Ayah Aurel Sebut Senior Paskibraka Tangsel Beri Latihan Tambahan ke Capaska
Faried Abdurrahman, Ayahanda Aurellia Qurratuaini(16) pelajar SMA Al Azhar BSD yang merupakan calon Pasukan pengibar bendera pusaka (Capaska) tingkat Kota Tangerang Selatan, menganggap pola pendidikan dan pelatihan Capaska tingkat Kota Tangsel berlebihan.
Faried Abdurrahman, Ayahanda Aurellia Qurratuaini(16) pelajar SMA Al Azhar BSD yang merupakan calon Pasukan pengibar bendera pusaka (Capaska) tingkat Kota Tangerang Selatan, menganggap pola pendidikan dan pelatihan Capaska tingkat Kota Tangsel berlebihan.
"Ada hal yang berlebihan, ada beberapa oknum senior Paskibraka Tangsel yang memberikan tambahan-tambahan pekerjaan," ucap dia di rumahnya di Perum Taman Royal 2, Cipondoh, Kota Tangerang, Sabtu (3/8).
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Bagaimana bentuk Rangkiang? Dari segi arsitektur, secara kasat mata terlihat jelas pada bagian atapnya menyerupai rumah gadang. Atap Rangkiang berbentuk gonjong dan terbuat dari bahan ijuk. Untuk dindingnya, Rangkiang terbuat dari anyaman bambu tanpa diberi jendela maupun pintu.
-
Di mana letak Taman Pisang di Tangerang? Berlokasi persis di perempatan kantor DKP setempat, Perumnas 1, taman ini menawarkan tempat santai di tengah kota yang nyaman.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Kenapa Pavlopetri tenggelam? Penyebab tenggelamnya Pavlopetri masih belum diketahui. Meskipun demikian, beberapa ahli meyakini kota itu mungkin tenggelam akibat gempa bumi yang terjadi sekitar tahun 1000 SM atau 375 M.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
Lebih detail, Faried menerangkan, penambahan-penambahan latihan oleh senior purna Paskibraka Tangsel ini membebani Capaska dalam menempuh diklat tersebut.
"Adanya push up kepal, mengisi diary, squat jam, yang seharusnya tidak boleh dilakukan. Ini yang menambah pressure yang memberatkan psikologis mental dari anak-anak yang notabene dia generasi penerus bangsa," ucapnya.
Dengan beban-beban tambahan di luar prosedur diklat, lanjut Faried, Capaska termasuk Aurel terbebani hingga membuat lemah mental dan fisik.
"Hal-hal yang di luar sistem yang dilakukan itulah yang mungkin menyebabkan semakin drop kondisi fisik anak kami, dan kami berharap ke depan ada juga tenaga medis yang sebelum pelaksanaan kegiatan sudah harus dicek dulu secara medis, yang harusnya secara SOP, itu juga dipersiapkan oleh panitia dari Pemkot Tangsel," katanya.
Aurel meninggal dunia secara mendadak di rumahnya. Keluarga menemukan sejumlah bekas luka di tubuh korban. Diduga, korban mengalami kekerasan semasa diklat Capaska.
Baca juga:
Ayah Aurel: Dia hanya Pengibar Bendera, Bukan Anggota TNI atau Polri
Selama Pelatihan Paskibraka, Aurel Disuruh Push Up Kepal dan Dicubit
Keluarga Paskibraka Aurel Ikhlas dan Tidak Berniat Menempuh Jalur Hukum
Ayah Paskibraka Aurel Temukan Bekas Luka di Kepalan Tangan Anaknya
Ayah Aurel Berharap Tak Ada Lagi Capaska Meninggal Dunia
Ayah Dengar Cerita Latihan Paskibraka Aurel di Tangsel Tidak Wajar