Angin Kencang Terjang Bali, Tumbangkan Pohon dan Rusak Atap Rumah
Angin kencang melanda sejumlah wilayah di Bali, Senin (2/1). Sejumlah pohon dilaporkan tumbang dan atap rumah warga beterbangan dalam peristiwa ini.
Angin kencang melanda sejumlah wilayah di Bali, Senin (2/1). Sejumlah pohon dilaporkan tumbang dan atap rumah warga beterbangan dalam peristiwa ini.
"Angin kencang terjadi di sebagian besar wilayah Bali yang menyebabkan pohon tumbang dan atap rumah beberapa warga beterbangan," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Wiryajaya.
-
Kapan Tol Cisumdawu diresmikan? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Jawa Barat, pada Selasa (11/7).
-
Kapan sidang perdana PHPU untuk Anies-Cak Imin? Pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Timnas AMIN, serta Tim Hukum hadir dalam sidang perdana perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 Mahkamah Konstitusi hari ini, Rabu (27/3).
-
Kapan Arca Totok Kerot ditemukan? Pada tahun 1981, penduduk melaporkan adanya benda besar dalam gundukan di tengah sawah. Gundukan tersebut digali hingga terlihat sebuah arca. Penggalian hanya dilakukan setengah badan saja yaitu pada bagian atas arca.
-
Kapan Agha Hovsep meninggal? Ia meninggal pada 25 Maret 1835 dan dimakamkan di puncak Bukit Johannesberg (sekarang Gunung Mlojo) di samping makam anak lelakinya, David.
-
Kapan Tora dan Anggi resmi bercerai? Tora dan Anggi diketahui telah resmi bercerai pada 2008 silam.
-
Kapan Lautan Es Antartika menghilang? Di tahun 2023, lautan es Antartika menyusut ke tingkat paling rendah dalam sejarah.
Ia juga menyebutkan, berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, kecepatan angin di sejumlah wilayah Bali mencapai 44 knot atau ekstrem,
"Data kecepatan angin 44 knot atau 81 km per jam pada pukul 15.23 WITA," imbuhnya.
Ia juga menerangkan bahwa analisa cuaca sementara, yaitu Ex- siklon tropis Ellie masih terpantau berada di daratan Australia bagian barat , dengan kecepatan angin maksimum 25 knot dan tekanan terendah 998 mb.
"Citra satelit Himawari-8 kanal Enhanced-IR menunjukkan aktivitas konvektif yang cukup signifikan terutama di bagian barat dan utara sistem. Dampak tidak langsung dalam 24 jam ke depan Ex-TC Ellie terhadap kondisi cuaca di Indonesia," imbuhnya.
Gelombang Tinggi
Dampak tidak langsung tersebut diperkirakan akan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia termasuk Bali, dengan hujan intensitas sedang atau lebat di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT dan dan NTT.
Kemudian, angin kencang akan terjadi di laut Jawa, Samudera Hindia Selatan Jawa, Selat Makassar bagian selatan, Bali, NTB, NTT, laut Sumbawa, laut Flores, laut Banda, dan laut Arafuru.
Sementara, tinggi gelombang diperkirakan mencapai 1,25 hingga 2,5 meter di Laut Jawa bagian barat, perairan utara Jawa Tengah, perairan utara Bali hingga Lombok, Selat Lombok bagian utara, Selat Wetar, dan perairan selatan Pulau Flores.
Kemudian, tinggi gelombang 2,5 hingga 4 meter diperkirakan terjadi di perairan selatan Jawa, perairan utara Jawa Timur hingga Kepulauan Kangean, Laut Jawa bagian tengah hingga timur, perairan utara Pulau Sumbawa hingga Flores, Selat Bali dan Lombok, Alas dan Sape hingga ke bagian selatan, Laut Bali, Laut Sumbawa, Laut Flores, Selat Sumba, Selat Ombai, Laut Sawu, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Selayar-Sabalana, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata-Tanimbar, Laut Arafuru bagian tengah dan timur.
Selanjutnya, tinggi gelombang 4 sampai 6 meter bisa saja terjadi di perairan selatan Bali hingga Pulau Sumba, perairan Kupang- Pulau Rote, perairan Pulau Sabu, Samudra Hindia selatan Jawa Tengah, Hingga NTT, laut Timor, dan Laut Arafuru bagian barat.
"Terdapat wilayah pertemuan angin konvergensi yang memanjang dari Jawa-Bali-NTB-NTT yang menyebabkan pertumbuhan awan konvektif yang dapat menghasilkan hujan ringan atau lebat dan angin kencang," ujarnya.
Ia juga menyebutkan, untuk peringatan dini cuaca ekstrem wilayah Bali sudah dikeluarkan Forecaster on Duty di BMKG Bali pada tanggal 2 Januari 2023 sebanyak tiga kali mulai pukul 12.00 hingga 17.30 Wita.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat atau petir," ujarnya.
"Masyarakat umum, nelayan dan pelaku kegiatan wisata bahari mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai dua meter atau lebih di sekitar perairan utara dan selatan Bali. Dan agar selalu memperhatikan dan meng-update informasi BMKG, khususnya peringatan dini cuaca atau iklim ekstrem," ujarnya.
(mdk/yan)