Agum Gumelar: Intelijen RI kuat namun kurang terkoordinir
Agum Gumelar: Intelejen RI kuat namun kurang terkoordinir. Salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres , yakni Agum Gumelar, menyebut bahwa intelejen bisa diandalkan untuk menghalau berbagai tindak terorisme.
Salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres , yakni Agum Gumelar, menyebut bahwa intelejen bisa diandalkan untuk menghalau berbagai tindak terorisme.
"Intelejennya kuat di masing-masing. BIN-nya kuat, BAIS-nya kuat, Intel polisinya kuat, tapi belum terkoordinir dengan baik. Ini mungkin ada suatu upaya mengkoordinir intel ini, supaya menjadi satu kesatuan Intelejen yang baik dan bisa bertindak tepat dan terukur," ucap Agum Gumelar di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
-
Apa pengertian website? Pengertian website adalah lokasi pusat halaman web yang saling terhubung dan diakses dengan mengunjungi halaman rumah dari website menggunakan browser.
-
Apa yang terjadi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Minggu (12/5)? Baru-baru ini Kabupaten Agam, Sumatera Barat baru saja tertimpa musibah bencana alam banjir bandang lahar dingin pada Minggu (12/5) kemarin.
-
Apa yang ditulis di leher guci tersebut? Tulisan dalam leher guci itu berbunyi "ladanum 5", mengacu pada labdanum (Cistus ladanifer), sebuah tanaman aromatik yang digunakan untuk membuat dupa, menurut pernyataan Universitas Ibrani Yerusalem.
-
Mengapa kematian 6 orang di Puncak Papua Tengah terjadi? Kematian karena diare dan dehidrasi.
-
Apa yang terjadi saat Atang Sendjaja gugur? Atang yang berada di dalam kabin besi pun terperangkap dan meninggal seketika karena terkena tegangan listrik.
-
Kapan gempa Jogja 2006 terjadi? Delapan belas tahun yang lalu, Jogja luluh lantak akibat gempa berkekuatan 5,9 skala richter yang berlangsung selama 57 detik.
Dia menuturkan, mekanisme kerja dari para intelejen memang harus diubah dan diperbaiki.
Dia menuturkan, tidak ada yang kecolongan, menyusul masih banyak WNI yang dari Suriah bisa lolos kembali ke tanah air. Menurutnya tak gampang mengawasi.
"Memang ada masukan ke saya, terhadap WNI yang ke Suriah, ke Irak mendukung ISIS, yang sudah teridentifikasi, cabut saja paspornya. Ini masukan ke saya. Apakah itu bisa dibenarkan atau tidak, perlu dipertimbangkan. Saya rasa perlu dicabut paspornya, itu sebagai konsekuensi melanggar hukum dan mengkhianati bangsa dan negara," tutur anggota Wantimpres tersebut.
Tanggapi Koopsusgab
Di sisi lain, Agum menilai, pelibatan komando operasi khusus gabungan (Koopsusgab) jangan dipermanenkan sifatnya. Melainkan situasional.
"Mungkin situasional ya itu menurut saya," ungkap mantan Komandan Kopassus itu.
Mantan Menteri Koordinator Politik dan Keamanan ini, juga menyebut tetap pihak Kepolisian yang akan berada di depan atau memegang komando. Sehingga pelibatan TNI, cukup melihat kondisinya, diperlukan atau tidak.
"Seperti Tinombala, itu kan Kendali operasi di Polisi, tapi dilibatkan Kostrad dan petugas organik TNI. Dalam menghadapi teror pun harus seperti itu," sebut sang anggota Wantimpres .
Sumber:Liputan6.com
Baca juga:
Cerita Agum Gumelar kritik strategi SBY tangani teroris saat jadi anak buah Megawati
Wantimpres: Tantangan calon pendidik kelola medsos wujudkan perdamaian
Beri sambutan di karnaval Cap Go Meh, OSO & Agum Gumelar gunakan bahasa Mandarin
Strategi Jokowi perkuat barisan pensiunan Jenderal hadapi 2019
Jokowi resmi lantik Idrus jadi Mensos, Moeldoko duduki Kepala Staf Presiden
Bertemu Agum Gumelar, Wiranto sebut PEPABRI terus dukung pemerintah