Aksi Seribu Lilin Pelajar Depok Kenang Korban Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana di Ciater Subang
Sampai saat ini, ada tujuh siswa luka berat yang kini dirawat di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) Depok.
Belasan orang meninggal dalam peristiwa itu.
- Alasan SMK Lingga Kencana Depok Gelar Perpisahan di Subang yang Berujung Petaka
- Penjaga SMK Lingga Kencana Lolos dari Kecelakaan Maut di Ciater, Ini Penyebabnya
- Isak Tangis Haru Sambut Siswa SMK Lingga Kencana Depok yang Selamat dari Kecelakaan
- Kelakuan Bejat Pembunuh Mahasiswi di Depok: Perkosa 3 Wanita, 1 Hamil dan 1 Dibunuh
Aksi Seribu Lilin Kenang Korban Kecelakaan Maut SMK Lingga Kencana di Ciater Subang
Ratusan pelajar di Kota Depok semalam menggelar aksi simpatik. Mereka menyalakan lilin untuk mengenang para korban kecelakaan bus Fajar Putera di Ciater, Subang. Para korban adalah siswa dan guru SMK Lingga Kencana, Depok.
Ratusan siswa yang tergabung dari beberapa sekolah juga mengadakan doa untuk arwah para korban meninggal dunia. Aksi simpatik itu digelar di jembatan Grand Depok City (GDC), Pancoran Mas, Depok semalam.
Para pelajar berjalan kaki sambil membawa spanduk bertuliskan ‘RIP SMK LINGGA KENCANA’. Mereka kemudian berkumpul di jembatan dan bernanyi serta berdoa.
“Agenda hari ini kita satukan pelajar di Depok untuk seribu lilin dan doa bersama untuk para korban SMK Lingga Kencana,” kata Okta Sandika, siswa SMK Putra Bangsa, Selasa (14/5).
Kecelakaan maut yang menimpa rombongan SMK Lingga Kencana membuat duka seluruh siswa di Kota Depok. Aksi doa bersama yang digelar sebagai bentuk kesedihan terhadap tragedi tersebut.
"Ini semua pelajar se-Kota Depok, dari SMP sampai SMA, kurang lebih dari 10 sekolah. Kami sangat berduka dan merasakan kesedihan mendalam atas musibah tersebut," ujarnya.
Aksi simpatik ini digelar untuk menunjukkan pelajar di Depok kompak. Selain itu juga sebagai bukti bahwa pelajar di Depok tidak hanya dikenal karena tawurannya saja tetapi memiliki rasa kebersamaan.
Tujuh Korban Luka Berat Dirawat di RSUI
Sejumlah siswa masih menjalani perawatan. Ada tujuh siswa luka berat yang kini dirawat di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI) Depok.
“Pasien jumlah pasien yang dirawat di RS UI ada tujuh. Semuanya mengalami operasi karena yang memang yang masuk RSUI ini memang pasien yang berat jadi kami melakukan operasi,” kata Direktur Utama RS UI, Astuti Giantini, Selasa (14/5).
Ketujuh pasien tersebut menjalani operasi dengan ditangani tim dokter. Operasi berlangsung lebih dari 12 jam.
“Jadi tim dokter saya bersiap dari jam 7 pagi sampai jam 3 pagi baru selesai operasi,” ujarnya.
Ketujuh pasien ditangani di ruang ICU. Saat ini para korban masih menjalani perawatan intensif.
“Jadi semua pasien masih berada di ruang ICU. Saya minta doanya mudah-mudahan segera diberi kesembuhan, segera diberi perbaikan,” harapnya.
Kondisi para pasien saat ini masih bervariatif. Namun rata-rata dalam kondisi berat.
“Kondisinya rata-rata berat, menurut saya semuanya memang perlu dilakukan observasi di ICU,” ungkapnya.
Dari ketujuh pasien, ada yang kondisi kesadarannya kurang baik. Namun tim medis berupaya memberikan tindakan sebaik mungkin agar pasien segera pulih.
“Kesadaran ada yang kurang baik, tetapi kita usahakanlah kita berikan yang terbaik untuk pasien-pasien kami. Jadi saya belum bisa menentukan apakah nanti hasilnya akan baik atau tidak. Itu juga masih perlu penanganan lanjut, jadi memang harus kita terapi dengan yang terbaik,” katanya.
Tim medis kata dia akan terus memantau kondisi para korban. Jika diperlukan tindakan untuk para pasien maka akan segera dilakukan.
“Sudah pasti yang pertama sekarang dalam keadaan yang kurang baik kita akan lakukan terapi yang terbaik setelah mereka dilakukan operasi dan lainnya. Selanjutnya mungkin kalau ada yang perlu direhabilitasi atau perlu perbaikan kedepan akan kita lakukan,” pungkasnya.