyak masalah di mata Mahathir. Karenanya, Pak Harto dapat mengatasi masalah dan membangun Indonesia dengan baik.
"Memang ada yang berpendapat bahwa pemerintahan Pak Harto keras, tetapi kami tidak melihatnya seperti itu," kata Mahathir dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories'.
Menurutnya, tidak mungkin sebuah pemerintah tidak berlaku tegas dengan membiarkan adanya masalah di dalam negeri. Sebab, hal itu akan mengganggu pembangunan.
"Banyak negara yang merdeka pada waktu yang bersamaan, sampai sekarang tidak mengalami kemajuan apa-apa karena adanya civil war. Namun Pak Harto dapat mengawal sehingga Indonesia bisa menjadi sebuah negara jaya," katanya.
Pak Harto paham apa yang dibutuhkan rakyat
Mahathir mengatakan, Pak Harto merupakan pemimpin yang mempertahankan UUD 1945 dan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia. Pak Harto berusaha mempertahankan nilai-nilai kebangsaan dan jati diri yang dimiliki Indonesia.
"Setiap negara memerlukan sebuah pegangan yang menjadikan kita semua memiliki komitmen yang sama terhadap pegangan itu, sehingga sebuah bangsa bisa bersatu dalam sebuah negara," kata Mahathir dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories'.
Menurutnya, Pak Harto seorang pemimpin yang tegas. Selain itu, Pak Harto sangat paham terhadap berbagai masalah dan hal-hal yang diperlukan oleh rakyat dan negara Indonesia.
"Sebagai contoh mengenai demokrasi. Kita memerlukan demokrasi tetapi demokrasi seperti di Barat tidak cocok untuk negara yang lain karena masing-masing negara memiliki kekhasan dan tidak dapat dipaksakan."
"Pak Harto amat memahami kebutuhan demokrasi di Indonesia. Itu sebabnya mengapa di bawah kepemimpinan Pak Harto, Indonesia bisa maju dari negara miskin menjadi negara berkembang," katanya.