Banjir di Soppeng Sulsel, Satu Warga Meninggal Dunia
Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Cabue, Sungai Belo, dan Sungai Leworeng usai hujan dengan intensitas tinggi ini menggenangi beberapa wilayah. Yakni, Kecamatan Lalabata, Ganra, Donri-Donri, Lilirilau, Citta, Marioriawa, dan Liliriaja.
Satu warga meninggal dunia akibat banjir di Kabupaten Soppeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Banjir terjadi pada Senin (6/12), pukul 10.30 WITA. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Soppeng mencatat sebanyak 5.786 KK terdampak banjir, dua rumah rusak berat, dan satu rusak ringan.
"Satu warga meninggal dunia dan satu warga dinyatakan hilang," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Rabu (8/12).
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Siapa yang terdampak banjir di Jalan Braga, Bandung? Mengutip Liputan6, sebanyak 600 rumah warga di Jalan Braga, Gang Apandi RW 08, RW 04, RW 03, RW 07, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, terkena dampaknya.
-
Bagaimana banjir terjadi di Kota Padang? Hujan tidak berhenti dari Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari. Saat ini air di dalam rumah sudah setinggi 7 centimeter,” tuturnya.
Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Cabue, Sungai Belo, dan Sungai Leworeng usai hujan dengan intensitas tinggi ini menggenangi beberapa wilayah. Yakni, Kecamatan Lalabata, Ganra, Donri-Donri, Lilirilau, Citta, Marioriawa, dan Liliriaja.
Hasil pemantauan BPBD Kabupaten Soppeng, kondisi terkini banjir berangsur surut. Namun, di Kecamatan Lilirilai dan Marioriawa masih terendam banjir dengan ketinggian 100 sentimeter. Kondisi ini membuat lokasi tersebut hanya bisa dilalui kendaraan roda empat.
BPBD Kabupaten Soppeng bersama tim gabungan berkoordinasi dengan unit terkait untuk segera terjun ke lapangan guna melakukan pendataan dan melakukan evakuasi warga terdampak. Penanganan darurat juga segera dilakukan dengan mendirikan posko kesehatan dan dapur umum.
Selain Soppeng, banjir juga melanda Kota Makassar. Sebanyak 1.603 rumah warga terendam dan 6.412 jiwa terdampak.
Banjir ini terjadi setelah hujan deras turun di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang dan Tallo pada Selasa (7/12) pukul 13.00 WITA. BPBD Kota Makassar mencatat warga terdampak tinggal di Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Panakukang, Kecamatan Manggala, Kecamatan Tamalate, dan Kecamatan Rappocini.
Ketinggian Air
Saat ini, wilayah tersebut masih tergenang banjir dengan ketinggian muka air berkisar antara 30 hingga 100 sentimeter. Pembentukan posko kesehatan dan dapur umum juga telah digagas Dinsos, Dinkes dan PMI untuk mempercepat proses penanganan darurat.
Merujuk peringatan dini yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sampai Kamis (9/12), wilayah Sulawesi Selatan berpotensi banjir dan waspada hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang.
Karena itu, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya hidrometeorologi.
(mdk/ray)