5 Kemarahan orang tua korban anak TK JIS yang disodomi
Keluarga korban geram karena kasus ini masih terkesan ditutup-tutupi oleh pihak sekolah.
Kasus pencabulan lagi-lagi terjadi. Namun kali ini adalah pelecehan seksual yang memprihatinkan sekaligus memalukan. Seorang anak bernama M (5), siswa TK di Jakarta International School (JIS), Cilandak Jakarta Selatan, disodomi oleh petugas kebersihan (cleaning service) sekolah.
"Anak saya baru cerita sekitar tanggal 20 Maret kemarin. Itu juga (cerita) setelah saya tanya. Saya ajak ke kamar untuk ngomong berdua," kata T (40) ibu korban, Senin (14/4).
Pencabulan terhadap M, diketahui setelah T, ibu korban, melihat kejanggalan yang terjadi pada anaknya itu. "Pertengahan Maret ia jadi sering ketakutan, mengigau dan berteriak ketika tidur," tutur T.
Kegundahan T semakin menjadi setelah melihat luka memar di bagian kanan perut M anaknya. Kemudian, sang anak mengaku 'dinakali oleh seseorang'.
"Saya sudah menangis, anak saya mendapat tindakan kekerasan seksual di kamar mandi sekolah," ucap T sedih.
"He puts the b**d inside my butts so deep," ujar T seraya menirukan perkataan anaknya saat ditanya.
Hingga kini kasus ini terus didalami oleh kepolisian. Bahkan pihak keluarga juga akan serius membawa kasus ini ke ranah hukum. Dua orang petugas kebersihan Agung dan Awan kini sudah ditetapkan menjadi tersangka.
Lalu bagaimana dengan tanggapan orang tua korban pada kasus ini? Berikut beberapa kesedihan dan kemarahan keras ayah dan ibu M yang disodomi:
-
Kenapa JIS jadi sorotan? Stadion JIS tengah mendapat sorotan. Tak hanya lokasinya yang dipilih sebagai venue Piala Dunia U-17 2023, namun juga kondisi rumputnya yang sempat dianggap tak layak oleh warganet.
-
Apa hukuman yang dijatuhkan kepada PSIS Semarang? Hukuman bertanding tanpa penonton dikeluarkan langsung oleh PSSI selaku induk sepak bola Indonesia. Berdasarkan surat dari PSSI, PSIS Semarang dianggap melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 karena terjadi pengulangan kejadian yang sama yaitu keributan antara suporter PSIS Semarang dengan suporter klub tamu. Keributan itu menyebabkan adanya korban luka-luka dan hal itu diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran disiplin.
-
Kapan JIS akan ditutup sementara? Seluruh area Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta Utara ditutup sementara untuk umum mulai akhir September sampai 1 Desember 2023.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Apa yang menjadi sorotan utama terkait JIS? Stadion JIS tengah mendapat sorotan. Tak hanya lokasinya yang dipilih sebagai venue Piala Dunia U-17 2023, namun juga kondisi rumputnya yang sempat dianggap tak layak oleh warganet.
-
Kenapa Senandung Jolo penting? Tradisi tutur sastra ini juga menjadi media pengetahuan budaya bagi masyarakat lokal hingga luar daerah.
Ibu korban kesal dan stres
T (40), ibunda M, bocah laki-laki yang disodomi petugas kebersihan JIS menyebut jika para tersangka tergabung dalam satu sindikat yang terorganisir. T berharap dengan terungkapnya kasus itu, maka para orang tua yang anaknya mengalami gejala sama dengan M bisa segera lapor ke pihak berwajib.
"Saya kesel, biar tangkap aja. Saya sudah stres. Kalau begini kan anak-anak lain masalah, gejala seperti ini pada lapor semua ke polisi. Jadi polisi bisa dibantu pekerjaannya," ucap T dengan geram di JIS, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (15/4).
T menduga ada korban selain anaknya dan juga akan melaporkan kasus tersebut ke Mapolda Metro Jaya.
"Yang jelas nanti lihat saja, di Polda yang akan melaporkan di sana, kemungkinan diduga ada korban lain. Kalau ada korban lain kan artinya ada sindikat terorganisir kan. Karena kan ini beban moral, saya berpendapat mungkin bisa jadi ini sindikat," tuturnya.
Keluarga anak korban sodomi akan gugat JIS
Keluarga M (6), anak TK JIS yang menjadi korban sodomi petugas kebersihan sekolahnya, tak main-main untuk menyelesaikan kasus ini. Kuasa hukum kenamaan OC Kaligis didaulat langsung oleh pihak keluarga untuk serius membawa kasus ini ke ranah hukum.
OC Kaligis pun berencana mengajukan gugatan terhadap sekolah bertaraf internasional itu. OC menilai pihak sekolah telah terbukti lalai terkait kasus itu, akhirnya pelecehan seksual tersebut bisa terjadi.
OC menyebut peristiwa sodomi kali ini merupakan kejadian paling sadis dari yang pernah terjadi. "Yang mau saya katakan, ini sodomi yang paling sadis atas anak di bawah 6 tahun. Sampai sekarang dia (korban) dapat herpes. Dari mana itu," tanya OC.
