4 Mahasiswa UB Malang bikin mesin percepat fermentasi yoghurt
Dengan alat ini, proses fermentasi hanya membutuhkan waktu empat jam.
Empat mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang menemukan sebuah mesin yang berfungsi untuk mempercepat proses fermentasi yoghurt. Alat tersebut diberi nama Authomatic Yoghurt Bioreactor atau Aytron.
Penemuan tersebut terinspirasi dari masyarakat Desa Ngabab, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang yang ingin meningkatkan nilai jual susu. Masyarakat yang tergabung dalam kelompok Dworowati itu memang kumpulan para peternak sapi penghasil susu.
Akhirnya terpilihlah produk yoghurt untuk menjadi usaha bersama. Kelompok Dworowati kemudian produksi menggunakan proses konvensional dengan proses fermentasi cukul lama, yakni antara 12 sampai 18 jam.
Keempat mahasiswa tersebut memikirkan untuk mencari cara agar proses produksi berjalan cepat. Akhirnya mereka yang terdiri dari Mas Wisnu Aninditya (Pertanian, 2013), Nada Mawarda Rilek (Pertanian, 2013), M. Ghadafy (Teknik Elektro, 2013) dan Sri Handayani Nofiyanti (Pertanian, 2014) menggagas mesin Authomatic Yoghurt Bioreactor.
Temuan mereka mengkombinasikan antara teknologi pemanasan electrical heating dan fuzzy logic control. Electrical heating sendiri merupakan sistem pemanasan yang mampu meratakan panas.
"Untuk mendukung kinerja electrical heating, maka bioreaktor dilengkapi dengan fuzzy logic yaitu sistem kontrol cerdas yang dapat diimplementasikan pada suhu bioreaktor yoghurt," kata Wisnu, Kamis (12/5).
Aytron menggunakan algoritma fuzzy logic agar suhu menjadi lebih stabil dan panas yang cepat merata. Sehingga pemanasan menjadi lebih cepat dan dapat meminimalisir error.
"Proses pembuatan yoghurt hanya memerlukan waktu 4-6 jam dan tingkat kegagalan proses menjadi rendah," ujarnya.
Jika menggunakan proses konvensional membutuhkan waktu sekitar 12 sampai 18 jam. Proses konvensional selama menggunakan fermentasi pada wadah tertutup dengan suhu ruang antara 18 sampai 270 derajat celsius.
"Selain itu masih rentan terjadinya kontaminasi sehingga tingkat kegagalan masih tinggi," tegasnya.
Proses konvensional seperti yang pernah dilakukan oleh kelompok Dworowati sebesar 50 liter per hari. Tingkat kegagalan menjadi kekhawatiran, lantaran dampak kerugiannya yang ditimbulkan.
"Peningkatan produksi juga dikhawatirkan dapat meningkatkan kerugian besar dalam produksi karena kegagalan proses. Akibatnya banyak permintaan pasar yoghurt Dworowati tidak dapat terpenuhi dan menurunkan daya saingnya," ujarnya.
Aytron, kata Wisnu, dapat meminimalisir persoalan serupa yang dihadapi kelompok Dworowati. Alat tersebut akan mempercepat proses produksi dan tingkat kegagalan yang sangat rendah.
Aytron sebagai bioreaktor yoghurt pada proses fermentasi yang bekerja secara otomatis. Selama bekerja, dapat disesuaikan dengan kebutuhan suhu optimal pertumbuhan starter, yakni bakteri Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus Termophillus. Pada proses fermantasi yoghurt biasanya akan bekerja pada 430 derajat selcius.
Baca juga:
Dengan ampas tebu, mahasiswa Unbraw bikin apel bertahan 2 bulan
Raih juara 1 tingkat Asia, tim Sapu Angin ITS diarak keliling kota
Mahasiswi Unnes ini bikin kamus online bahas jawa berbasis android
Jaket anti ngantuk Unibraw raih medali emas di Malaysia
Mahasiswa Surabaya buat spageti dan milkshake berbahan singkong
-
Apa saja wisata di Malang yang cocok untuk wisata edukasi? Jatim Park 1 adalah obyek wisata yang memadukan unsur edukasi dengan pariwisata yang menarik. Jika Anda tertarik dengan wisata edukasi seperti teknologi, fisika, kimia, matematika, dan biologi, maka Jawa Timur Park 1 bisa menjadi pilihan yang cocok untuk dikunjungi.
-
Siapa yang menjadi sasaran dari seminar Pendidikan Budi Pekerti di Malang? Seminar dengan tema Pendidikan Budi Pekerti Bagi Anak dan Remaja ini dilakukan di dua tempat di Kota Malang."IIDI memilih dua sekolah, yang di SMP 27 sudah dilaksanakan pada 2 Mei lalu pada waktu Hardiknas, sedangkan yang di SMA 2 dilaksanakan hari ini tanggal 14 Mei," terang Ketua IIDI Cabang Malang, Ny. Diyah Himawati Santosa, SE.
-
Bagaimana napi di Lapas Kelas IA Malang belajar membaca Alquran? Tadarus Alquran di Lapas Kelas IA Malang "Pagi itu pondok pesantren, setelah selesai dilanjutkan pembacaan tadarus Alquran. Banyak yang saya dapatkan, saya dulu tidak dapat membaca Alquran, sekarang lancar membaca Alquran."
-
Apa yang diraih oleh Mukhamad Ngainul Malawani di UGM? Pada Rabu (24/1), sebanyak 836 Mahasiswa Program Pascasarjana UGM menjalani wisuda di Grha Sabha Pramana. Salah satu dari mereka ada nama Mukhamad Ngainul Malawani (31). Pria yang akrab disapa Ngainul itu berhasil meraih IPK tertinggi yaitu 4,00 sekaligus berpredikat pujian. Tak hanya itu, ia juga menjadi wisudawan dengan predikat lulusan tercepat karena berhasil meraih gelar doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Padahal masa studi rata-rata jenjang program S3 adalah 4 tahun 9 bulan.
-
Apa yang menjadi inti pembahasan seminar bulanan AMA Malang? Model bisnis di era digital yang menekankan kecepatan respons ini menjadi inti pembahasan dari Asosiasi Management Indonesia (AMA) Malang pada seminar bulanan mereka.
-
Kapan motto hidup mahasiswa lucu digunakan? Motto hidup bagi mahasiswa seringkali menjadi sumber motivasi dan inspirasi dalam menjalani kehidupan kampus yang penuh tantangan dan kesibukan. Motto hidup tidak selalu harus serius; banyak mahasiswa memilih motto yang lucu untuk menambah semangat dan keceriaan dalam rutinitas mereka.