Balita asal Depok Tewas Dibanting Pacar Ibu, Keluarga Duga Korban Pernah Dianiaya
Pihak keluarga angkat bicara terkait kematian G (2 tahun 9 bulan) yang diduga tewas dibanting pacar ibunya di kawasan Jakarta Selatan. Balita asal Depok itu disebut kurang kasih sayang dan diduga pernah dianiaya sebelumnya.
Pihak keluarga angkat bicara terkait kematian G (2 tahun 9 bulan) yang diduga tewas dibanting pacar ibunya di kawasan Jakarta Selatan. Balita asal Depok itu disebut kurang kasih sayang dan diduga pernah dianiaya sebelumnya.
G disebutkan ternyata baru empat bulan diasuh oleh ibu kandungnya, S. Sejak dilahirkan, dia diasuh kerabat perempuan itu.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa saja tipe gangguan kecemasan pada anak? Mengutip situs Anxiety and Depression Association of America, terdapat beberapa tipe gangguan kecemasan pada anak, antara lain: Gangguan Kecemasan Umum Tipe gangguan kecemasan pada anak yang pertama disebut kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD). Ketika gangguan kecemasan pada anak ini terjadi, ia akan merasakan kekhawatiran secara berlebih pada semua hal. Gangguan kecemasan pada anak tipe ini akan membuat pribadi anak menjadi terlalu perfeksionis terhadap berbagai hal. Jika terus berlanjut hingga lebih dari 6 bulan, gangguan kecemasan pada anak akan membuatnya memaksakan diri mencapai semua hal dengan sempurna dan merasa ketakutan atas kesalahan sekecil apapun. Gangguan Kepanikan Tipe gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah gangguan kepanikan atau panic disorder.Pada umumnya, dokter atau psikiater akan melakukan pemeriksaan tipe gangguan kecemasan pada anak apabila ia sudah mengalami minimal dua kali serangan panik secara tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas.(Foto : istockphoto.com) Kecemasan saat Berpisah Gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah Separation Anxiety Disorder (SAD). Kondisi kecemasan ini biasanya dimulai ketika anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Diperlukan penanganan yang lebih serius jika terus mengalami gangguan kecemasan pada anak karena hal ini dapat menghambat potensi anak untuk berkembang dan hidup mandiri dengan dirinya sendiri. Kecemasan Sosial Tipe gangguan kecemasan pada anak yang keempat disebut kecemasan sosial atau social anxiety atau fobia sosial. Kondisi ini mengakibatkan anak akan merasa ketakutan ketika diminta berinteraksi dengan dunia sosial. (Foto : istockphoto.com) Selective Mutism Ketika anak secara tiba-tiba menjadi diam membisu apabila ia merasa ketakutan dan panik, ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan pada anak tipe Selective Mutism. Anak yang mengalami gangguan kecemasan ini akan diam, tidak bergerak, tidak berekspresi, menghindari kontak mata, dan menundukkan kepalanya ketika menghadapi situasi yang menegangkan baginya. Fobia Fobia merupakan kondisi ketakutan secara berlebihan terhadap suatu hal. Gangguan kecemasan pada anak yang satu ini dapat menyerang anak apabila ia dihadapkan pada suatu hal yang membuatnya gelisah, menangis, tantrum, rewel, sakit kepala, atau bahkan sakit perut.(Foto : istockphoto.com) Obsessive-compulsive Disorder (OCD) OCD juga termasuk ke dalam tipe gangguan kecemasan pada anak. Kondisi ini biasanya lebih banyak dialami oleh anak pada usia 8 hingga 12 tahun. Anak yang mengalami gangguan kecemasan satu ini akan terobsesi pada suatu hal yang tidak wajar, terutama pada keteraturan dan pengulangan.(Foto : istockphoto.com) Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) Tipe gangguan kecemasan pada anak yang terakhir adalah Post-traumatic Stress Disorder atau biasa disebut dengan trauma. Merasa takut atau sedih akan sesuatu hal yang emosional memanglah wajar. Namun, sejumlah anak mungkin akan mengalami trauma jika situasi tersebut sangat mengerikan atau mencekam. Gangguan kecemasan pada anak ini akan mengubah karakter anak secara keseluruhan dan sangat diperlukan penanganan secara khusus agar mental anak membaik.
-
Apa saja ciri kepribadian anak? Lima Ciri Kepribadian pada Anak Seperti temperamen, ciri kepribadian telah dijelaskan dengan berbagai cara oleh peneliti yang berbeda. Salah satu teori kepribadian yang terkemuka memusatkan perhatian pada lima ciri kepribadian utama berupa: Keteraturan (Conscientiousness) Seseorang yang cenderung tepat waktu, bertanggung jawab, dan bekerja menuju tujuan jangka panjang dengan sedikit pengawasan. Kebajikan (Agreeableness) Seseorang yang menyenangkan, bersosialisasi positif, membantu orang lain, dan berkolaborasi baik dalam situasi kelompok. Keterbukaan terhadap Pengalaman (Openness to Experience) Orang yang kreatif, fleksibel, penasaran, dan berani. Neurotisme (Neuroticism) Seseorang yang cenderung mengalami kondisi emosional negatif secara teratur. Ekstroversi (Extroversion) Seseorang yang mendapatkan energi dari interaksi sosial.
