Alasan-alasan warga Indonesia yang jadi simpatisan ISIS
Ada yang cuma sekadar menyimpan bendera ISIS, hingga mengoleksi replika senjata laras panjang.
Banyak warga Indonesia yang turut menjadi simpatisan organisasi Islamic State of Syiria and Iraq (ISIS). Mereka tersebar di sejumlah daerah di Tanah Air.
Rata-rata, yang bersimpati terhadap ISIS ini mereka yang berusia antara belasan hingga umur 20-an. Saat ditelusuri lebih jauh, alasan mereka menjadi simpatisan pun beragam.
Para warga ini juga memiliki cara berbeda dalam memaknai simpatisan ISIS. Ada yang cuma sekadar menyimpan bendera ISIS, hingga mengoleksi replika senjata laras panjang.
Simpatisan ini banyak mendapat informasi seputar ISIS dari internet.
Berikut alasan-alasan banyak warga Indonesia menjadi simpatisan ISIS:
-
Kapan Iswadi Idris menjadi Kapten Timnas Indonesia? Berkat karakternya itu, Iswadi dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia dari tahun 1970 hingga tahun 1980.
-
Apa yang membuat posisi Indonesia semakin baik dalam Global Terrorism Index? Posisi Indonesia, kami laporkan, dalam Global Terrorism Index semakin baik, dalam kategori medium impacted.
-
Apa saja aspek yang dinilai dalam Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kaltim? IDI diukur berdasarkan 3 aspek dan 22 indikator. Beberapa aspek penilaian IDI Kaltim yang mengalami peningkatan di antaranya, Aspek Kebebasan dari 89,46 naik menjadi 91,40. Aspek Kesetaraan dari 76,67 naik menjadi 79,25. Dan aspek Kapasitas Lembaga Demokrasi dari 77,90 naik menjadi 81,06.
-
Apa yang menjadi ciri khas lift tertua di Indonesia? Pintu lift kuno itu seperti teralis, sehingga penggunanya bisa melihat proses saat lift itu naik maupun turun.
-
Kenapa Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kaltim meningkat? Peningkatan angka ini, membuat Kaltim menduduki peringkat 4 nasional. Setelah sebelumnya peringkat 5 nasional," terang Sufian Agus.
-
Gunung apa yang merupakan titik tertinggi di Indonesia? Carstenzs Pyramid atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Jaya memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Gunung satu ini berlokasi di Papua. Bisa dibilang, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia.
Tergiur iming-iming
Di Sumatera Selatan, banyak mahasiswa menjadi simpatisan ISIS. Asisten Intel Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel Heri Setiyono mengatakan, hingga saat ini aliran kepercayaan yang dalam pengawasan belum sepenuhnya mengarah ke ISIS. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan perekrutannya melalui organisasi yang ada di lingkungan masyarakat.
Dia mengatakan, dipastikan belum ada warga Sumsel yang tergabung ke ISIS. Dari pantauan saat ini hanya sebatas simpatisan saja. Mereka hanya tergiur dengan iming-iming yang dilihat dari internet.
"Simpatisan ISIS di Sumsel berasal dari kalangan mahasiswa, tapi hanya sebatas ingin mengetahui saja apa ISIS itu sebenarnya," ungkap Heri usai rapat koordinasi Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (PAKEM) di Kantor Kejati Sumsel, Kamis (19/11).
Selain simpatisan ISIS, di provinsi itu juga terdeteksi aliran-aliran kepercayaan yang dinilai menyimpang dari ajaran suatu agama. Bahkan sejumlah aliran kepercayaan yang sebelumnya sudah dilarang, terpantau menyebar di wilayah Sumsel.
"Tapi kategorinya belum membahayakan yang membuat resah masyarakat," kata dia.
Dijelaskannya, aliran-aliran kepercayaan yang dinilai menyimpang tersebut tersebar di beberapa daerah. Di antaranya, Palembang, Lubuk Linggau, Musi Rawas, dan Musi Banyuasin.
