Bahaya Pestisida dan Zat Aldicarb saat Masuk ke Dalam Tubuh Manusia
Aldicarb adalah pestisida untuk serangga atau yang biasa disebut insektisida. Atau lazimnya disebut obat nyamuk. Sementara pestisida merupakan pembasmi hama yang memiliki banyak jenis.
Fakta kematian satu keluarga di Bantargebang, Bekasi terkuak. Para korban ternyata dibunuh dengan cara diracun.
Korban tewas diketahui bernama Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz dan M Riswandi, anak Maimunah. Sementara dua korban lainnya masih dalam perawatan bernama Neng Ayu Solihin (5), anak Ai Maimunah dan M. Dede Solihun alias MDS.
-
Dimana pembunuhan sadis itu terjadi? Diberitakan sebelumnya, seorang ibu muda berinisial MSD (24) tewas digorok oleh NKW (24), suaminya sendiri di dalam rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Bagaimana dampak buruk sadfishing bagi pelaku? Pada akhirnya orang lain akan memberikan stigma negatif terhadap kondisi orang yang melakukan sadfishing.
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
-
Kapan kejadian pembunuhan itu terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
Penyelidikan polisi juga mengungkap misteri baru bahwa para korban dibunuh lantaran mengetahui serangkaian pembunuhan dilakukan para pelaku yakni Wowon Erawan alias Aki (60), Solihin alias Duloh (60) dan Dede Solehudin (36), yang diduga berpura-pura menenggak minuman kopi beracun bersama para korban. Polisi menemukan pestisida dan zat aldicarb dari kopi yang tenggak para korban.
Lantas apakah pestisida dan zat aldicarb tersebut?
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra menjelaskan, aldicarb adalah pestisida untuk serangga atau yang biasa disebut insektisida. Atau lazimnya disebut obat nyamuk.
"Aldicarb ini sebenarnya, kalau kita baca ya, ini kan benzena ya. Bahannya dari klorobenzena. Nah, jadi klorobenzena ini juga adalah substan yang biasa dipakai untuk pestisida ya, sama aja. Kalau yang paling lazim ya ini obat nyamuk ya," kata Hermawan saat dikonfirmasi, Jumat (20/1).
Menurut Hermawan, aldicarb dalam dosis tertentu tidak membahayakan. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan keracunan hingga kematian.
"Ini melumpuhkan jaringan saraf yang yang dari mengganggu keseimbangan ion, namanya kalium dan natrium. Jadi dalam tubuh tuh ada ion-ion penyeimbang. Begitu ion penyeimbang itu terganggu, gangguannya itu fatal sampai bisa melumpuhkan jaringan," kata Hermawan.
Hermawan mengatakan, apabila cairan aldicarb tersebut menembus jaringan otak mengakibatkan lumpuh hingga meninggal dunia. Selain it, menurut Hermawan, aldicarb juga dapat mengganggu pernafasan dan menyebabkan seseorang meninggal dunia jika masuk ke dalam paru-paru dan jantung.
"Tapi kalau tidak masuk di situ, biasanya perlahan merusak ginjal, jaringan-jaringan tungkai, dan seterusnya. Bisa kecacatan besar," tambah Hermawan.
Oleh karena itu, jika aldicarb dikonsumsi secara sengaja dengan dosis yang berlebihan, zat ini bisa menyebabkan kematian. "Tetapi kalau dia dikonsumsi secara langsung, maka saluran cerna, termasuk pernafasan dan jantung ya bisa henti. Jadi bisa juga langsung keracunan kalau kadarnya emang disengaja begitu," ujar Hermawan.
Pembasmi Hama
Adapun kata Hermawan, pestisida merupakan pembasmi hama yang memiliki banyak jenis. Setiap pestisida memiliki susunan atau tingkatan yang berbeda tergantung golongannya.
"Ada pestisida itu yang hanya bisa menyebabkan iritasi pada manusia. Jadi biasanya ini pestisida-pestisida yang untuk membasmi jamur dan lainnya. Tetapi ada beberapa senyawa kimia pestisida itu yang cukup berbahaya sekali," kata Hermawan.
Hermawan menjelaskan, jika pestisida mengganggu keseimbangan ion di dalam jaringan saraf, hal yang akan terjadi adalah kehilangan kesadaran, ingatan, sampai yang paling ekstrim adalah kelumpuhan. Kelumpuhan ini, kata Hermawan, dapat membuat seseorang kehilangan nyawa.
"Prinsip kerjanya, ya secara umum, bahwa pestisida itu adalah zat atau senyawa yang digunakan untuk membasmi hama. Nah dalam kadar tertentu, tidak sampai membunuh manusia kalau sifatnya pasif. Tetapi kalau dikonsumsi secara berlebihan oleh manusia, ya bisa juga menyebabkan kelumpuhan dan kematian seketika," ujar Hermawan.
Dengan dampak yang bahaya ini, Hermawan menyayangkan pestisida dapat diperoleh secara mudah. "Sayangnya, pestisida ini gampang diperoleh ya. Lebih mudah diperoleh karena fungsinya untuk pertanian ya, pembasmi hama dan seterusnya sehingga kalau disalahgunakan itu bisa cukup fatal," kata Hermawan.
Serupa dengan Hermawan, Pengurus PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan PP Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Iqbal Mochtar juga menjelaskan, aldicacarb merupakan pestisida yang mengandung cholinesterasi inhibitor. Zat ini bisa menyebabkan sakit kepala hingga kelumpuhan.
"Bila masuk tubuh, kerjanya sangat cepat. Saat masuk tubuh, menyebabkan sakit kepala, tremor, lemas, dan bila dosisnya tinggi menyebabkan kelumpuhan atau paralisis sistem pernapasan dan menyebabkan orang meninggal. Zat ini biasa digunakan untuk meracuni anjing," kata Iqbal saat dikonfirmasi, Jumat (20/1).
Iqbal melanjutkan, pestisida memiliki banyak jenis. Setiap jenis memiliki efek yang berbeda.
Namun secara umum menurut Iqbal, keracunan pestisida akut dapat masuk ke dalam darah dan menyebar ke seluruh organ tubuh manusia. Hal menyebabkan gangguan paru-paru, saraf, ginjal, hati dan sebagainya.
"Semakin tinggi kadar keracunannya, semakin besar efek yang ditimbulkannya. Efek sinergis bisa terjadi secara cepat bila dosis yang masuk besar dan tidak cepat ditangani," kata Iqbal.
(mdk/gil)