5 Barang yang melekat pada Gus Dur ini jadi kenangan
Berikut itu di antaranya celana kolor dan kopiah Gorontalo. Berikut ini 5 barang kenangan Gus Dur:
Mantan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid alias Gus Dur akan selalu dikenang bagi orang-orang dekatnya, termasuk bagi orang-orang NU atau nahdliyin. Bukan hanya karena sosoknya yang kontroversial dan humoris, tapi lebih kepada ketokohannya sebagai kiai, politisi, dan penganjur kemanusiaan.
Selain itu, bagi orang-orang sekitarnya, Gus Dur juga dikenal konsisten dalam memakai barang. Maka wajar, bila barang-barang yang melekat pada Gus Dur ini kemudian menjadi kenangan bagi orang-orang sekitarnya, termasuk para nahdliyin.
Misalnya celana kolor dan kopiah Gorontalo. Celana kolor sering dipakai di rumah, bukan hanya saat santai, tapi juga digunakan meski dia menerima tamu. Bahkan anta tentu ingat, ketika keluar dari istana saat dilengserkan, Gus Dur juga memakai celana kolor. Hehe..,Gus..,Gus.
Selain celana kolor, Gus Dur juga identik dengan kopiah Gorontalo. Kopiah ini terbuat dari anyaman, tidak terasa panas meski lama dikenakan. Apalagi, bahan baku pembuatannya yaitu kulit kayu pohon mintu yang konon hanya ada di hutan-hutan Gorontalo.
Kini, Kopiah Gorontalo ini banyak diminati oleh orang-orang, dan identik menjadi kopiah Gus Dur . Selain dua barang itu, masih ada beberapa barang lain yang identik dengan Gus Dur . Berikut ini 5 barang kenangan Gus Dur:
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Bagaimana Gus Dur menanamkan nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Apa yang dibahas oleh tokoh-tokoh nasional saat bertemu Gus Mus? Mereka membahas banyak hal, mulai dari demokrasi yang terancam hingga kebohongan yang terjadi di mana-mana
Kursi Gus Dur di PBNU
Barang pertama adalah kursi duduk di ruang kerja almarhum Gus Dur ketika menjabat sebagai Ketua PBNU. Kursi plus meja ini kini menjadi koleksi bersejarah di kantor PBNU, Jakarta. "Pojok Gus Dur" demikian orang PBNU mengabadikan ruang kerja mantan presiden RI keempat itu.
Di ruang itu sehari-hari Gus Dur menghabiskan hari sambil bekerja. Kini ruang itu dijadikan sebagai museum kecil untuk mengenang Gus Dur, termasuk kursi kerjanya. Di ruang itu pula anak-anak muda NU sering berdiskusi membahas segala hal.
Ada sebuah cerita dari Bambang Susanto, Wakil Bendahara Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dia orang yang sering menemani Gus Dur pergi tiga tahun terakhir sebelum meninggal.
"Saya sendiri ga tahu, pokoknya kalau Gus Dur sudah duduk di kursi itu, langsung tidur. Pokoknya dari mana saja, jam berapa saja, pasti minta ke PBNU. Pernah malam-malam waktu turun dari Bandara saya tanya, kemana pak?" "PBNU," jawa Gus Dur.
Setelah Gus Dur wafat, ruang kerjanya sempat dikunci dan tertutup untuk umum. Namun, banyak orang-orang dari daerah ketika berkunjung ke PBNU protes, minta agar ruangan itu dibuka. "Kasihan orang-orang, mengelus-elus pintunya sambil menangis. Akhirnya dibuka saja," kata Nuruddin Hidayat, salah satu santri Gus Dur.
Celana kolor Gus Dur saat keluar dari Istana
Anda tentu ingat betapa efisien, hemat dan sederhananya Gus Dur ketika dilengserkan dari kursi presiden. Tidak ada upacara rumit ketika mantan presiden ke empat itu lengser dari Istana Presiden. Gus Dur hanya memakai celana kolor dan kaos, sambil menyapa pendukungnya di depan Istana.
Kisah celana kolor Gus Dur ini tentu menjadi kenangan sendiri bagi masyarakat Indonesia. Sepanjang sejarah pemerintahan di dunia, barang kali cuma Gus Dur yang berperilaku demikian. Lalu di mana celana kolor itu? Nuruddin Hidayat, santri yang dekat dengan Gus Dur mengatakan, kemungkinan celana itu disimpan keluarga di Ciganjur.
