Aset-aset Yayasan Supersemar yang Disita Negara
Yayasan yang didirikan oleh Presiden ke-2 Soeharto itu harus membayar pada negara sebesar Rp 4,4 triliun.
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah menyita beberapa aset milik Yayasan Supersemar terkait penyelewengan dana beasiswa yang telah merugikan negara. Karena itu, Yayasan yang didirikan oleh Presiden ke-2 Soeharto itu harus membayar pada negara sebesar Rp 4,4 triliun.
Berikut ini beberapa aset Yayasan Supersemar yang telah disita negara:
-
Siapa saja anak-anak Presiden Soeharto yang terlihat dalam foto keluarga bersama Ibu Tien? Dari kanan bawah, Titiek, Mamiek, dan Tommy menghiasi potret. Dari kanan atas, Bambang, Tutut, dan Sigit mencerminkan kekeluargaan yang harmonis.
-
Bagaimana Soeharto mendekati keluarga dalam politik? “Ini pendidikan politik yang kurang baik, zaman Pak Harto selama sekian puluh tahun itu tidak pernah itu anak-anaknya terlibat politik praktis cuma dia di bisnis. Sekarang ini (era Jokowi) politik iya, bisnis iya,” kata Djarot.
-
Mengapa Soeharto dan keluarga Habibie menjadi dekat? "Hal ini patut saya kenang. Di rumah keluarga Habibie itu terdapat suasana yang membuat anggota Staf Brigade kami kerasan," kata Soeharto dikutip dari HMSoeharto.id.
-
Bagaimana cara anak-anak Soeharto mempererat hubungan mereka? Sering Berkumpul Untuk Makan Bersama Walaupun jarang mendapat perhatian, anak-anak Presiden Soeharto ternyata sering berkumpul untuk sekadar makan bersama. Mereka juga mengundang anak dan cucu mereka dalam momen tersebut.
-
Kenapa Sono membunuh keluarga Soeparwi? Hal ini membuat Sono marah. Amarah itu berusaha ia redam. Namun ternyata amarah itu terus memuncak dan muncul niatan untuk membunuh Soeminah.
-
Siapa saja sahabat Presiden Soeharto yang diundang ke Cendana? Soeharto memerintahkan Lurah dan Camat Wuryantoro agar mendatangkan dua sahabatnya saat remaja, Kamin dan Warikun. Soeharto juga mengundang mantan guru mengajinya Kamsiri. Tiga orang dari desa itu khusus diundang ke rumah Presiden di Jalan Cendana.
Gedung Granadi Disita
Gedung Granadi milik keluarga Presiden Soeharto disita oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Penyitaan ini terkait kasus terkait dugaan penyelewengan dana beasiswa yang dilakukan Yayasan Supersemar.
Sejauh ini, PN Jaksel telah menyita aset senilai sekitar Rp 242 miliar dari total 113 rekening milik Yayasan Supersemar. Sementara yayasan milik Keluarga Cendana itu diwajibkan membayar kerugian negara sebesar Rp 4,4 triliun.
Vila di Megamendung
Aset Yayasan Supersemar yang juga disita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yakni vila yang berada di kawasan Megamendung, Puncak Jawa Barat.
"(Aset di Megamendung berupa) vila, bentuk rumah, sudah disita tanah dan bangunannya," ujar Direktur Pertimbangan Hukum Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (JAM Datun) Yogi Hasibuan di Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Deretan Aset Yayasan Supersemar
Yayasan Supersemar memiliki beberapa aset yang belum disita negara, aset itu terdiri simpanan di bank yakni 3 rekening di BRI Kantor Cabang Pancoran, 1 rekening BNI KCU Tebet, 2 rekening Danamon Kantor Cabang Jakarta Pusat, 1 rekening Bank Mandiri KC Wisma Metropolitan.
Selain itu, terdapat enam mobil, yakni Toyota Avanza New 1,5 Automatic tahun 2010, Toyota Avanza New 1,3 M/T tahun 2008, 2 Toyota Kijang Innova tahun 2006, Toyota Corolla Altis tahun 2007 dan Honda All New CR-V tahun 2012.
(mdk/has)