Banjir Melanda Cilacap, 14.417 Warga Terdampak
Sementara itu, dampak kerugian material tercatat ada 49 unit rumah ibadah rusak, 20 unit fasilitas pendidikan terendam, dan 565 hektar lahan pertanian juga ikut terdampak banjir.
Sebanyak 108 KK atau 424 jiwa mengungsi di fasilitas pendidikan akibat banjir di Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah. Peristiwa itu terjadi setelah hujan lebat mengguyur Cilacap sejak Selasa (15/3), pukul 08.00 WIB.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mencatat wilayah terdampak banjir mencakup lima desa di tiga kecamatan. Wilayah terdampak tersebut meliputi Desa Mujur Lor, Desa Gentasari di Kecamatan Kroya.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
-
Kapan wilayah di Denpasar dan Badung dilanda banjir? Sejumlah wilayah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, dilanda banjir akibat hujan deras atau cuaca ekstrem, pada Kamis (4/4).
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana Lontong Banjur dijual? Jika tertarik lontong banjur ini bisa diburu di Jalan Cibadak Nomor 8, Karanganyar, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
-
Dimana saja lokasi rawan banjir di Kabupaten Banyumas? Wilayah rawan longsor di Kabupaten Banyumas, antara lain Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Gumelar, Pekuncen, Lumbir, Banyumas, Ajibarang, dan Kedungbanteng. Sementara wilayah rawan banjir di antaranya Tambak, Sumpiuh, Kemranjen, Lumbir, dan Wangon,"
Selanjutnya Desa Karangjati di Kecamatan Sampang dan Desa Klumprit, serta Desa Karangsembung di Kecamatan Nusawungu.
“BPBD Kabupaten Cilacap mencatat ada kurang lebih 4.088 KK atau 14.417 jiwa yang terdampak banjir. Sedangkan rumah yang terendam sebanyak 24 unit dengan tinggi muka air antara 5 hingga 150 centimeter,” jelas Abdul melalui keterangan tertulis, Senin (21/3).
Sementara itu, dampak kerugian material tercatat ada 49 unit rumah ibadah rusak, 20 unit fasilitas pendidikan terendam, dan 565 hektar lahan pertanian juga ikut terdampak banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, bersama tim gabungan dari lintas instansi terkait telah melakukan kaji cepat, mendirikan dapur umum, dan melakukan evakuasi dan pertolongan warga jika air mengalami kenaikan.
Selain itu, BPBD juga telah mendistribusikan kurang lebih 3.700 nasi bungkus kepada warga di pengungsian maupun yang terdampak dirumah.
“Belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa, dan total kerugian masih dalam proses pendataan lebih lanjut,” ucap Abdul.
Menurut monitoring prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah masih berpeluang hujan ringan hingga hingga Selasa (22/3).
Sebagai antisipasi adanya banjir susulan yang dapat dipicu oleh faktor cuaca ekstrem, Abdul mengimbau pemerintah daerah dan juga masyarakat melakukan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap bahaya hidrometeorologi basah. Selalu pantau peningkatan debit sungai dan saluran air lain jika terjadi hujan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam.
Langkah mitigasi lainnya yang dapat dilakukan di antaranya mengetahui risiko bencana yang ada di lokasi tempat tinggal, pahami rute evakuasi atau daerah yang lebih tinggi. Selanjutnya, pahami potensi bahaya sekitar dan informasi peringatan dini cuaca yang bersumber dari laman resmi seperti InaRISK dan InfoBMKG.
Banir Gorontalo
Kabupaten Gorontalo dan Bone Bolango, Provinsi Gorontalo terdampak banjir sejak Sabtu (19/3) malam. Total warga terdampak mencapai 3.409 jiwa.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo masih terus melakukan pendataan korban terdampak terkini di dua wilayah tersebut.
Berdasarkan laporan sementara BPBD Kabupaten Gorontalo, sebanyak 708 KK atau 2.193 jiwa terdampak. Total populasi terdampak tersebar pada sejumlah desa di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Limboto, Limboto Barat, Tibawa dan Pulubala.
Abdul mencatat, ada 11 desa dan kelurahan terdampak yaitu Kelurahan Hunggaluwa dan Kayubulan (Kecamatan Limboto), Desa Haya Haya, Yosonegoro dan Daenaa (Limboto Barat), Desa Molowahu, Tolotio, Datahu, Isimu Selatan dan Dunggala (Tibawa) serta Desa Bakti (Pulubala).
“Data sementara pada Minggu (20/3), rumah terdampak mencapai 546 unit,” jelasnya melalui keterangan tertulis, Senin (21/3).
Banjir terjadi setelah hujan lebat mengguyur Gorontalo pada pukul 23.34 waktu setempat atau Wita. Akibatnya, debit air Sungai Moloupo, Sungai Biyonga, Sungai Alo Pohu dan Sungai Molowahu meluap. Saat banjir terjadi, tinggi muka air berkisar 50 hingga 100 cm.
BPBD bersama berbagai unsur, seperti TNI, Polri, relawan dan aparat desa membantu warga melakukan evakuasi maupun kaji cepat di wilayah terdampak.
Banjir Bone Bolango
Sementara itu, warga terdampak banjir di wilayah Bone Bolango tercatat sebanyak 379 KK atau 1.216 jiwa per Minggu (20/3), pukul 18.30 WIB. Mereka tersebar di enam desa di Kecamatan Bulango Utara, di antaranya Desa Tupa, Kopi, Tuloa, Bandungan, Timbuolo Tengah dan Tahan Putih.
BPBD Kabupaten Bone Bolango bersama dengan unsur terkait melakukan upaya penanganan darurat. Personel bersiaga untuk melakukan evakuasi warga.
Saat ini, BPBD masih mendata mereka yang berada di tempat evakuasi sementara. Sedangkan bantuan makanan siap saji telah didistribusikan sebanyak 1.500 paket kepada warga terdampak.
Personel yang berada di wilayah terdampak berasal dari BPBD, Dinas Sosial Bone Bolango, Tagana, TNI, Polri, Basarnas, RAPI dan Orari.
Banjir di kabupaten ini terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi turun di bagian hulu Sungai Bulango pada Sabtu (19/3), pukul 20.02 waktu setempat atau Wita.
Menyikapi banjir di dua kabupaten ini, BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi banjir susulan atau dampak yang lebih buruk.
“Pastikan saat evakuasi mandiri dilakukan secara aman serta menerapkan protokol kesehatan ketika berada di pos pengungsian. Kemudian, persiapkan barang-barang sesuai kebutuhan keluarga yang akan dibutuhkan saat berada di pengungsian, seperti obat, makanan ringan, air mineral atau pun senter,” ujar Abdul.
Prakiraan cuaca hari ini, wilayah-wilayah terdampak di dua kabupaten tersebut masih berpeluang hujan ringan hingga hujan petir. Warga dapat mengakses informasi prakiraan cuaca atau pun potensi risiko dan bahaya pada laman resmi pemerintah, seperti inaRISK dan infoBMKG.
(mdk/ded)