4 Keunikan menteri Susi, beda dengan lainnya
Meski hanya lulusan SMP, tidak lantas membuat Susi minder. Dia langsung membuat sejumlah gebrakan.
Susi Pudjiastuti, membelalakkan mata banyak orang saat Presiden Joko Widodo mengangkatnya menjadi seorang menteri. Meski cuma lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Susi dipercaya untuk mengisi posisi di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pada era SBY, jabatan tersebut tidak mentereng, meski tugas yang dijalaninya cukup berat. Sebab, ruang lingkup pekerjaannya adalah pengawasan dan pemanfaatan perairan di lautan Indonesia. Serta meningkatkan potensi dari sektor perikanan.
Meski hanya lulusan SMP, tidak lantas membuat Susi minder. Dia langsung membuat sejumlah gebrakan yang membuat banyak orang menggelengkan kepala.
Di sisi lain, dia tetap bersikap seperti biasanya. Bahkan, dia tetap santai merokok bersama wartawan sesaat setelah namanya dipanggil Jokowi sebagai salah satu anggota Kabinet Kerja.
Walaupun sudah menjadi menteri, Susi tidak menutupi kekurangannya, termasuk sebuah tato burung Phoenix di kaki kanannya. Bagi Jokowi, Susi adalah pekerja keras.
“Ibu Susi seorang pekerja keras,” kata Jokowi saat mengumumkan susunan kabinetnya, di Kompleks Istana Kepresidenan, Minggu (26/10).
Berikut 4 keunikan menteri Susi yang beda dibanding pejabat lainnya dirangkum merdeka.com:
-
Siapa yang mengajak petani di Sulawesi Selatan untuk memanfaatkan bantuan dari Kementan? Pj. Gubernur Sulawesi Selatan, Zudan Arif Fakrulloh, mengajak para petani di wilayahnya untuk memanfaatkan bantuan kementan secara optimal, terutama dalam meningkatkan produksi padi dan jagung sebagai komoditas strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
-
Kapan Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan? Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kapan Teuku Muhammad Hasan menjabat sebagai Gubernur Sumatera? Kemudian pada tanggal 22 Agustus 1945, Teuku Muhammad Hasan diangkat menjadi Gubernur Sumatera I dengan ibukota Medan.
-
Bagaimana cara Susi Pudjiastuti menunjukkan keakraban dengan Prabowo? Baik Prabowo maupun Susi keduanya turun langsung untuk ikut melepas tukik ke laut. Raut bahagia tampak jelas di wajah dua sosok besar tanah air ini. Setelah selesai melakukan kegiatan sosial, Prabowo dan Susi sempat bercengkrama sambil masak bersama. Keakraban keduanya sangat terlihat dalam momen spesial ini.
-
Siapa yang diangkat menjadi Wakil Menteri Pertahanan Suriah? Cohen bergaul akrab dengan kalangan pejabat dan jajaran tertinggi militer Suriah. Puncaknya, Cohen Sampai Mau Diangkat Jadi Wakil Menteri Pertahanan Suriah Dia mendapat akses VIP ke semua jajaran militer Suriah.
Bertato dan merokok
Keberadaan tato yang terletak di kaki bagian kanan tak sengaja terekam media. Hidup sebagai 'anak pantai', membuat Susi tak segan memasang tato tersebut.
Gambar seni di betis Susi tersebut bergambar burung phoenix. Ini adalah burung api mitologi dari Mesir kuno di mana digambarkan sebagai burung yang mati oleh api dan dilahirkan kembali dari api.
Meski bertato, tak lantas membuat Susi mencoba menutupinya. Bahkan, dia tetap berjalan santai walau betis kanannya terbuka dan terlihat orang banyak.
Polemik Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti terus bergulir. Sebab Susi diketahui sebagai perokok dan memiliki tato di kakinya.
Adik Gus Dur, Salahuddin Wahid atau biasa disapa Gus Sholah menanggapi pertanyaan follower akun Twitternya soal menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang perokok dan memiliki tato.
"Jangan merokok di tempat Umum," jawab Gus Sholah saat ditanya akun Twitter @bobihendra, Rabu (29/10).
Kemudian akun Twitter @kurdiabujundi menegaskan soal pertanyaan menteri yang memiliki tato.
"Itu masalah pribadi," tegas Gus Sholah
Lulusan SMP
Meskipun dikenal sebagai pebisnis sukses, ternyata Susi Pudjiastuti juga punya perasaan minder. Sebabnya latar belakang pendidikannya hanya berijazah SMP.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku minder saat pertama kali berkantor di kementerian. Dia gugup ketika harus berkoordinasi, berbicara dan memimpin anak buahnya atau para pejabat kementerian yang memiliki latar belakang pendidikan jauh lebih tinggi dari dia.
