Anak Dai Kondang Buya Arrazy Usia 3 Tahun Tewas Tertembak oleh Kakak
Korban diketahui merupakan putra dari dai kondang KH Arrazy Hasyim atau Buya Arrazy. Kejadian nahas itu terjadi di Desa Palang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Rabu (22/6) sekitar pukul 13.30 Wib.
Seorang balita laki-laki berumur sekitar 3 tahun di Tuban, Jawa Timur tewas tertembak oleh senjata api (Senpi) milik seorang anggota polisi. Mirisnya, senpi tersebut sempat dibuat mainan oleh kakak korban hingga meletus dan mengenai sang adik.
Korban diketahui merupakan putra dari dai kondang KH Arrazy Hasyim atau Buya Arrazy. Kejadian nahas itu terjadi di Desa Palang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Rabu (22/6) sekitar pukul 13.30 Wib.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kapan tren boneka Labubu mulai viral? Tren boneka Labubu, yang merupakan salah satu koleksi mainan terkenal dari Pop Mart, belakangan ini telah menjadi objek perhatian di berbagai kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan unggahan Lisa, anggota Blackpink, di Instagramnya pada bulan April 2024.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
Putra Buya Arrazy yang meninggal itu bernama Hushaim Shah Wali Arrazy berusia 3 tahun. Ia meninggal dunia di dalam rumah dengan luka tembak di bagian dagu.
"Luka didagu dan dimakamkan di Tuban," ungkap Kapolres Tuban AKBP Darman.
Ia menambahkan, kejadian tersebut bermula ketika dai kondang Buya Arrazy sedang berada di rumah mertuanya di Desa Palang, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Saat di lokasi, pendiri Ribath Nouraniyah Hasyimiyah itu dikawal sejumlah pengawal dari anggota Polri.
Salah seorang anggota pengawal berinisial M pemilik senpi lalu menuaikan ibadah salat dhuhur. Ia kemudian menaruh senjatanya di sebuah tempat yang disebut aman oleh Kapolres Darman.
"Saudara M sedang salat. Kemudian, dia menaruh senjatanya di tempat yang aman," ungkap Kapolres tanpa mau menjelaskan tempat yang dimaksud.
Ketika ditinggal salat, senjata pengawal pribadi itu rupanya dibuat mainan oleh kakak korban. Hingga akhirnya, senjata api itu meletus mengenai putra kedua dari Buya Arrazy hingga meninggal dunia.
"Ini murni karena kecelakaan, tidak ada unsur kesengajaan. Kemudian kecelakaan itu terindikasi adanya letusan senjata," jelas AKBP Darman.
Atas kejadian itu, anggota Polri tersebut telah dimintai keterangan. Selanjutnya, dia akan ditindaklanjuti dimana anggota tersebut bertugas.
"Kita sudah berkoordinasi untuk saudara M untuk ditindaklanjuti oleh satuan dimana dia bertugas," pungkasnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tuban AKP M Gananta menjelaskan, senpi tersebut sejatinya telah disimpan oleh pemiliknya dalam sebuah tas. Namun, entah bagaimana senpi tersebut akhirnya dapat jatuh ke tangan kakak korban, ia tidak dapat menjelaskannya secara detail.
"Senpi itu sudah ditaruh dalam tasnya. Untuk bagaimana-bagaimananya, dari Buya enggan berkomentar karena dari Buya mengatakan ini musibah dan sudah memaafkan dan murni kesalahan anak kecil. Untuk kronologi dan lain-lain Buya tidak mau mengungkapkan," tandasnya.
Dikonfirmasi soal kelanjutan perkara itu, AKP Gananta mengatakan jika pidana umumnya di Polres Tuban tidak dilanjutkan karena dari keluarga Buya tidak menuntut dan menerima kejadian itu karena murni itu musibah.
"Keluarga Buya sudah membuat pernyataan tidak menuntut dan menerima kejadian itu karena murni musibah," tegasnya.
(mdk/eko)