Dijanjikan kenikmatan dunia
Dua warga Pekanbaru RS (26) dan FR (30) digagalkan polisi Singapura saat akan berangkat ke Suriah. Sebab, saat diperiksa, keduanya membawa dokumen yang berhubungan dengan ISIS.
Kedua warga Pekanbaru ini pun akhirnya diterbangkan dari Singapura ke Batam Kepulauan Riau, selanjutnya diterbangkan ke Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Riau dan dikawal Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri.
Setibanya di Pekanbaru, kedua terduga ISIS ini mengaku gagal paham ketika dipengaruhi oleh orang dari ISIS.
"Kedua warga ini diberikan pemahaman keliru. Seperti pemerintahan Indonesia disebut tidak baik, mereka juga dijanjikan akan diberikan kehidupan yang lebih baik jika bergabung dengan gerakan radikal tersebut," ujar Wakil Kepala Polresta Pekanbaru, AKBP Sugeng Putut Wicaksono, Senin (9/11).
Menurut Putut, deportasi kedua warga asal kecamatan Sail dan Payung Sekaki kota Pekanbaru tersebut berawal dari kecurigaan polisi Singapura terkait dokumen yang mereka bawa.
"Keduanya berangkat ke Singapura pada 5 November 2015 lalu, saat di sana mereka dicurigai karena dokumen yang dibawa. Saat diinterogasi, keduanya mengaku hendak ke Suriah. Mereka langsung di deportasi ke Indonesia," jelasnya.
Kepada polisi, kedua pria itu mengaku aktif dalam kegiatan keagamaan dan bergabung dengan organisasi keagamaan pada 2007 dan 2011. Selanjutnya, keduanya mulai rajin berselancar di dunia maya untuk mencari tahu informasi tentang ISIS.
"Hingga akhirnya mereka berkenalan dengan seseorang yang saat itu berada di Suriah di jejaring sosial Facebook," kata dia.
Dari media sosial tersebut, keduanya intens berkomunikasi dengan seseorang yang dikenalnya itu. "Mereka saling berbagi video terkait kehidupan di Suriah. Dijanjikan bahwa di sana dapat hidup layak dan diberikan tempat tinggal serta gaji," jelas Putut.
Kagum kepada anggota ISIS yang bawa senjata
Novaldi seorang pelajar SMK di Jambi sempat ditangkap polisi karena kedapatan memiliki atribut ISIS, dan menyandera keluarga. Kapolda Bambang Sudarisman mengatakan, Novaldi kini statusnya hanya sebagai terperiksa.
"Karena yang bersangkutan masih berstatus pelajar dan tidak ada bukti pelanggaran hukumnya, maka Novaldi dikembalikan kepada orangtuanya ke rumah dan dia hanya dikenakan wajib lapor," kata Kapolda Bambang Sudarisman.
Status Novaldi sebagai terperiksa dan dilakukan pembinaan dan tidak ada pelanggaran hukumnya karena yang bersangkutan dibebaskan dan hanya dibina dan wajib lapor.
Hasil pemeriksaan terhadap Novaldi, bahwa pengakuannya mengenal paham ISIS dari Internet, namun polisi tidak mempercayainya maka kasus ini terus disidik untuk mengetahui sejauh mana jaringannya.
Novaldi mengaku dia menyimpan atribut ISIS itu hanya sebatas mengagumi dan barang buktinya ada satu replika senjata AK 56, tiga magazin replika, satu golok, empat lembar bendera hitam bertuliskan Arab digunakan ISIS.
Kemudian baju hangat, kaos dan stelan pakaian loreng, baju hangat hitam yang bertuliskan bahasa Arab digunakan ISIS, dua helai surban warna hitam bertuliskan Arab, empat buku panduan tentang jihad, satu unit telepon seluler, komputer jinjing, dan stiker hitam bertuliskan huruf Arab.
"Saya minta Satgas juga bisa cari tokohnya siapa yang menyemangati Novaldi hingga bisa mendapatkan atribut ISIS," kata Bambang Sudarisman, seperti dilansir Antara, Rabu (25/3).