Banjir setinggi 4 meter rendam ratusan rumah di Kampung Pulo
Ratusan warga mengungsi di sejumlah titik.
Banjir kembali merendam ratusan rumah di Kampung Pulo, Jakarta Timur. Saat ini posisi ketinggian air mencapai empat meter di bantaran kali ciliwung. Sejumlah warga mulai dievakuasi ke posko pengungsian, sementara itu air dari luapan Kali Ciliwung telah meluber ke Jalan Jatinegara Barat yang membuat arus lalu lintas tersendat.
"Mulai terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Telah mencapai ketinggian sekitar empat meter pada pukul 08.00 WIB. Ini masih ada tanda-tanda air akan terus naik. Ketinggian air bisa mencapai sekitar lima atau enam meter," kata Lurah Kampung Melayu Bambang Pangestu saat dihubungi wartawan, Kamis (19/11).
Bambang menyatakan, banjir disebabkan meningkatnya volume air di Pintu Air Katulampa, Bogor dan Pintu Air Depok pada Rabu (18/11), atau setelah hujan deras mengguyur kawasan Bogor dan sekitarnya. Jika air laut di utara Jakarta tidak pasang, dan kawasan Jabodetabek tidak kembali diguyur hujan, banjir diperkirakan akan mulai surut pada malam hari.
"Itu baru akan surut. Tapi, jika air kembali meninggi, tim penanganan banjir dari BPBD, Sudinkes, Sudinsos, PMI, Satpol PP dan lainnya telah siap," katanya.
Adapun posko pengungsian yang disiapkan untuk mengevakuasi warga adalah Rumah Sakit Hermina terdapat 76 pengungsi, di Kantor Sudinkes 230 jiwa, Masjid At-tawabbin 39 jiwa. Sementara itu, sebanyak 57 jiwa mengungsi di Musala Al-Alawabin dan di Pos RW 03 terdapat 30 jiwa yang mengungsi.
"Ada 2300 sampai 2500 bangunan di kawasan Kampung Pulo. Ribuan rumah itu dihuni oleh sekitar 5.152 keluarga atau sekitar 16.366 jiwa. Sebagian ada yang mengungsi sebagian ada yang bertahan di rumahnya," tutup Bambang.
Baca juga:
Jatinegara kebanjiran, lalu lintas menuju Matraman macet parah
Beda dengan zaman SBY, Ahok kini bisa BBM-an dengan menteri
Banjir setinggi 3 meter, warga mengungsi di flyover Kalibata
Banjir 3 meter rendam rumah warga di Rawajati, Pancoran
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.