Ayah Tiri di Medan Bunuh 2 Anaknya karena Emosi Disebut Pelit
Kasus pembunuhan dua bocah kakak adik, IF (10) dan RA (5) di Medan akhirnya terungkap. Tersangka merupakan ayah tiri mereka, R (30), tega menghabisi kedua korban karena emosi disebut pelit.
Kasus pembunuhan dua bocah kakak adik, IF (10) dan RA (5) di Medan akhirnya terungkap. Tersangka merupakan ayah tiri mereka, R (30), tega menghabisi kedua korban karena emosi disebut pelit.
Berdasarkan pengakuan R kepada polisi, dia sakit hati karena disebut oleh kedua bocah itu sebagai ayah yang pelit karena tidak mau membelikan es krim.
-
Bagaimana Pemkot Medan menangani pengangguran terbuka? "Untuk penurunan tingkat pengangguran terbuka, Pemkot Medan melakukan intervensi melalui upaya-upaya peningkatan keterampilan dan kesempatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat melalui program-program pengembangan kapasitas daya saing, program-program pelatihan, peningkatan produktivitas dan penempatan tenaga kerja, serta melalui program pemberdayaan masyarakat di masing-masing kecamatan dan kelurahan,"
-
Di mana jeruk Medan biasanya tumbuh? Jeruk ini biasanya tumbuh di daerah dingin seperti di Brastagi, Sumatra Utara.
-
Kenapa Stadion Teladan Medan ambruk? Meski stadion tersebut hanya memiliki kapasitas resmi 30.000 penonton, tingginya antusiasme masyarakat, terutama anak-anak, menyebabkan kepadatan yang luar biasa. Pengunjung datang dari berbagai daerah, secara berombongan.
-
Di mana Stasiun Medan berada? Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan. Saat ini, Stasiun Medan sudah menjadi stasiun utama milik PT KAI Divisi Regional I Sumatera Utara.
-
Dimana pertempuran Medan Area terjadi? Salah satu konfliknya terjadi di sebuah hotel yang berada di Jalan Bali, Kota Medan, Sumatra Utara pada tanggal 13 Oktober 1945.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
"Anak-anak ini menyatakan bahwa bapaknya pelit, dia (korban) akan minta ibunya cari bapak baru. Itu keterangan awal dari tersangka," kata Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko di sela prarekonstruksi kasus pembunuhan itu, Senin (22/6).
Namun itu baru pengakuan awal R. Penyidik masih mendalaminya. "Sementara masih kita dalami motifnya, apakah dia (tersangka) marah karena dikatai pelit dan akan minta ibunya cari bapak baru, atau mungkin ada motif lain," lanjut Riko.
Kedua bocah ternyata dihabisi di rumah kontrakan mereka di Jalan Brigjen Katamso, Gang Abadi, Jumat (20/6) malam. Proses pembunuhan itu dituangkan dalam 17 adegan prarekonstruksi yang digelar hari ini.
Riko memaparkan, kedua bocah sebelumnya diantarkan ibunya ke rumah nenek mereka di Jalan Brigjen Katamso Gang Ksatria, Medan. Perempuan itu kemudian berangkat kerja.
Menjelang malam, kedua bocah itu kembali ke kontrakan. Mereka lalu menonton tv bersama R, ayah tirinya. Sekitar pukul 20.00 WIB, IF dan Ra meminta dibelikan es krim. Tapi R mengaku tidak punya uang.
Berdasarkan keterangan R, kedua bocah itu mengatainya sebagai ayah pelit. Mereka juga bilang akan meminta ibunya mencari ayah yang baru.
R mengaku emosi mendengar perkataan itu. Dia memegang tengkuk kedua bocah dan mengadu kepalanya. Anak-anak itu jatuh. "Kemudian satu-satu dibenturkan lagi ke lantai dan dinding sebanyak 4 kali dan 5 kali," sebut Riko.
Setelah membenturkan kedua korban ke dinding, R melihat keduanya masih bergerak. Dia menginjak dada dan perut korban.
Setelah menginjak kedua bocah tidak berdaya itu, R memastikan keduanya tidak bernapas dan tidak ada denyut nadi. "Kemudian yang bersangkutan membuang jenazah ini di samping sekolah ini lewat lorong sebelah rumahnya," jelas Riko.
Saat kejadian, ibu korban tengah bekerja. Setelah pulang, dia sempat menanyakan keberadaan IF dan RA kepada R, namun suaminya itu tidak menjawab. Minggu (2'/6) pagi sekitar pukul 07.30 WIB tersangka mengirimkan chat melalui Facebook kepada istrinya dan mengakui telah membunuh kedua bocah itu. Dalam obrolan itu, sang istri memintanya untuk menyerahkan diri. "Karena yang bersangkutan tidak punya handphone, dia (tersangka) mengirimkan pesan (Facebook) lewat Warnet," jelas Riko.
Istri tersangka yang juga ibu korban melaporkan kejadian itu kepada polisi. Sekitar 7 jam berselang, R ditangkap di kawasan Deli Tua.
Polisi masih mendalami pengakuan tersangka. Mereka meminta keterangan dari keluarga korban mengenai ada tidaknya tindak kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan tersangka sebelumnya. Selain itu mereka juga menelusuri rekam jejak R. Tersangka sudah menjalani tes urine, namun hasilnya negatif narkotika.
Untuk sementara, R dikenakan Pasal 338 dan Pasal 351 ayat (3) KUHPidana. Dia juga dijerat dengan Pasal 80 ayat (30) UU No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Seperti diberitakan, IF dan RA ditemukan tak bernyawa di dekat sekolah Global Prima (bukan di dalam kompleks sekolah, seperti berita sebelumnya), Jalan Brigjen Katamso Medan, Minggu (21/6). Abang beradik itu diduga dibunuh. Jasad IF ditemukan di sudut luar kompleks sekolah sekitar pukul 09.00 WIB. Posisinya telentang dan bagian wajahnya memar. Dia diduga dibenturkan ke dinding. Sementara jasad RA ditemukan di dalam parit samping kompleks sekolah sekitar pukul 10.00 WIB. Jasadnya telentang dan ditutup dengan tripleks dan karton.
Baca juga:
Polisi Dalami Keterangan Pria yang Diduga Bunuh 2 Anak Tiri di Medan
Polisi Tangkap Ayah Tiri Tewaskan Dua Anak di Sekolah Global Prima
Bocah Abang dan Adik di Medan Dibunuh, Polisi Selidiki Ayah Tiri
Perempuan di Pinrang Tega Membunuh Anak Tiri Pakai Pulpen
Putusan Belum Selesai Disusun, Sidang Vonis Kasus Mayat Dicor di Musala Ditunda
Anggota TNI Tewas Ditusuk Saat Jaga Karantina Mandiri Pekerja Migran di Tambora