5 Fakta terungkapnya kasus mayat disemen hingga paving meledak
Pelaku mengaku sakit hati terhadap korban.
Warga Perumahan Dharma Husada Indah Blok B digegerkan penemuan mayat yang terkubur di bawah paving rumah nomor 154, pada Sabtu (18/10) kemarin. Mayat di bawah paving itu, diketahui bernama Awi asal Probolinggo.
Tak membutuhkan waktu lama bagi pihak kepolisian meringkus pelaku. Pada Minggu (19/10) sore, pria bernama Nur Hadi Santoso (19) asal Sedaput Bakalan, Sumobito, Jombang, Jawa Timur, diamankan polisi.
Nur yang tak lain merupakan rekan seprofesi Awi mengaku sakit hati terhadap korban. Oleh sebab itu, dia dengan tega menghabisi teman kerjanya tersebut dengan cara sadis.
Berikut rangkuman pembunuhan sadis yang dilakukan Nur kepada Awi yang dirangkum merdeka.com, Senin (20/10) :
-
Dimana pembunuhan sadis itu terjadi? Diberitakan sebelumnya, seorang ibu muda berinisial MSD (24) tewas digorok oleh NKW (24), suaminya sendiri di dalam rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Apa yang dirusak oleh pelaku? Partai Amanat Nasional (PAN) mencatat ada 24 APK berupa baliho dan spanduk calegnya yang dirusak.
-
Bagaimana dampak buruk sadfishing bagi pelaku? Pada akhirnya orang lain akan memberikan stigma negatif terhadap kondisi orang yang melakukan sadfishing.
Pelaku sembunyi di rumah orang tuanya
Usai membunuh Awi dan menguburkannya kedalam Paving sedalam 30 sentimeter, Nur kabur dan sembunyi ke rumah orang tuanya, Surabaya, Jawa Timur. Saat ditangkap, Hadi tak melakukan perlawanan sedkit pun.
Nur ditangkap dikediaman orang tuanya yang berjarak sekitar 40-60 kilometer dari rumahnya di Jombang.
"Iya benar sudah tertangkap. Nanti, Pak Kapolrestabes sendiri yang merilisnya," kata Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sumaryono, Minggu (19/10).
Sakit hati dipukul korban
Pelaku pembunuhan mayat disemen dan ditanam sedalam 30 cm di bawah paving rumah di Perumahan Dharma Husada Indah Blok B/154, Surabaya, Jawa Timur, mengaku sakit hati kepada korban. Pelaku sakit hati karena kerap dipukul korban.
Terakhir, Nur mengaku dipukul sebanyak empat kali oleh Awi. Oleh sebab itu, Dia membunuh rekan kerjanya tersebut secara sadis.
Korban dipukul pavling lalu dicangkul pelaku
Nur menghabisi nyawa Awi dengan cara memukul kepalanya dengan paving saat duduk di teras depan rumah sekitar pukul 17.00 WIB, pada hari Kamis (16/10).
Tak hanya memukul kepala Awi, untuk melampiaskan sakit hatinya, Nur juga memukul Awi dengan cangkul hingga terjatuh bersimbah darah.
Karena masih bernafas, Nur menyeret tubuh Awi yang tak berdaya ke halaman samping rumah serta memasukkan ke dalam lubang septic tank yang belum terpakai, hingga meninggal dunia.
Dikubur dalam sepic tank
Kemudian, tersangka mengambil jenazah korban dan menguburkannya di sebelah septic tank sedalam 30 centimeter, lalu menyemennya dan ditutup kembali dengan paving.
Setelah mengubur jenazah korban, sekitar pukul 20.00 WIB, Nur berpamitan pulang ke Jombang kepada pemilik warung yang ada di sekitar TKP.
Dieksekusi secara sadis
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sumaryono memastikan korban dibunuh oleh rekan seprofesinya.
Sumaryono mengatakan, peristiwa tersebut diperkirakan terjadi sekitar dua atau tiga hari lalu. Sebab, dilihat dari kondisi mayat sudah hampir membusuk.
"Kondisi korban telungkup, mengenakan kemaja warna abu-abu lorek berlengan panjang dan mengenakan sarung warna biru. Korban dikubur sedalam 30 centimeter kemudian ditutup lagi dengan paving, yang sebelumnya sudah tertata. Sebelum ditutup paving, pelaku menyemen terlebih dahulu lalu ditutup paving," jelas Sumaryono di lokasi kejadian.
Dari olah TKP yang dilakukan pihak kepolisian, lanjut dia, dipastikan korban dibunuh. "Dari olah TKP, diketahui korban dipukul dengan benda tumpul di bagian kepala dan dada. Ada tiga bekas luka di tubuh korban, semuanya bekas pukulan benda tumpul. Korban dieksekusi di depan rumah, kemudian di seret menuju belakang rumah dan dikubur di lorong sebelah kiri. Itu terlihat masih ada bekas ceceran darah," paparnya.