Ajudan TNI Aniaya & Tendang Wajah Sopir Truk CPO, Bupati Kutai Barat Minta Maaf
Bupati memberikan klarifikasinya sekaligus meminta maaf atas kejadian itu.
Peristiwa penganiayaan itu viral di media sosial.
- 13 Prajurit TNI yang Aniaya Anggota KKB Terancam Penjara 5 Tahun
- VIDEO: Profil Ajudan TNI Bupati Kutai Barat, Viral Aniaya Sopir Truk Minyak
- Anggota TNI Ajudan Bupati Kutai Barat Tendang Wajah Sopir Truk Disanksi, Dandim Minta Korban Melapor
- Kronologi Ajudan TNI Tendang Wajah Sopir Truk CPO versi Bupati Kutai Barat
Ajudan TNI Aniaya & Tendang Wajah Sopir Truk CPO, Bupati Kutai Barat Minta Maaf
Daniel, ajudan Bupati Kutai Barat FX Yapan, viral di media sosial. Dia terekam menganiaya dan menendang wajah sopir truk CPO yang melintas di jalan.
Kejadian ini direspons FX Yapan. Dia memberikan klarifikasinya sekaligus meminta maaf atas kejadian itu.
"Saya sangat-sangat minta maaf. Kepada masyarakat. Tapi kejadian itu," kata Bupati FX Yapan, Kamis (21/12).
Kronologi Penganiayaan
Yapan menjelaskan kronologi peristiwa itu. Sebelum kejadian itu, dia baru saja pulang dari kampanye di dua lokasi Tanjung Isuy dan Muara Tae.
Dia pastikan kampanye itu telah mengantongi cuti yang dia peroleh dari Gubernur Kaltim.
Memasuki sore hari, Rabu (20/12), dia dan rombongan pulang. Perjalanan pun terbilang santai. Namun di hadapannya ada lima truk CPO sedang konvoi.
Yapan menceritakan, rombongannya pun memberikan kode lampu dan membunyikan klakson. Tiga truk CPO di hadapannya saat itu menepi dan mempersilakan rombongan Yapan jalan. Namun nahas dengan dua truk lainnya yang juga ada di hadapan rombongan Yapan saat itu.
"Nah, truk keempat dan kelima ini, tidak mau kasih jalan. Mulai dari muara Simpang Damai. Jadi akhirnya, Pak Daniel (ajudan FX Yapan) ini sudah dekat, dan mengeluarkan tangan, melambaikan tangan supaya mau kasih jalan. Tetap tidak mau tahu," kata Yapan dalam penjelasan resmi dia kepada wartawan di Kutai Barat, Kamis (21/12).
Di saat bersamaan, lanjut Yapan, ada bus di hadapannya arah berlawanan.
Bus itu pun memilih berhenti setelah mendapatkan kode dari iring-iringan rombongan Yapan.
"Begitu kami mau masuk, truk itu kembali masuk dan hampir tabrakan. Dia keras membunyikan klakson. Kami setop, dia (sopir truk) juga setop. Dia (Daniel) bilang kamu ini tidak mau kasih jalan. Malah dia (sopir) ikut ngomong juga. Maka Daniel emosi, akhirnya terjadi sesuatu tidak kita inginkan," ujar Yapan.
Yapan mengaku sempat keluar dari mobil dan melerai. Tapi Daniel kadung naik pitam.
"Iya, tapi sempat ditendang (oleh Daniel) karena emosi. Truk lainnya di depan sudah lari (pergi)," kata Yapan mengurai.
Di perjalanan, lanjut Yapan, dia bicara kepada ajudannya. Yapan menyoal soal SOP iringan konvoi truk CPO yang bisa terjadi dengan masyarakat dan mengakibatkan korban jiwa.
"Tidak ada etikanya, konvoi. Ini bayangkan. Mobil Bupati saja begini, apalagi masyarakat biasa. Kejadian di Karang Rejo ada korban jiwa. Jadi memang ngeri mereka ini kalau tidak ada SOP-nya. Kalau kami digulung (ditabrak) kemarin, mungkin tidak bisa ketemu hari ini (konferensi pers dengan wartawan)," jelas Yapan.
Meski demikian, Yapan atas nama pribadi, keluarga dan pemerintah, serta ajudannya meminta maaf atas peristiwa yang seharusnya tidak terjadi itu.
"Kita malu juga. Tapi ini kalau tidak diatur, kasihan masyarakat yang memerlukan jalan. Lain lagi soal debu. Pengaduan masyarakat banyak masuk, nanti bagaimana akan kita atur," sebut Yapan.
Pascakejadian itu, Yapan mengaku sudah bertemu dengan korban dan ada pembahasan soal damai.
"Bilang mereka, minta berdamai, tidak usah kemana-mana. Kami menunggu saja. Jadi sekarang sudah berdamai, berdua bersalaman. Kita minta bawa ke rumah sakit, buat rontgen. Kita menjamin biayanya nanti," jelas Yapan.
"Tapi kejadian itu, siapa pun kalau ada di dalam mobil itu, pasti emosi. Kalau tidak banting setir, habis sudah," kata Yapan.
Sementara, dihubungi merdeka.com terpisah, Kapolres Kutai Barat AKBP Heri Rusyaman juga membenarkan peristiwa itu. Kasus itu diserahkan Kodim 0912 Kutai Barat.
"Karena yang bersangkutan bukan warga sipil, bukan anggota Polri, maka kami koordinasi dan serahkan ke Kodim, karena yang bersangkutan anggota Kodim 0912 Kutai Barat. Tapi informasi yang saya dapatkan, kedua pihak sudah berdamai," kata Heri Rusyaman.