Dia minta sekolah internasional ini ditutup sebab sekolah itu pun ternyata belum mengantongi izin.
"Kaligis minta TK JIS ditutup. Kedua, dan JIS bertanggungjawab atas kejahatan itu agar kejadian ini tidak terulang," ujarnya.
Selain itu, dirinya juga menyebut bahwa sekolah bertaraf internasional itu tidak layak. Dia malah menganggap sekolah yang berada di perkampungan malah lebih bagus.
"Mungkin saja sekolah kampung lebih baik daripada internasional (JIS)," tegasnya.
Anaknya diekspos, Ibunya ngaku sudah seperti mayat hidup
T dan kuasa hukumnya, OC Kaligis akhirnya menyambangi JIS. Mereka pun menilai JIS terkesan masih menutup-nutupi kasus tersebut.
"Pendapat saya itu, iya. Belum (terbuka)," ujar T di JIS, Kamis (17/4).
Sambil menangis, T memohon kepada wartawan agar tidak mengambil gambar anak laki-lakinya yang mengalami pelecehan seksual. Sebab, dia sudah merasa amat terpukul akibat peristiwa itu.
"Kalau saya pribadi tidak apa-apa diambil gambarnya, anak saya jangan diekspos. Aku sudah kaya mayat hidup," ungkapnya sambil menangis.
Keluarga sempat diancam pakai nama menteri jangan serang JIS
T membeberkan pada wartawan, jika suaminya berinisial Mt mendapat ancaman yang mengatasnamakan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar. Ancaman melalui pesan singkat itu berisi agar keluarga korban jangan menjelek-jelekkan JIS.
"Ancaman yang diterima suaminya suami saya (Mt) mengatasnamakan Ibu Menteri (Linda Gumelar), isi ancamannya jangan menjelek-jelekkan JIS," ujar T (40), ibunda M di kantor OC Kaligis, Plaza Majapahit, Jakarta, Kamis (17/4).
Menurut T, pihaknya tidak pernah menjelek-jelekkan sekolah internasional tersebut melalui media massa. Sebab, dirinya selama ini hanya mengungkapkan fakta. "Saya nggak pernah menjelek-jelekan, saya mengutarakan fakta," tegasnya.
T menyayangkan, atas peristiwa tersebut sekolah hanya mengungkapkan keprihatinan saja. Selain itu, JIS malah menutupi kasus sodomi yang dilakukan oleh cleaning servicenya. "Di depan saja ngajak kerja sama, di belakang tidak," tegas T kesal.
Pengacara keluarga korban mengatakan kliennya sering kali mendapat ancaman dari berbagai pihak setelah kasus ini terungkap. "Pak Mt dapat ancaman beberapa pihak. Kalau mereka menutup, pasti ada yang ditutup-tutupi," kata Kaligis.
Ibu korban: Anak saya bukan hanya disodomi tapi disiksa!
T masih tetap tak terima dengan pihak JIS, karena mereka masih terkesan menutup-nutupi kasus pelecehan seksual terhadap anaknya beberapa waktu lalu. T pun menganggap jika anaknya tak hanya disodomi tapi juga disiksa.
"Saya minta keadilan, saya minta JIS bertanggung jawab. Kalau menurut saya bukan hanya diperkosa, tapi disiksa," kata T di Jakarta, Kamis (17/4).
Selain itu, dia mengaku sebelum mengadu kepada kepolisian, sebenarnya dirinya lebih dahulu ceritakan peristiwa kejahatan seksual ini kepada sekolah. Bahkan, T meminta agar persoalan itu kepada semua wali murid tetapi jangan disebutkan siapa yang melapor.
Sayangnya, pihak sekolah masih menutup perihal tersebut. Bahkan, JIS tidak pernah mengungkapkan kepada orangtua murid lainnya tentang adanya kejadian tersebut.
"Dari kejadian-kejadian, tambah lama, mereka seperti menutupi. Mereka tidak pernah mengungkapkan kepada wali murid bahwa ada seksual abuse," ungkapnya.
"Mereka (JIS) mikir hanya pukul-pukul anak. Padahal mereka, cleaning service melakukan perkosaan," imbuhnya.
Selain itu ia menegaskan sudah salah pilih sekolah. Bahkan, dia menegaskan tidak akan menyekolahkan anaknya di sekolah berstandar internasional tersebut.
"Kalau sekolah (lagi) di JIS, sorry saja nggak mau. Saya keliru pilih sekolah," katanya.
Disinggung apakah akan memasukkan anaknya ke dalam homeschooling, dirinya pun membantah. Menurutnya, metode sekolah seperti itu malah membuat anaknya menyendiri. Maka dari itu, secara tegas, bahwa bocah laki-lakinya tersebut bakal tetap dimasukan dalam sekolah normal.
"Saya pasti menyekolahkan anak saya, saya tetep sekolahin normal. Tapi saat ini saya pilih-pilih (sekolah) yang kecil saja," tegasnya.