6 Saksi diperiksa kasus dugaan pejabat Manado lecehkan siswi PKL
6 Saksi diperiksa kasus dugaan pejabat Manado lecehkan siswi PKL. Korban diduga dilecehkan Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Manado di dalam ruangan saat korban sedang dalam PKL.
Polda Sulawesi Utara memeriksa enam saksi terkait kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Manado berinisial HW kepada T (16), siswi Praktik Kerja Lapangan (PKL).
"Ya, jadi hari ini kami telah memeriksa enam orang saksi termasuk teman-teman korban untuk dimintai keterangan. Hanya saja, kami masih akan terus mencari bukti-bukti," ujar Dir Reskrimum Polda Sulut Kombes Pol Pitra Ratulangi kepada Merdeka.com, Jumat (23/9).
Sementara itu, Kadis HW saat dikonfirmasi terkesan enggan berkomentar lebih jauh. "Saya lagi dengan istri ini. No komen ya. Yang jelas kami menghormati proses hukum," singkat dia.
Sedangkan pengacara korban, Sofyan Jimmy Yosadi, meminta agar kasus ini dapat menemukan titik terang. Dia juga berharap terlapor dapat segera ditangkap.
"Saya berharap kasus ini terus bergulir dan terlapor dapat ditangkap. Namun kami juga tetap menghormati proses hukum yang dilakukan pihak kepolisian," terang Yosadi.
Seperti diberitakan sebelumnya, dugaan tindak pelecehan seksual terhadap T dilakukan di dalam ruangan kerja Kadis, Rabu (7/9) lalu, sempat membuat heboh lingkungan pemerintah kota Manado dan masyarakat Manado. Sontak saja pemberitaan dugaan tindakan amoral tersebut menjadi topik utama media lokal.
orban merupakan siswi PKL di kantor Disparbud Manado yang terletak di kawasan Megamas. Kadis HW sempat membela diri dengan menyangkal perbuatannya ke beberapa media. Pelak saja, hal ini membuat Ketua Komda Perlindungan Anak (PA) Sulut, Jull Takaliuang, geram.
"Pembelaan diri dan penyangkalan dari terduga pelaku ini sangat disayangkan. Sedangkan kejadiannya, faktanya memang kenyataan perbuatan itu terjadi. Tidak mungkin seorang anak mau mengarang-ngarang bahwa dia didudukkan di pangkuan seorang pejabat, kemudian tangannya diremas-remas, di paha, dan lain-lain. Itu kan mustahil," ujar Takaliuang saat menemani korban dan keluarga melaporkan kejadian tersebut di Mapolda Sulut, beberapa waktu lalu.