Atalia Tegaskan Tak Tutupi Kasus 12 Santri Diperkosa: Tugas Saya Lindungi Korban
Atalia menjelaskan, Polda Jabar, UPTD PPA Jabar, P2TP2ZA kota kabupaten, kejaksaan tinggi, LPSK telah bekerja dengan profesional sejak ditemukannya kasus ini. Upaya itu sekaligus melakukan penjangkauan, pemeriksaan, pendampingan, trauma healing bagi korban. Sebagai bukti, katanya. Kasus ini sudah disidangkan.
Istri Gubernur Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil menyatakan tidak menutupi kasus pemerkosaan santri yang dilakukan Herry Wirawan. Sejak mengetahui kasus tersebut pada Mei lalu, dia melakukan beberapa langkah strategis untuk melindungi korban.
Pernyataan tersebut dia sampaikan menyusul tudingan dari sejumlah netizen yang menilai Atalia menutupi kasus pemerkosaan tersebut.
-
Siapa yang bisa membantu anak agar betah di pesantren? Berikut kumpulan doa ampuh agar anak betah di pondok pesantren, dilansir dari laman Dream:
-
Bagaimana cara agar anak betah di pondok pesantren? Ada berbagai strategi yang bisa dilakukan oleh orang tua dan pihak pesantren untuk membantu anak beradaptasi dan merasa lebih diterima di pesantren.
-
Kenapa orang tua memilih untuk menyekolahkan anak di pesantren? Pesantren dipilih oleh beberapa orang tua agar sang anak mendapatkan pendidikan formal, sekaligus agama. Pesantren di Indonesia sudah diakui sebagai institusi dengan metode pembelajaran agama yang baik di dunia. Para santri secara intens belajar ilmu agama pada kiai dan ulama yang benar-benar mumpuni.
-
Apa saja yang bisa dilakukan untuk membantu anak agar betah di pesantren? Salah satunya dengan memanjatkan doa ampun agar anak betah di pondok pesantren berikut ini.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Siapa yang bergantian mengasuh anak? Di sinilah peran Irfan Bachdim sebagai suami terlihat jelas. Ia tak segan untuk bergantian menggendong anak bungsu mereka yang masih membutuhkan banyak perhatian, memberikan Jennifer ruang untuk fokus pada pekerjaannya.
Atalia menjelaskan, Polda Jabar, UPTD PPA Jabar, P2TP2ZA kota kabupaten, kejaksaan tinggi, LPSK telah bekerja dengan profesional sejak ditemukannya kasus ini. Upaya itu sekaligus melakukan penjangkauan, pemeriksaan, pendampingan, trauma healing bagi korban.
"Saya tidak menutupi kasus ini dari media maupun publik. Tidak mengekspos bukan berarti menutupi. Sebagai Bunda Forum Anak Daerah Jabar, tugas saya memastikan para korban usia anak ini mendapat haknya dan mendapatkan perlindungan terbaik sesuai dengan UU Perlindungan Anak. Fokus pada solusi bukan sensasi," kata Atalia melalui siaran pers yang diterima, Senin (13/12).
Sebagai bukti, katanya. Kasus ini sudah disidangkan. Persidangan, katanya, sudah berjalan enam kali.
Di sisi lain, seiring menjadi sorotan dan tersebar informasi di media sosial, kekhawatiran yang ia rasakan makin terbukti. Menurutnya, sejumlah pihak berusaha mencari identitas dan mendekati para korban atau orang tuanya untuk menggali cerita mereka. Padahal itu mengusik kembali hidup mereka.
"Kondisi mereka yang awalnya sudah mulai menerima keadaan, kini kembali cemas dan trauma. Bahkan ada yang ingin keluar dari sekolah dan pindah dari kampung halamannya," imbuh Atalia lagi.
Menurutnya, perlindungan bagi korban sangat penting agar korban lain pada kasus kekerasan seksual berani melapor. Dia memastikan terus berkoordinasi dengan banyak pihak memastikan langkah cepat dan paling aman agar para korban dibawah umur ini mendapatkan hak periindungan sesuai dengan UU Perlindungan Anak, memastikan masa depannya, pendidikannya serta pengakuan hukum atas bayi yang dilahirkannya.
"Saya mengajak semua pihak, baik masyarakat maupun media massa untuk bersama-sama saling membantu memberikan rasa aman pada korban dengan fokus pada hukuman berat bagi pelaku, sehingga hal biadab seperti ini tidak terjadi lagi," pungkasnya.
(mdk/lia)