56 Titik panas terpantau di wilayah Sumut
56 Titik panas terpantau di wilayah Sumut. Ke-56 titik panas itu tersebar di sejumlah wilayah di Sumut. Namun, kata Syahnan, Labuhan Batu dan Simalungun yang dinilai paling rawan karena hot spot terbanyak berada di kawasan itu.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah 1 Medan mendeteksi sekitar 56 titik panas di wilayah Sumatera Utara (Sumut). Warga kembali diingatkan untuk tidak melakukan pembakaran hutan atau lahan.
"Kami memantau ada 56 titik hot spot dengan tingkat kepercayaannya di atas 50 persen," kata Syahnan, Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan, Kamis (19/7).
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Apa yang ditemukan di hutan belantara Meksiko? Jauh di dalam hutan belantara Meksiko, arkeolog menemukan kota peradaban bangsa Maya yang hilang.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Apa yang diraih oleh Kota Medan dalam bidang kebersihan dan lingkungan hidup? Kota Medan kembali diperhitungkan dalam bidang penanganan kebersihan dan lingkungan hidup setelah belasan tahun absen dalam penghargaan Adipura. Belum lama ini Kota Medan baru saja meraih penghargaan Adipura di bawah kepemimpinan Wali Kota Bobby Nasution.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Bagaimana Hutan Babakan Siliwangi menjadi tempat nongkrong kekinian? Terakhir, hutan Babakan Siliwangi direnovasi dan dijadikan tempat untuk berkumpul kalangan anak muda. Di sana ditambahkan fasilitas bangku dan balkon untuk melihat kawasan hutan dan lain-lain.
Ke-56 titik panas itu tersebar di sejumlah wilayah di Sumut. Namun, kata Syahnan, Labuhan Batu dan Simalungun yang dinilai paling rawan karena hot spot terbanyak berada di kawasan itu.
Keberadaan hot spot ini harus diwaspadai semua pihak agar tidak menjadi kebakaran hutan atau lahan. "Bulan Juli juga merupakan puncak kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera Utara dan juga provinsi lain," jelas Syahnan.
Dia juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan. "Tindakan itu dapat menyebabkan kebakaran hutan," imbuhnya.
Saat ini cuaca di wilayah Sumut masih cenderung berubah-ubah. Panas terik pada siang hari dapat langsung disusul hujan pada malam hari.
Kondisi itu ditengarai disebabkan adanya gangguan di Laut China Selatan dan Samudera Hindia yang memicu hujan dengan intensitas sedang dan lebat pada malam hari.
Akibat gangguan itu, pola cuaca yang ada di wilayah Sumatera Utara menjadi berubah. "Kita harus mewaspadai peningkatan suhu udara dan sebaran asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Selain itu perlu juga diwaspadai angin kencang yang sifatnya lokal," jelas Syahnan.
Baca juga:
Data BPBD: Luas hutan dan lahan terbakar di Riau capai 2.152 hektare
Masuki kemarau, 305 hektar lahan di OKI terbakar
13 Titik api terpantau di lahan kawasan Dumai
Belasan hektar hutan jati di wilayah BKPH Kemlagi Mojokerto terbakar
Hutan seluas 4 hektare milik Perhutani di Ponorogo terbakar
Hutan pinus di Banyumas terbakar diduga akibat puntung rokok