-
Kenapa bayi sering cegukan? Cegukan pada bayi umumnya merupakan fenomena alami dan tidak perlu menjadi sumber kekhawatiran yang berlebihan bagi orangtua.
-
Kenapa anak perlu dilindungi dari kekerasan? Belakangan ini marak kasus kekerasan yang dilakukan pengasuh pada anak-anak.
-
Apa saja contoh perilaku anak yang manja? Dilansir dari Learning-Mind, berikut adalah 10 tanda bahwa buah hati Anda mungkin tumbuh menjadi anak yang manja dan perlu diwaspadai: Sering Tantrum Tidak Bisa Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga Selalu Mendapatkan Apa yang Diinginkan Takut Kalah Ada Reaksi Negatif dari Teman Sebaya Mengeluarkan Ancaman Kosong Nada Bicara Sombong Harapan Orangtua yang Tidak Konsisten Terlalu Melindungi dari Emosi Negatif Tidak Mengerti Nilai Uang
Namun karena satu dan lain hal, S mengambil anaknya. Namun karena dia bekerja, G dititipkan kepada pacarnya pada Sabtu (3/12). "Awal G sampai hilang nyawa, saya dengarnya, si G ini dititipkan ke pacar ibunya. Dititipkan, terus diajak mainlah sama pacar ibunya di Taman Kalibata diajakin main tuh," kata Richard, kakak S, Selasa (6/12).
Kronologi Kejadian
Sepengetahuan Richard, G kemudian dibawa ke apartemen oleh pacar ibunya. Di sana, balita itu buang air besar dan kotorannya berceceran di lantai hingga kasur. Hal itu membuat pelaku kesal hingga membanting balita itu hingga kehilangan nyawa.
"Mengenai meninggalnya jam berapa itu dari dokter sekitar jam 2, kalau diagnosa dokter ya. Tapi dibawa ke rumah sakit jam 4 lewat sedikit. Sedangkan G bertemu ibunya pukul 5. Yang bawa jam 4 itu si pacar ibunya, dia nunggu, lalu ketemulah baru jam 5 itu," ujarnya.
Kepada S, pelaku menyebut G terbentur saat main lari-larian. Dia juga menyebut balita itu tersedak. "Iya yang saya dengar alibinya ini si pacarnya ke ibunya si G dibilangnya lagi main terbentur lari-larian. Terus versi keduanya dia bilang lagi makan kesedak. Itu dia perihal perkataan itu dari si Noni (ibunya G)," ceritanya.
Keluarga Akan Laporkan Ibu Korban
Menurut Richard, S kemungkinan akan membuat laporan atas kematian anaknya. Namun di sisi lain, pihak keluarga juga akan membuat laporan terhadap perempuan itu karena diduga melakukan penelantaran anak.
"Kalau ibunya G mau membuat laporan, bisa jadi. Yang saya lihat kayanya iya mau melaporkan untuk menghindari dari kesalahannya. Tapi dari pihak kakaknya, tante, omnya, kita mau membuat laporan untuk mamanya G karena keteledoran orang tua menitipkan ke orang lain, lebih percaya kepada orang lain dibanding keluarga sendiri," tegasnya.
Selama ini, kata Richard, keponakannya itu memang kurang perhatian orang tua. Namun, sejak bayi hingga empat bulan lalu, tidak ditemukan luka di tubuh balita itu.
Keluarga juga menduga bocah itu dianiaya selama dirawat ibunya. Pada Oktober lalu, diketahui ada sejumlah luka lebam di tubuh G, antara lain di paha, pinggang, mulut bernanah, dan jari kuku yang copot. Hal itu diketahui ketika balita itu diperiksa di posyandu.
"Oh saya ada (bukti), saya dikirim oleh warga sekitar Jalan Jambu, kebetulan itu dari kepengurusan Posyandu, luka lebam itu banyak sampai kuku itu terlepas dari jari telunjuk. Ketahuan ada luka ketika petugas Posyandu mau mengecek dan dipegang lengan G dan langsung teriak kesakitan. Akhirnya petugas penasaran dengan badannya G karena G ini sudah dalam pantauan. Dibuka baju dan celananya tiba-tiba ternyata banyak luka lebam di pinggang, mulut dan kuku yang hampir copot sama di paha dan betis juga ada," ujarnya.
Dia juga yakin S mengetahui anaknya luka-luka namun sengaja menutupi. Bahkan, adiknya itu juga diduga melakukan kekerasan terhadap G semasa hidup. "Gini indikasinya, dia (Setfani) ditanya sama warrga sekitar kan dia sebagai orang tua dari G, namanya ibu mandiin dong anaknya setiap hari ya, harusnya tahu dong anaknya banyak luka lebam. Tapi ditanya dia ngga tahu anaknya punya luka lebam. Nalar ngga omongannya?" ucapnya.
Selama ini, Richard mengaku jarang berkomunikasi dengan adiknya. Mereka juga jarang bertemu. Namun dia menuding S sebagai orang tua yang kurang memperhatikan anak. "Saya sebagai kakak tahu semua, om, tantenya saudara lainnya, Noni (ibu G) itu tipikal ibu yang cuek sama anak," ungkapnya.
Dia juga menceritakan bahwa adiknya terkadang temperamen. "Terkadang ada (temperamen),” pungkasnya.
(mdk/yan)