Aplikasi antikonten porno buatan mahasiswa IPB butuh tambahan modal
Mereka berharap aplikasi buatannya bisa disebarkan kepada masyarakat.
Tingginya kunjungan situs porno dari pengguna Internet di Indonesia, serta maraknya kasus pelecehan seksual, membuat tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) tergerak membikin penangkal situs mesum. Namun, mereka terkendala pendanaan dan mengharap bantuan pemerintah.
Pembuat aplikasi itu adalah Ilham Satyabudi, Yuandri Trisaputra, dan Gusti Bimo Marlawanto. Mereka menamakan kreasinya Integrate Porn Autocensor (IPA), sebuah aplikasi dapat menyensor gambar dan teks porno secera otomatis.
Proses pembuatan aplikasi IPA dari tiga mahasiswa jurusan Departeman Ilmu Komputer ini, diawali dari keikutsertaan mereka di lomba Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) digelar Pendidikan Tinggi (Dikti). PKM ini sejalan dengan mata kuliah Image Processing dan Information Retrieval mereka terima di bangku kuliah.
Ketua tim, Ilham Satyabudi mengatakan, aplikasi ini dibuat pada Februari 2016, setelah sebelumnya mengajukan proposal pembuatan aplikasi. Proposal itu lolos seleksi dan mereka diberi dana Rp 7.5 juta buat pengembangannya. Saat ini, aplikasi IPA sedang dalam masa penilaian Dikti pada lomba PKM. Hasilnya akan diumumkan pada Agustus 2016 mendatang.
"Pengerjaan dilakukan selama hampir tiga bulan. Walau belum diumumkan tetapi aplikasi ini sudah kami launching pada Minggu, 5 Juni 2016 lalu," ujar Ilham seusai bertemu Walikota Bogor Bima Arya, di Balai Kota, Kamis (16/6).
Ilham yang juga mantan Ketua Umum Badan Kerohanian Islam Mahasiswa (BKIM) IPB mengatakan, aplikasi IPA dapat menyensor gambar porno dan cerita seks/dewasa. Tingkat akurasi penyensoran gambar porno sebesar 82 persen. Sedangkan untuk teks porno sebesar 79 persen. Cara memasang aplikasi ini cukup dengan memasang aplikasi IPA pada program pencari Google Chrome.
"Caranya dengan kunjungi situs kami di ayosensor.in dan klik icon Google Chrome. Pada saat IPA sudah terpasang di browser, maka website yang memiliki gambar porno dan teks porno akan otomatis tersensor dengan gambar orang mengaji," jelas Ilham.
Menurut Ilham, aplikasi ini belum sepenuhnya selesai karena masih ada yang harus dikembangkan. Terutama pada bagian menyensor video porno dan situs berbasis mobile. Sebab masyarakat lebih sering menelusuri melalui ponsel pintar. Dia pun mengakui adanya beberapa hambatan dari segi infrastruktur. Seperti kebutuhan server dengan spesifikasi yang bagus karena harga sewanya cukup mahal.
"Harapan kami, masyarakat dapat mengunduh dan menggunakan, sehingga orang-orang yang disayangi dapat terhindar dari bahaya pornografi. Dan dari pemerintah agar aplikasi kami dapat digunakan di warnet," ujar Ilham.