9 Tahun menjabat, SBY akhirnya berani sentil langsung FPI
Baru pada Minggu lalu, SBY dengan lugas menyebut FPI sebagai pelaku kekerasan yang terjadi di Sukorejo, Kendal, Jateng.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) memang kerap berkomentar soal konflik horizontal dan kekerasan yang terjadi di tanah air, termasuk beberapa yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI). Namun, pernyataan SBY sebelumnya hanya bersifat normatif.
Misalnya dalam penyerangan FPI kepada massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monas pada 1 Juni 2008, SBY hanya berkomentar, "Saya sangat menyesalkan terjadinya kekerasan di Jakarta kemarin siang. Saya mengecam keras pelaku-pelaku tindak kekerasan itu yang menyebabkan sejumlah warga kita luka-luka."
Pernyataan SBY dalam jumpa pers mendadak di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 2 Juni 2008 lalu itu sama sekali tidak menyebut FPI sebagai penyerang. Begitu saat mengomentari tragedi Cikeusik yang menewaskan tiga warga Ahmadiyah, SBY tetap berbicara normatif tanpa menyebut identitas pelaku.
"Dengan tujuan siapa yang lalai, siapa yang bersalah, siapa yang melanggar hukum harus diberi sanksi," kata SBY dalam keterangan pers sehari setelah tragedi Cikeusik pada 6 Februari 2011 itu.
Baru pada Minggu (21/7), SBY dengan lugas menyebut FPI sebagai pelaku kekerasan yang terjadi di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. Dalam bentrokan warga dan FPI itu, satu orang warga tewas karena ditabrak mobil rombongan ormas Islam radikal itu.
"Hukum harus ditegakkan, dicegah konflik atau benturan horizontal dan dicegah elemen dari manapun juga termasuk FPI yang melakukan tindakan kekerasan apalagi pengrusakan," kata SBY di Jakarta International Expo Kemayoran.
Catatan merdeka.com, sentilan SBY yang langsung menyebut FPI itu adalah pertama kali sejak dia menjabat sebagai presiden pada 2004. Komentar SBY yang bersifat normatif selama ini juga sudah banyak diartikan sebagai ketidakpedulian atau pembiaran oleh aktivis pluralisme agama.
Pengajar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai ada perubahan gaya komunikasi SBY terhadap FPI. Jika pada aksi-aksi anarkisme yang melibatkan FPI seperti insiden Monas dan Cikeusik SBY tidak berani menyebut nama FPI, khusus untuk kasus Kendal SBY baru berani menegaskan FPI yang salah.
"Sepertinya SBY punya momentum untuk menegor FPI di bulan Ramadan ini. SBY seperti mengumpulkan energi dorongan dari seluruh komponen masyarakat termasuk dari berbagai kalangan dalam menanggapi aksi kekerasan yang kerap dilakukan FPI di berbagai daerah," kata Ari Junaedi kepada merdeka.com, Selasa (23/7).
Ari menilai, retorika yang disampaikan SBY ini mengandung makna kalau dia tidak alpa dalam menentang aksi anarkisme.
"Tetapi seperti biasa publik kadung memahami makna yang sebenarnya dari setiap ucapan SBY hanya sebatas wacana. Tidak ada konkretisasi di lapangan. Artinya apa yang diucapkan Presiden, tidak selaras dengan praktik bawahannya," katanya.
"Presiden bilang A, anak buah berbuat Z. Dalam kacamata komunikasi politik, pernyataan-pernyataan SBY terlanjur dimaknai sebagai bentuk pseudo communication alias tong kosong nyaring bunyinya," papar Ari Junaedi.
Agar masyarakat bisa membuktikan kelugasan pernyataannya, kata Ari, sebaiknya di sisa pemerintahannya ini, SBY lebih sering mengejawantahkan antara penyataan dengan tindakan. Masyarakat di era sekarang ini tidak butuh lagi kerasnya pernyataan tetapi kepada pembuktian.
"Jika memang dianggap melanggar hukum, bubarkan saja FPI. Tapi apa berani SBY membubarkan FPI?" tandas Ari.
Baca juga:
SBY kesal FPI bawa-bawa nama Islam saat merusak
SBY instruksikan Polri untuk menindak bentrok FPI di Kendal
SBY instruksikan Polri usut tuntas kasus FPI Vs warga Kendal
SBY kecam keras sweeping FPI di Kendal
FPI klaim tidak sweeping, cuma pawai simpatik di Kendal
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Apa yang terjadi pada Bupati Bengkulu Utara saat kunjungan Presiden Jokowi? Viral di media sosial sosok Bupati Bengkulu Utara, Ir Mian yang ditarik secara tiba-tiba oleh seseorang di tengah rombongan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo, Jumat (21/7).
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Apa yang terjadi pada sapi Presiden Jokowi di Blora? Tampak sapi tersebut mengamuk saat akan disembelih Dalam video yang diunggah akun YouTube Liputan6, tampak saat akan disembelih, muka sapi itu ditutup dengan sebuah kain. Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.