Alasan Bareskrim Polri Tak Undang FPI dalam Rekonstruksi Insiden Tol Cikampek
Namun demikian dalam pengusutan insiden ini, Andi memastikan jika penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim mempersilakan kepada seluruh pihak, termasuk FPI menyampaikan informasi peristiwa tersebut.
Bareskrim Polri tidak menghadirkan pihak Front Pembela Islam (FPI) dalam rekonstruksi adegan insiden baku tembak antara polisi dan laskar ormas tersebut di Tol Cikampek, Senin (14/12) lalu.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian menjelaskan, alasan tidak hadirkan pihak dari FPI, lantaran rekonstruksi hanya menghadirkan pihak atau lembaga independen.
-
Apa itu Ngarak Panganten di Bekasi? Ngarak Panganten sendiri merupakan salah satu prosesi dari keseluruhan rangkaian pernikahan adat di Bekasi.Biasanya warga setempat bebas menentukan akan memakai adat Sunda atau Betawi yang sama-sama kental di sana. Terpenting, prosesi Ngarak Panganten harus dimasukkan sebagai salah satu urutan rangkaian pernikahan di wilayah Bekasi.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Kenapa Firaun beribadah? Di Mesir kuno, negara dan agama saling terkait erat. Firaun dipandang sebagai perantara antara alam fana dan alam ketuhanan. Karena keterlibatan dalam ritual dan ibadah seperti itu merupakan inti dari kehidupan seorang firaun Mesir.
-
Kapan benua ini tenggelam? Sekitar 70.000 tahun yang lalu, daratan luas yang kini tenggelam di lepas pantai Australia kemungkinan pernah ditinggali setengah juta manusia.
-
Kapan Betandak Dangkong dipertunjukkan? Tarian tersebut biasanya akan ditampilkan ketika peringatan hari-hari besar Islam dan hari peringatan nasional.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
"Yang diundang hanya lembaga independen," kata Andi saat dikonfirmasi pada Selasa (15/12).
Namun demikian dalam pengusutan insiden ini, Andi memastikan jika penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim mempersilakan kepada seluruh pihak, termasuk FPI menyampaikan informasi peristiwa tersebut.
"Semua pihak yang memiliki informasi terkait peristiwa tersebut, silakan sampaikan ke penyidik," jelasnya.
Dalam rekonstruksi itu, Polri juga mengundang sejumlah pihak. Seperti Komnas HAM, Kontras, Amesty International dan Kompolnas. Namun, dalam pihak yang diundang tersebut tidak hadir.
Reka Adegan
Diketahui, Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Polda Metro Jaya, dan Polres Karawang melakukan rekonstruksi di empat titik dengan total sebanyak 58 reka adegan terkait kasus penyerangan Laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek Km 50.
"Dalam proses rekonstruksi malam ini setidaknya ada 58 adegan rekonstruksi," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono saat meninjau langsung proses rekonstruksi, Senin (14/12).
Dalam rekonstruksi tersebut terungkap jika dari empat lokasi dan 58 adegan, diketahui bagaimana kejadian insiden baku tembak antara FPI dan Kepolisian, hingga tewasnya enam orang tersebut.
Mulai dari TKP pertama tepatnya di depan Hotel Novotel, Jalan Karawang Internasional, setidaknya ada sembilan adegan. Sementara lokasi II yakni, selepas bundaran Jalan Karawang Internasional hingga Gerbang Tol Karawang Barat arah Cikampek ke Rest Area KM 50 ada empat adegan.
Sedangkan di Rest Area KM 50 yang menjadi TKP ketiga penyidik melakukan adegan rekonstruksi sebanyak 31. TKP terakhir yakni, Tol Japek selepas Rest Area KM 50 hingga KM 51 200, penyidik memperagakan 14 adegan.
Dalam rekonstruksi ini digelar secara transparan ke masyarakat ini setidaknya menghadirkan saksi sebanyak 28 orang. Bahkan, empat diantaranya merupakan polisi yang menjadi korban dalam penyerangan tersebut.
"Jumlah saksi yang dihadirkan malam ini ada 28 orang. Saksi korban ada empat," ujar Argo.
Sementara terdapat barang bukti yang dihadirkan pada rekonstruksi, diantaranya dua unit mobil anggota, satu unit mobil tersangka, enam pasang pakaian tersangka, senjata tajam dan dua senjata api rakitan peluru 9 MM.
Dimulai dari Hotel Novotel Karawang
Adegan dimulai di seberang Hotel Novotel Karawang, di mana saat itu dua orang di mobil laskar FPI mengarahkan sebuah pistol ke mobil petugas. Hal ini dibalas oleh polisi. Di dalam mobil laskar FPI hanya terdapat enam orang.
Namun tidak ada baku tembak di sana. Kemudian lokasi berganti ke Jembatan Madani tidak jauh dari Gerbang Tol Karawang Barat. Di sini juga belum terjadi baku tembak antara polisi dengan laskar FPI.
Kendaraan lain rombongan FPI sempat mengadang kendaraan petugas. Saat itu, empat orang pelaku turun dari mobil sambil membawa senjata tajam dan melakukan penyerangan ke arah petugas. Petugas melakukan penembakan peringatan sambil berteriak 'anggota polisi, jangan bergerak'.
Lalu para pelaku masuk ke dalam mobil. Tapi pelaku lainnya justru melakukan penembakan ke arah mobil petugas.
Kemudian petugas pun melakukan penembakan kembali ke arah mobil pelaku. Lalu lokasi berganti sedikit jauh ke Jalan Tol Jakarta-Cikampek kilometer 50. Di sana polisi yang memuntahkan peluru ke arah mobil laskar FPI.
Mengacu pada visual rekonstruksi, mobil laskar FPI awalnya berhenti. Kemudian di sebelah kanannya ada mobil petugas atau polisi.
Dalam mobil petugas terdapat tiga orang dan langsung keluar. Kemudian menodongkan senjata ke arah laskar FPI dan terjadi penembakkan. Dari pengamatan, penembakan terjadi dari jarak yang cukup dekat, yakni sekitar satu meteran.
Tembakan petugas tersebut mengakibatkan dua orang laskar FPI meninggal dunia. Kemudian empat orang sisanya diminta untuk tiarap. Lantas langsung diringkus ke mobil petugas.
(mdk/rnd)