7 Perusak kapel di Ogan Ilir ditangkap, 2 di antaranya Kades dan Kepsek
Tujuh pelaku perusakan rumah ibadah umat Kristiani (kapel) di Desa Mekar Sari, Kecamatan Rantau Alai, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, ditangkap. Dua di antaranya berstatus sebagai kepala desa dan kepala sekolah.
Tujuh pelaku perusakan rumah ibadah umat Kristiani (kapel) di Desa Mekar Sari, Kecamatan Rantau Alai, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, ditangkap. Dua di antaranya berstatus sebagai kepala desa dan kepala sekolah.
Pelaku pertama yang ditangkap berinisial Y berperan sebagai perusak, dua hari kemudian inisial T juga berperan sebagai perusak ditangkap. Dari keterangan kedua pelaku, polisi meringkus pria berinisial A yang bertugas sebagai koordinator.
-
Dimana tempat pelaksanaan ibadah haji yang membedakannya dengan umroh? Sedangkan sebagai ibadah wajib, haji mewajibkan semua jemaahnya untuk melakukan rukun yang dikerjakan di luar Mekkah. Rukun-rukun tersebut antara lain wukuf di Arafah, melempar jumroh di Mina, dan mabit atau menginap di Muzdalifah.
-
Bagaimana kerusakan pada masjid? Laporan dari Reuters menyebutkan sebagian dari Masjid Tinmel mengalami keruntuhan. Gambar-gambar yang beredar di internet menunjukkan dinding-dinding yang roboh, menara setengah roboh, dan tumpukan besar puing.
-
Kapan Kerto Pengalasan menunaikan ibadah haji? Pada dasawarsa 1860, nama Kerto Pengalasan muncul dalam buku harian seorang syekh tarekat Naqsyabandiah di Pulau Pinang yang menunjukkan bahwa dia sedang menunaikan ibadah haji.
-
Kapan ibadah haji dilakukan? Pelaksanaan ibadah haji dilakukan setiap satu tahun sekali dan selalu memiliki jumlah jemaah yang banyak dan berasal dari seluruh penjuru dunia.
-
Bagaimana konsep Masjid Merah Kedung Menjangan? Secara konsep, masjid ini membawa unsur tradisional khas zaman kerajaan. Ini bisa terlihat dari adanya gerbang masuk masjid yang dibuat dari susunan batu bata merah, dengan pola konstruksi khas Trowulan, Majapahit.
-
Apa yang diusulkan BNPT terkait tempat ibadah? Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengusulkan dilakukan pengawasan atau kontrol terhadap tempat-tempat ibadah yang ada di Indonesia.
Lalu, dua pelaku berinisial WA dan WT telah ditangkap di Bangka Belitung, Minggu (18/3). Dua pria kembar tersebut berperan merusak jendela dan menjebol dinding kapel.
Dari hasil pengembangan, polisi menangkap dua orang yang berperan sebagai otak perusakan, Senin (19/3) pukul 08.00 WIB. Ironisnya, keduanya berstatus sebagai Kepala Desa inisial AS dan kepala sekolah SMA berinisial AF.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara membenarkan penangkapan terhadap tujuh pelaku. Mereka masih ditahan di Mapolda Sumsel dan Mapolres Ogan Ilir.
"Ya, sudah tujuh pelaku yang kita tangkap. Untuk oknum kades dan oknum kepala sekolah itu kita tangkap baru tadi pagi jam delapan," ungkap Zulkarnain, Senin (19/3).
Dari tujuh pelaku, kata dia, empat di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara Kades dan kepala sekolah masih diperiksa di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel.
"Baru empat jadi tersangka, yang lain masih diperiksa karena baru ditangkap," ujarnya.
Dari keterangan tersangka, ada tiga pelaku lain yang diduga terlibat karena turut berada di TKP saat kejadian. Mereka diminta menyerahkan diri untuk memudahkan proses hukum.
"Ada tiga orang lagi, mereka ada di lokasi, mungkin jadi saksi. Kita imbau menyerahkan ke kantor polisi segera," pungkasnya.
Baca juga:
Suruh rusak rumah ibadah, kades & kepala SMA di Ogan Ilir bayar Rp 2 juta
Polri tegaskan motif perusakan gereja di Ogan Ilir tak terkait agama
Polisi buru enam terduga perusak rumah ibadah di Ogan Ilir
Polri: Pengrusakan gereja di Ogan Ilir karena tak puas pemilihan Kades
Polisi curigai 2 orang terduga perusakan rumah ibadah di Ogan Ilir
Alex yakin kasus perusakan gereja tak ganggu kerukunan umat beragama