"Saya ragu semua eselon I dari akademisi yang handal, doktor, profesor. Dengan ijazah saya miliki, mau ngobrol apa saya dengan bapak?," ucap Susi saat serah terima jabatan di KKP, Jakarta, Rabu (29/10).
Bagaimanapun tegarnya seorang Susi, dia tetap saja tak bisa menahan kekesalannya pada orang yang menghina latar belakang pendidikannya yang cuma berijazah SMP. Susi bahkan menantang para ahli tersebut untuk membuktikan omongan mereka.
"Mereka nanti bisa kita lihat apa kesombongan mereka itu terbukti atau tidak. Kalau terbukti saya ajak kerja sama," ucap Susi di Gedung Mina Bahari III, KKP, Jakarta, Rabu (29/10).
Sebaliknya, jika para ahli tersebut hanya bisa menghina, maka Susi sama sekali tidak akan melihat orang tersebut apalagi mengajaknya kerja sama.
"Kalau mereka omong doang, di sini di KKP sudah banyak orang yang bekerja lebih baik," tutupnya.
Pimpin rapat pakai bahasa asing
Susi Pudjiastuti menjadi satu-satunya menteri dalam Kabinet Kerja yang tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi. Pebisnis nyentrik yang didapuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan ini tidak lulus SMA, alias cuma berijazah SMP.
Meski hanya berijazah SMP, jangan ragukan kemampuannya dalam berbahasa Inggris. Ketika diwawancara wartawan, Susi kerap kali menyelipkan kata-kata dan istilah Bahasa Inggris. Ternyata tidak hanya dalam sesi wawancara dengan wartawan, ketika memimpin rapat di kementerian pun Susi kerap menggunakan Bahasa Inggris.
Hal itu diakui salah satu pejabat di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Saut Hutagalung. Saat rapat, Susi masih dominan menggunakan Bahasa Indonesia. Namun diakui Saut, Susi fasih berbahasa asing dan kadang menyelipkan kata-kata Bahasa Inggris dalam rapat.
"Pimpin rapat Bahasa Indonesia, kan orang Pangandaran. Memang untuk pengulangan atau diskusi kadang campur Bahasa Inggris," kata Saut kepada merdeka.com lewat pesan singkatnya di Jakarta, Selasa (28/10).
Ketika wawancara dengan wartawan, Susi juga kerap menggunakan Bahasa Inggris. Seperti saat diminta komentarnya ketika dipilih Presiden Joko Widodo menjadi menteri.
"Satu hal saya khawatirkan, kalau saya jadi menteri, saya tak bisa teriak-teriak ke menteri lainnya. Now, I do not anymore," kata Susi saat konferensi pers di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Minggu (26/10).
Majukan jam kerja
Setelah resmi menjadi orang nomor satu di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti langsung membuat gebrakan di internal. Setelah melakukan inspeksi mendadak dan menggelar rapat pimpinan, Susi memutuskan untuk membuat perubahan mendasar.
Dia mengubah jadwal kerja di kementerian yang dipimpinnya. Jika biasanya pegawai kementerian KKP masuk kerja pukul 08.00 WIB, mulai besok, Rabu (29/10) masuk satu jam lebih awal.
"Saya mau jam kerja diubah dari jam 08.00 WIB jadi jam 07.00 WIB dan pulang jam 15.00 WIB," ujar Susi saat ditemui di kantor kementerian bidang perekonomian, Jakarta, Selasa (28/10).
Dia punya alasan mengubah jadwal kerja pegawai kementerian. "Supaya nggak kena macet," singkatnya.
Susi juga membuat kebijakan lain untuk kelancaran koordinasi dengan anak buahnya di kementerian KKP. Dia meminta ruang kerja pejabat eselon I dan II tidak jauh dari jangkauannya. "Saya juga minta antara saya dan pejabat eselon I gedungnya tak terpisah-pisah, dalam seminggu bisa punya joint office," tegasnya.
Sebelumnya, Susi juga berencana membangun bandara kecil atau bandara mini di pulau-pulau kecil Indonesia. Panjang runway atau landasan pacu bandara hanya satu kilometer saja. Bandara ini nantinya dimanfaatkan untuk mengangkut hasil tangkapan nelayan ke kota terdekat.
"Saya akan pakai moto di perusahaan saya sebelumnya yaitu one kilometer runway bring you to the world. Nanti kita ingin Pemda investasi di bandara. Tidak perlu Rp 10 - Rp 20 miliar," ucapnya.
Untuk mengembangkan bandara, pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Dia meyakini rencana ini akan efektif. Sebab, adanya bandara secara tidak langsung akan meningkatkan penghasilan nelayan.