ABK KM Linggar Petak 89 Belum Ditemukan Melompat dan Berpegangan Bola Jaring
Tim SAR gabungan akan kembali mencari sembilan orang Anak Buah Kapal (ABK) KM Linggar Petak 89 di Perairan Samudra Hindia yang belum ditemukan. Pencarian terus dilakukan dengan dibantu oleh dua Kapal Motor (KM) Bahari Nusantara dan Bahari Nusantara 25 dan untuk tim SAR Bali menggunakan KN SAR Arjuna 229.
Tim SAR gabungan akan kembali mencari sembilan orang Anak Buah Kapal (ABK) KM Linggar Petak 89 di Perairan Samudra Hindia yang belum ditemukan. Pencarian terus dilakukan dengan dibantu oleh dua Kapal Motor (KM) Bahari Nusantara dan Bahari Nusantara 25 dan untuk tim SAR Bali menggunakan KN SAR Arjuna 229.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali), Gede Darmada mengatakan untuk pencarian akan dilanjutkan pada besok Jumat (3/3) pagi, karena bila malam hari pencarian tidak efektif.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
Selain itu, juga melihat kondisi gelombang di Selatan Bali atau Samudra Hindia yang saat ini kecepatan angin mencapai 20 hingga 25 knot dan gelombang rata-rata mencapai empat meter.
"Sembilan korban masih dalam pencarian, dan dua kapal (Bahari Nusantara) masih melakukan pencarian saat ini dan rencana besok kita memberangkatkan lagi KN SAR Arjuna. Karena, malam sangat tidak memungkinkan dan tidak efektif. Jadi kami mempertimbangkan ABK dan kru di kapal juga," kata Darmada, di Dermaga Pasiran Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis (2/3).
Dia menyebutkan, untuk area pencarian para korban sudah diperluas sejak tadi hingga 100 Nm. Selain itu, seluruh ABK saat kapal terbalik tidak menggunakan alat keselamatan.
"Informasi dari kapten (KM Linggar Petak 89) yang selamat dan (ABK) yang meninggal kapal itu hampir semuanya tidak menggunakan alat keselamatan. Sehingga, kami masih berspekulasi untuk berupaya mencari korban dalam kondisi selamat. Tapi upaya-upaya pencarian akan tetap dilakukan," ujar dia.
Dia menambahkan bahwa kapal terbalik karena dihantam ombak dan diperkirakan gelombang di Selatan Bali atau sudah masuk Samudera Hindia ini, rata-rata mencapai empat meter.
"Itu kapal terbalik karena dihantam ombak. Rata-rata gelombang di selatan Bali ini rata-rata empat meter. Di selatan Bali kan sudah Samudra Hindia," sebutnya.
Lima Korban Selamat
Dia menyampaikan bahwa lima orang korban yang selamat saat itu berada di atas KM Linggar Petak 89 sebelum terbalik. Sementara, sisanya meloncat dari kapal dan berpegangan kepada bola-bola jaring ikan dan tidak ada yang terjebak di dalam kapal tersebut.
"Informasi dari nahkoda kapal, (ABK) yang meninggalkan kapal tidak menggunakan pelampung hanya berpegangan kepada bola-bola jaring itu. Lima orang yang berada di atas kapal itu yang masih selamat dan lainnya meninggalkan kapal," ujar dia.
"Informasinya, awalnya hanya berpegangan kepada bola-bola jaring, kalau jaring itu biasanya kayak pelampungnya berpegangan pada itu. Semua (korban) meninggalkan kapal tersebut," kata dia.
Dia melanjutkan bahwa untuk kedalaman Samudera Hindia itu mencapai hingga 100 atau 200 kilometer dan beberapa pengalaman dari pelaut yang sudah ditangani oleh Basarnas Bali, biasanya paling kuat bertahan di laut selama tiga hari tanpa makan dan minum.
"Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang kita tangani beberapa pelaut yang ada, itu kalau tiga hari tanpa makan dan minum biasanya sudah peluangnya kecil, artinya di atas tiga hari. Tapi, kalau mengapung menemukan makanan kecil atau sesuatu yang bias diminum atau dimakan tentu ada harapan lagi hidupnya di laut," ujar dia.
Operasi pencarian sembilan ABK yang belum ditemukan akan dilakukan selama tujuh hari dan pihaknya juga sudah meminta bantuan melalui brocast ke kapal-kapal yang melintas di perairan tersebut agar ikut memperhatikan dan bisa mencari dan menyelamatkan para korban dan juga melakukan hal lainnya agar para korban bisa diselamatkan.
"Untuk pencarian SOP kami 7 hari. Namun kita lihat pertimbangan sekiranya ada tanda-tanda ditemukan itu memungkinkan kita perpanjang," ujar dia.
Daftar Korban
Daftar korban selamat dan berhasil dievakuasi:
1. Ariyono Wicaksono
2. Usnadi
3. Asep Maulana M
4. Muhamad Kevin Danuarta
5. Olof Luturmas.
Sementara, korban meninggal dunia adalah Hadi Supriadi. Kemudian sembilan ABK yang masih dilakukan pencarian di antaranya Dana Prasasty, Ryan Perdana Syah Putra, M. Bagas Syaifudin, Sendi Wahyudi, Jaya Rahman, Maman Sulaeman, Candra, Mohamad Jaelani, Indra Pamungkas.
Seperti yang diberitakan, Kapal Motor (KM) Linggar Petak 89, yang merupakan kapal pencari ikan terbalik dan tenggelam di Perairan Samudera Hindia, pada Selasa (28/2) siang kemarin.
Kapal dengan Person Over Board (POB)15 orang tersebut diperkirakan tenggelam sekitar pukul 13.00 WITA.
Gede Darmada selaku Kepala Kantor Basarnas Bali mengatakan, agen kapal PT. Sumber Mina Samudera menginformasikan bahwa 4 orang berhasil diselamatkan, 1 orang ditemukan meninggal dunia, sementara 10 orang lainnya masih dalam pencarian.
Sementara, rute kapal dari Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, menuju fishing ground. Namun nahas ketika berada di posisi koordinat 09°21'S - 115°03'T tiba-tiba datang ombak menerjang.
"Pukul 13.30 WITA, KM Bahari Nusantara 25 menemukan dan mengevakuasi lima orang ABK KM Linggar Petak 89, dan masih melakukan pencarian ABK lainnya," kata Darmada, Rabu (1/3).
(mdk/gil)