Anaknya Diduga Korban Mutilasi di Solo, Warga Kebumen Jalani Tes DNA
Kasus ditemukannya potongan tubuh pria bertato naga di sejumlah titik aliran Sungai Jenes, Solo terus menunjukkan titik terang. Setelah diketahui nama, umur dan alamatnya, kini keluarga pria bernama Rohmadi (50) itu mendatangi Mapolsek Grogol, Sukoharjo, Rabu malam.
Kasus ditemukannya potongan tubuh pria bertato naga di sejumlah titik aliran Sungai Jenes, Solo terus menunjukkan titik terang. Setelah diketahui nama, umur dan alamatnya, kini keluarga pria bernama Rohmadi (50) itu mendatangi Mapolsek Grogol, Sukoharjo, Rabu malam.
Warga Kebumen bernama Rantiman (78) yang mengaku ayah Rohmadi melaporkan telah kehilangan anak dengan ciri-ciri yang mirip dengan korban. Rantiman didampingi kerabatnya yang juga tetangga korban dari Kelurahan Keprabon, Solo, Reno Andriyanto.
-
Apa itu Selat Solo? Selat Solo menjadi salah satu kuliner yang bisa menjadi pilihan saat berkunjung ke Kota Surakarta, Jawa Tengah.
-
Di mana Tengkleng Solo biasanya disajikan? Tengkleng adalah hidangan khas Solo yang mirip dengan gulai kambing tetapi berkuah lebih encer. Terbuat dari tulang, daging, dan usus kambing yang dimasak dalam kuah santan bercampur rempah. Rasa bumbunya mirip dengan gulai, dan disajikan dengan taburan bawang goreng untuk meningkatkan cita rasanya.
-
Bagaimana Sosis Solo Mbah Bedug dipasarkan? Selain itu, pihak pemilik kuliner juga melakukan pemasaran lewat media sosial yang terbukti ampuh. “Ini saya tahu dari media sosial. Harganya juga terjangkau bagi masyarakat. Varian rasanya juga banyak,” kata Eni Lestari, salah seorang pembeli kuliner Sosis Solo Mbah Bedug.
-
Apa itu Sosis Solo? Sosis Solo merupakan perbaduan budaya lokal dengan Belanda. Kala itu Pemerintahan Belanda memiliki hubungan diplomasi yang baik dengan Keraton Surakarta. Para Meneer dan Noni sangat gemar memakan sosis, namun tidak dengan pribumi. Karena hubungan baik itu, kedua pihak sering menggelar pesta perjamuan.
-
Dimana Sosis Solo Mbah Bedug dijual? Tak jauh dari Alun-Alun Pengging yang berada di Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, terdapat sebuah kuliner legendaris.
Hari ini Rantiman menjalani pemeriksaan forensik atau tes DNA. Didampingi petugas kepolisian, Rantiman diambil sampel darahnya untuk dicocokkan dengan DNA korban, Rohmadi. Pengambilan darah dilaksanakan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polres Sukoharjo di puskesmas setempat, Kamis (25/5).
"Pengambilan sampel darah kita lakukan hari ini di puskesmas. Hasilnya kita bawa ke Laboratorium Forensik Polda Jawa Tengah," ujar Kasatreskrim Polres Sukoharjo AKP Teguh Prasetyo.
"Tadi malam datang, dan pagi tadi kami ambil sampel darahnya untuk dilakukan pengecekan ke laboratorium forensik, apakah ada kaitannya dengan terduga potongan tubuh yang kemarin," imbuhnya.
Teguh menyampaikan, pihaknya terus mendalami identitas korban guna mengungkap kasus tersebut. Korban yang telah lama tak berjumpa dengan keluarga dan kerabatnya, lanjut dia, membuat pihak kepolisian sedikit mengalami kendala dalam proses penyelidikan.
"Orang tua, ketua RT, tetangga-tetangganya termasuk sudah lama sekali tidak bertemu. Itu yang jadi salah satu kendala. Karena sudah lama tidak bertemu, mungkin ciri-ciri fisiknya sudah berubah," katanya.
Selain pencocokan darah, lanjut Teguh, pihaknya juga telah memeriksa CCTV yang berada di 6 tempat kejadian perkara (TKP) di Sukoharjo maupun Solo beserta 12 saksi.
Sementara itu, Rantiman berharap pelaku pembunuhan anaknya dapat segera terungkap.
"Tadi diambil darahnya untuk mengecek masalah ini. Harapan saya pelakunya siapa, orangnya mana, tempatnya di mana bisa diketahui," katanya.
(mdk/yan)