Amukan Fahri Hamzah usir penyidik KPK dari DPR
"Saya lakukan tugas negara," tegas penyidik KPK.
Ketegangan tak dapat dihindari ketika puluhan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengacak-acak gedung perwakilan rakyat. Kegiatan itu mendapat protes keras dari Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Penyidik KPK menggeledah ruang kerja anggota PDIP Damayanti Wisnu Putranti yang baru saja tertangkap tangan terkait dugaan suap proyek di KemenPU-Pera tahun 2016, beberapa hari lalu. Penggeledahan itu dilakukan di lantai 6 Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan.
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Bagaimana KPK mengembangkan kasus suap dana hibah Pemprov Jatim? Pengembangan itu pun juga telah masuk dalam tahap penyidikan oleh sebab itu penyidik melakukan upaya penggeledahan. "Penggeledahan kan salah satu giat di penyidikan untuk melengkapi alat Bukti," ujar Alex.
-
Mengapa KPK menggeledah kantor PT Hutama Karya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus menyelidiki dugaan kasus korupsi pengadaan lahan proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Penyelidikan tersebut berujung dengan penggeledahan kantor BUMN PT Hutama Karya (HK).
-
Apa yang jadi dugaan kasus KPK? Pemeriksaan atas dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN Bupati Sidoarji Ahmad Muhdlor Ali diperiksa KPK terkait kasus dugaan pemotongan dan penerimaan uang, dalam hal ini dana insentif ASN di lingkungan BPPD Pemkab Sidoarjo.
-
Apa yang disita KPK dari rumah kader PDIP di Jatim? Dia melanjutkan, di rumah Mahfud yang berada di perumahan Halim Perdana Kusuma telah disita dua handphone dan uang tunai pecahan Rp 20 ribu senilai Rp 300 juta rupiah
-
Kapan kasus pungli di rutan KPK terungkap? Kasus tersebut rupanya dilakukan secara terstruktur oleh salah satu mantan pegawai KPK bernama Hengki. Di saat yang bersamaan, penyidik KPK yang juga mengusut kasus pungli tersebut telah mengumumkan Hengki sebagai tersangka.
Fahri naik pitam begitu mendapati penyidik KPK ditemani oleh anggota Brimob lengkap dengan senjata laras panjang. Ia emosi lantaran adanya aparat yang membawa-bawa senjata ke dalam 'markasnya'.
"Jangan geledah bawa-bawa senjata," semprot Fahri kepada penyidik KPK di dalam ruang kerja Damayanti, Jumat (15/1).
Saking marahnya, Fahri berani bertanggung jawab atas larangannya itu kepada Kapolri langsung. "Tidak boleh bawa senjata ke sini (DPR). Nanti saya bilang Kapolri, saya yang tanggung jawab," ujarnya membentak.
Pantauan merdeka.com, usai dibentak Fahri, penyidik KPK kaget dan langsung menghentikan kegiatannya dan terlihat menggunakan telepon selulernya untuk menghubungi seseorang.
Usai membentak penyidik KPK, Fahri pun keluar dari ruangan. Namun, di dekat pintu keluar ia kembali naik pitam begitu melihat barisan anggota Brimob lengkap dengan senjata laras panjang.
"Saya minta tidak ada senjata di Gedung Parlemen ya. Itu sudah sesuai prosedurnya," semprot Fahri kepada para anggota Brimob.
Saat ditanya awak media terkait kemarahannya, Fahri mengatakan dirinya tidak suka akan keberadaan anggota polisi lengkap dengan senjata laras panjang berada di dalam gedung DPR.
"Saya nggak marah digeledah, cuma saya nggak suka aja bawa senjata. Nanti saya juga mau minta surat-suratnya," ungkap Fahri.
Puas memarahi penyidik KPK dan anggota Brimob, Fahri pun langsung meninggalkan lokasi.
Namun, tak sampai di situ. Kemarahan Fahri berlanjut saat mengetahui penyidik KPK juga menggeledah ruang krja Wakil Ketua Komisi V Fraksi PKS Yudi Widiawan di lantai 3 Gedung Nusantara I. Penyidik KPK yang diduga datang mencari alat bukti terkait tertangkapnya Anggota Komisi V DPR, Damayanti Wisnu Putranti ditahan oleh Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah.
Di sini, Fahri yang ditemani Nasir Djamil anggota Komisi III terlibat adu mulut dengan pimpinan penyidik KPK HN Christian. Selain masih mempermasalahkan adanya senjata laras panjang, keduanya juga tak terima lantaran penyidik KPK tidak membawa surat penggeledahan untuk ruang kerja Yudi.
Politisi PKS ini bersikukuh, DPR adalah lembaga rakyat dan harus dijaga citranya.
"Tidak boleh bawa senjata ke DPR, ini lembaga rakyat," ujar Fahri dihadapan penyidik KPK HN Christian di ruangan Fraksi PKS.
"Ini adalah tugas kami, kami berhak," jawab Christian.
"Di sini ada pengamanan nggak?" balas Fahri.
"Kami punya hak. Saya diperintahkan oleh KUHAP untuk melakukan ini," ujar Christian tak mau kalah.
Mendengar itu, Fahri pun lantas mempertanyakan surat tugas kesepuluh penyidik KPK tersebut.
"Mana surat tugas? Tolong (keluar)," kata Fahri sedikit mengusir.
"Saya sudah izin. Saya tidak ada urusan dengan Anda. Saat urusannya dengan biro hukum dan MKD," kata Christian.
"Tolong keluar!," lagi-lagi Fahri mengusir.
Nampaknya penyidik ini tak mau menggubris pengusiran Fahri. Christian mengatakan akan tetap bertahan di ruangan tersebut.
"Tidak. Saya mempunyai tanggung jawab denga tugas saya. Saya tetap di sini," kata Christian.
Mendengar itu, Fahri lantas mempersoalkan pengawalan penyidik KPK oleh 4 anggota Bri-mob dengan senjata laras panjang.
"Tidak boleh bawa senjata," bentak Fahri.
"Ini merusak nama lembaga. Anda belum tentu ada yang salah tapi Anda menggeledah," ujar Fahri ketus.
"Saya ada surat. Pamdal sudah ikuti kami dari tadi pagi. Silakan tanya Pamdal. Saya lakukan tugas negara," jawab Christian.
Mendengar kata tugas negara, emosi Fahri pun meledak. Ia mengatakan jika ia juga menjalankan tugas negara dalam menjaga kewibawaan DPR.
"Saya juga lakukan tugas negara. DPR itu lembaga rakyat yang harus dijaga," sergah Fahri dengan wajah memerah.
Pantauan merdeka.com, meski sempat beradu mulut, penyidik KPK tetap meneruskan penggeledahan. Fahri pun lantas keluar dan menemui awak media.
(mdk/rhm)