"Semua baju-baju Gus Dur, batik, kaos dan barang-barang lain ada di Ciganjur (Rumah Gus Dur). Tidak ada yang dibagi-bagikan atau diberikan ke orang lain. Keluarga takut nanti dikultuskan," kata Nuruddin.
Gus Dur ternyata tak hanya di Istana saja memakai celana kolor. Di rumah kediaman Ciganjur, kiai cucu pendiri NU Hasyim Asy'ari itu cuga kerap memakainya. "Setahu saya ya seperti itu. Gus Dur seringnya memakai celana kolor dan kaos, meskipun saat menerima tamu, mulai orang biasa sampai pejabat," ujar Nuruddin.
Kopiah Gorontalo yang sering dipakai Gus Dur
Barang lain adalah kopiah Gorontalo. Kopiah anyaman warna cokelat muda dengan tulisan Gus Dur, sering dipakai bersafari selepas menjabat presiden. Kopiah ini terbuat dari anyaman, tidak terasa panas meski lama dikenakan. Apalagi, bahan baku pembuatannya yaitu kulit kayu pohon mintu yang konon hanya ada di hutan-hutan Gorontalo.
Sepeninggal Gus Dur, ada banyak orang mengklaim memiliki kopiah ini, dan mengaku diberi langsung oleh cucu pendiri NU Hasyim Asy'ari itu. Paling anyar berita tentang kopiah ini ketika Istri Gus Dur, Shinta Nuriyah Wahid, memberi sebuah kopiah peninggalan Gus Dur kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Kini, kopiah Gorontalo telah identik dengan Gus Dur, dan semakin mencuat namanya. Kopiah hasil rajutan pengrajin tradisional dari desa-desa pedalaman Gorontalo itu banyak dikenakan orang-orang nahdliyin, bahkan masyarakat umum.
Audio Book sering didengarkan Gus Dur
Bila anda berkunjung ke "Pojok Gus Dur", museum mini bekas ruang kerja almarhum mantan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, pasti melihat tatanan banyak koleksi audio book, baik berbahasa Indonesia maupun Inggris, di rak buku.
Gus Dur memang sering mendengarkan audio book itu. Sebab, semua tahu Gus Dur memiliki masalah penglihatan, sehingga tidak bisa membaca buku dengan normal. Namun demikian, Gus Dur tidak surut minat belajar dan membacanya. Oleh sebab itu Gus Dur menyiasatinya dengan mendengarkan audio book itu.
Bahkan audio book ini disiapkan untuk Gus Dur ketika menjadi pasien di RSCM. Di kala sakit, Gus Dur sering mendengarkannya untuk mengisi waktu. "Biar tidak bosan, untuk mengisi waktu senggang biasanya bapak (Gus Dur) mendengarkan audio book," kata Bambang Susanto, orang dekat Gus Dur tiga tahun terakhir sebelum meninggal.
"Dulu, kalau memberi hadiah Gus Dur itu jangan memberi yang macam-macam, cukup audio book saja, atau makanan. Beliau pasti senang."
Tongkat Gus Dur
Sebelum sakit yang di derita Gus Dur kian parah sampai harus duduk di kursi roda, Gus Dur lebih dulu memakai tongkat penyangga badan ketika berjalan. Anda tentu ingat ketika Gus Dur menjabat sebagai presiden RI keempat. Waktu itu, untuk berjalan Gus Dur sering dituntun dengan tongkat.
Tongkat itu kini disimpan oleh keluarga. Pada 12 Februari 2012, tongkat Gus Dur diserahkan kepada Zannuba Ariffah Chafsoh Wahid atau Yenny Wahid oleh ibunya sendiri, Shinta Nuriyah dalam peringatan haul kedua Gus Dur di Gedung Olahraga (GOR) Kabupaten Sidoarjo.
"Tongkat ini, tidak akan saya miliki sendiri. Tongkat ini hanya simbolis dan akan terus dipergunakan untuk perjuangan seluruh masyarakat Indonesia seperti yang telah diamanatkan oleh Gus Dur," kata Yenny usai menerima tongkat di Sidoarjo waktu itu.
Baca juga:
Guyonan Gus Dur: Cara Pak Dandim menebak umur Mumi
Gus Dur, Sang Kiai dan kewarasan film nasional
Humor Gus Dur: Dicium artis cantik
Ketika Gus Dur guyon dan serius soal poligami
Ini 4 pemimpin negara di dunia yang dibikin 'ngakak' Gus Dur